Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Pohon Cinta Pulau Kemaro: Kisah Tragis Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah
10 Februari 2025 21:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Pohon Cinta di Pulau Kemaro/Anyelir.](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkr468xb9gvfh6k63ypx4n98.jpg)
ADVERTISEMENT
Pohon Cinta adalah salah satu destinasi wisata yang berada di Pulau Kemaro. Terletak di tengah Sungai Musi , sekitar 6 km dari Jembatan Ampera.
ADVERTISEMENT
Hal unik dari pohon ini ialah bahwa pohon tersebut tidak bisa mati walaupun tidak mendapatkan perawatan khusus. Diketahui, Pohon Cinta ialah Pohon Beringin tua yang diperkirakan sudah ratusan tahun.
Pohon Cinta tumbuh di tengah Pulau Kemaro, ia disebut sebagai simbol dari cinta sejati yang abadi. banyak yang percaya bahwa ketika pasangan mengukir namanya di Pohon Cinta maka hubungan mereka akan langgeng dan harmonis.
Berbicara tentang Pohon Cinta, tentu tidak bisa terlepas dari legenda kisah cinta dari saudagar Tiongkok bernama Tan Bun An dengan seorang putri dari Palembang bernama Siti Fatimah.
Dahulu kala, Tan Bun An ialah seorang pedagang yang datang dari Tiongkok. Ia datang untuk berdagang. Ketika tiba di Palembang, ia bertemu dengan Siti Fatimah yang merupakan putri dari seorang raja Palembang. Keduanya saling jatuh cinta dan mendapat restu dari kedua orang tua Siti Fatimah.
ADVERTISEMENT
Namun, kisah cinta mereka terhalang oleh syarat yang diberikan kedua orang tua Siti Fatimah. Tan Bun An harus memberi Siti Fatimah mas kawin berupa emas.
Tan Bun An akhirnya kembali ke Tiongkok untuk mengambil emas yang diminta. Setelah mendapatkan emas yang diminta, Tan Bun An menyembunyikan emas tersebut di dalam kotak sayur untuk menghindari para perampok.
Pada saat ia tiba di Palembang, salah satu pengawal kerajaan tidak tahu bahwa kotak sayur tersebut berisikan emas yang di bawa oleh Tan Bun An. Kotak tersebut terbuang ke sungai karena pengawal mengira bahwa kotak sayur tersebut berisi sayur-sayuran yang telah basi.
Mendengar hal tersebut, Tan Bun An terjun ke Sungai Musi untuk mencari kotak sayur berisikan emas yang ia bawa. Sayangnya, ia tidak muncul lagi ke permukaan. Siti Fatimah melihat kejadian tersebut dan merasa sedih. Akhirnya, ia ikut terjun ke sungai dan memilih bertemu kekasihnya yang telah wafat. Seiring berjalannya waktu, tempat mereka tenggelam menjadi gundukan daratan yang sekarang disebut sebagai Pulau Kemaro.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Pohon Cinta dibuka untuk umum, namun ketika perayaan besar seperti Imlek dan Cap Go Meh, warga di sekitar sana yang berkunjung dilarang untuk memasuki kawasan Pohon Cinta. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi vandalisme yang dilakukan wisatawan saat berkunjung.