Konten Media Partner

Program MBG di PALI Disetop Sementara Usai Ratusan Siswa Keracunan

6 Mei 2025 11:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji saat meninjau siswa yang diduga mengalami keracunan makanan MBG. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji saat meninjau siswa yang diduga mengalami keracunan makanan MBG. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Ratusan siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengalami dugaan keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan pada Senin (5/5/2025). Menanggapi kejadian ini, pihak penyedia MBG di PALI memutuskan untuk menghentikan sementara pembagian makanan guna evaluasi.
ADVERTISEMENT
Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, menyampaikan penghentian sementara dilakukan oleh pihak katering yang bertanggung jawab atas penyediaan menu MBG.
"Untuk sementara dari pihak katering menyetop terlebih dahulu pembagian MBG," kata Iwan pada Selasa (6/5/2025).
Menurut Iwan, evaluasi terhadap proses penyediaan makanan menjadi langkah penting, mengingat program MBG telah berjalan selama tiga bulan. Ia berharap evaluasi ini dapat memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Mudah-mudahan setelah selesai evaluasi, MBG bisa kembali dibagikan," ujarnya.
Iwan juga mengakui adanya indikasi keracunan, meskipun hasil laboratorium resmi untuk memastikan penyebab kejadian tersebut belum keluar. "Indikasi keracunan memang ada, tapi kami masih menunggu hasil laboratorium," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Sumsel, Dedi Irawan, menyebutkan bahwa siswa yang diduga keracunan menunjukkan gejala seperti mual dan pusing setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Dari 121 siswa yang dirawat, sekitar 50 siswa telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan di RSUD Talang Ubi PALI.
ADVERTISEMENT
"Setelah menyantap MBG, mereka mengalami gejala pusing dan mual, kemudian langsung dibawa ke rumah sakit. Dari total 121 siswa, 50 di antaranya sudah diperbolehkan pulang," jelas Dedi.