news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rumah Makan di Muba Gunakan Pelepah Pinang Pengganti Styrofoam

Konten Media Partner
12 Juni 2021 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggunaan kemasan pelepah pinang oleh rumah makan di Muba, Sumsel. (Foto. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan kemasan pelepah pinang oleh rumah makan di Muba, Sumsel. (Foto. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sejumlah rumah makan di Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel), kini sudah mulai menggunakan kemasan makanan yang ramah lingkungan yakni pelepah pinang. Salah satunya rumah makan Skyseafoodlover yang merupakan gerai makanan laut dan aneka pindang yang berada di Kota Sekayu.
ADVERTISEMENT
Owner RM Skyseafoodlover, Ratna, mengatakan penggunaan pelah pinang ini karena harganya terjangkau dan lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan plastik atau styrofoam. “Tentunya dari sisi biaya juga bisa ditekan, karena harganya juga relatif lebih murah,” katanya, Sabtu (12/6).
Ratna bilang, pihaknya sangat mendukung upaya Pemkab Muba terkait penggunaan kemasan berbahan ramah lingkungan. “Tentunya semua ingin sehat, sehingga menggunakan bahan yang ramah lingkungan tentunya lebih aman,” kata Ratna.
Hasil olahan pelepah pinang ini sebelumnya di inisiasi Warga Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, yang mana telah mengolah bahan limbah ramah lingkungan berupa pelepah pinang menjadi piring dan kotak makanan.
Ketua Kelompok Koperasi Mendis Maju Bersama Supriyanto di Sekayu, Ibu Kota Kabupaten Musi Banyuasin menjelaskan pelepah pinang ini dapat dijadikan pengganti wadah plastik penyimpan makanan yang kurang ramah lingkungan seperti styrofoam.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya pelepah pinang ini dibuang begitu saja, walaupun digunakan hanya dijadikan penutup tempayan saja, tapi kini muncul kreasi baru dari warga,” katanya.
Penggunaan kemasan pelepah pinang oleh rumah makan di Muba, Sumsel. (Foto. Istimewa)
Warga yang bermukim di kawasan hidrologis gambut Sungai Merang ini kini telah menjual hasil kerajinan tangan tersebut kepada para wisatawan. Bahkan belum lama ini, kata Supriyanto, mereka mendapatkan pesanan sebanyak 2.500 kotak nasi dari restoran di Jakarta.
Teknologi yang diterapkan untuk pembuatan produk ini relatif sederhana karena hanya menggunakan alat mesin press. “Awalnya pelepah pinak dicuci, kemudian dicetak menggunakan mesin press lalu dikeringkan menggunakan pemanas elektrik maupun secara manual di bawah terik matahari,” kata dia.
Selanjutnya dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Kemudian pelepah ditaruh ditempat penyimpanan bahan baku atau bisa langsung di cetak. "Sebelum cetak, pelepah harus dibasahi agar lebih lentur dan tidak gampang sobek, dan uniknya tidak perlu diplitur karena bisa mengkilap secara alami," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pemkab Muba berharap agar masyarakat kini mulai menyadari tentang penggunaan kemasan makanan yang ramah lingkungan. Salah satunya penggunaan produk hasil inovasi pengelolaan pelepah pinang.
Pihaknya akan terus melakukan pemberdayaan masyarakat desa, agar menjadi bagian dan kontribusi menjaga alam dan peningkatan perekonomian masyarakat. “Kami akan mendukung produk ini untuk mengikuti rangkaian uji klinis hingga pengembangan produk lainnya,” kata Bupati Muba, Dodi Reza Alex.
Dodi bilang, pihaknya akan libatkan stakeholder terkait untuk dilakukan uji klinis dan mengeksplorasi produk lainnya yang bisa dibuat dari pelepah pinang ini. Sebagai daerah penghasil kemasan makanan pelepah pinang, pihaknya ingin sama-sama mengajak masyarakat yang belum, untuk menggunakannya.
“Jika menggunakan pelepah pinang lebih ramah lingkungan, dan harganya lebih murah dibandingkan plastik atau styrofoam. Inovasi ini sebagai langkah nyata pengentasan kemiskinan masyarakat, sehingga harus didukung penuh sehingga inovasi ini dapat menambah penghasilan masyarakat,” katanya. (eno)
ADVERTISEMENT