Konten Media Partner

Polda Sumsel Bongkar Penimbunan BBM Menggunakan Barcode MyPertamina

13 Juli 2023 20:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wadirkrimsus Polda Sumsel, AKBP Putu Yudha Prawira, saat menunjukka barang bukti dari pelaku sindikat penimbunan BBM subsidi menggunakan MyPertamina, Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wadirkrimsus Polda Sumsel, AKBP Putu Yudha Prawira, saat menunjukka barang bukti dari pelaku sindikat penimbunan BBM subsidi menggunakan MyPertamina, Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Selatan (Sumsel) kembali membongkar sindikat penimbunan BBM solar bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina.
ADVERTISEMENT
Wadirkrimsus Polda Sumsel, AKBP Putu Yudha Prawira menyebutkan para pelaku memiliki banyak barcode MyPertamina yang memudahkan untuk mengisi BBM bersubsidi berulang kali dari batas maksimal yang diberikan untuk pengguna Solar.
"Berdasarkan hasil penyelidikan yang kami lakukan, modus pelaku membeli BBM solar subsidi menggunakan banyak barcode My Pertamina. Bisa mengisi berulang ulang," kata dia, Kamis (13/7/2023).
Selain itu, pelaku mengisi BBM subsidi ke kendaraan di tangki pengisian BBM yang telah dimodifikasi. Tangki itu modifikasi dengan tandon berukuran hingga 1.000 liter.
"Dalam satu hari, para pelaku bisa membeli hingga 3.000 liter atau 3 ton BBM subsidi," jelas dia.
Yudha menuturkan sebelum penangkap, pihaknya melakukan penyelidikan dan terungkap ada dugaan penimbunan BBM di SPBU di Jalan Lintas Timur Desa Anyar Kecamatan, Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
ADVERTISEMENT
Dari pengembangan, polisi berhasil mengamankan tersangka HW (42) sebagai pemilik mobil. Selanjutnya, petugas operator yang memuluskan aksi penimbunan ikut ditangkap, yakni tersangka AR (24).
"HW ditangkap saat mengisi solar sebanyak 700 liter," jelas dia.
HW mengaku sudah tiga bulan beroperasi menimbun BBM subsidi. Dalam satu hari, ia mengaku bisa mengisi hingga 3.000 liter BBM. Solar tersebut lantas kembali dijual dengan keuntungan Rp400 per liter.
"Sedangkan operator di upah Rp150.000 per liter. Operator ini masih terus kami dalami lagi," kata dia.