Konten Media Partner

Sejumlah Pelajar di Sumsel Bolos untuk Berburu Harta Karun Sriwijaya

11 Oktober 2019 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivotas warga berburu harta karun di Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal, OKI. (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivotas warga berburu harta karun di Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal, OKI. (Foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Fenomena perburuan benda bersejarah yang disebut sebagai harta karun peninggalan Kerajaan Sriwijaya, di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, turut berdampak buruk bagi dunia pendidikan di daerah tersebut. Sebab, kini banyak pelajar yang bolos sekolah untuk ikut berburu harta karun.
ADVERTISEMENT
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten OKI, Adi Yanto, mengatakan hasil yang diterima dari tim gabungan yang bertugas meninjau ke lokasi perburuan harta karun tersebut menyebutkan jika aktivitas yang dilakukan warga dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Tak hanya itu, menurutnya, kini banyak pelajar yang bolos bahkan berhenti sekolah untuk ikut-ikutan mencari emas dan manik-manik dilokasi itu.
"Warga yang berburu tersebut banyak mengajak anak-anaknya yang masih usia sekolah. Mereka (orang tua) mengizinkan anaknya bolos sekolah agar dapat membantu berburu harta karun," katanya, Jumat (11/10).
Tak hanya itu, kata Adi, warga yang berendam terlalu lama di dalam air akan berdampak buruk bagi kesehatannya. Oleh karena itu, Pemkab OKI juga menerjunkan tim dari Dinas Kesehatan untuk mengecek kesehatan para pemburu harta karun tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kita akan bangun posko di sana untuk mengecek kesehatan, edukasi, juga sosialisasi agar warga bisa mengurangi aktivitas pencarian harta itu, mengingat nantinya lokasi itu akan diteliti lebih lanjut oleh arkeolog,” katanya.
Selain itu, Pemkab OKI pun sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menjaga lokasi tersebut untuk mencegah terjadinya konflik horizontal antarwarga. Sementara saat ini pihaknya belum bisa melarang dan mencegah warga untuk menghentikan aktivitas tersebut karena lokasi pencarian belum ditetapkan sebagai cagar budaya.
“Sekarang kita upayakan cara persuasif dulu saja, " katanya.
Kepala Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Budi Wiyana, mengatakan pihaknya akan menginventarisir lokasi yang sudah menjadi titik penelitian untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pemkab OKI. Nantinya, Pemkab OKI dan jajarannya yang bertanggung jawab melindungi lokasi tersebut dari penjarahan.
ADVERTISEMENT
“Setidaknya ada tiga kecamatan, yakni Air Sugihan, Cengal, dan Tulung Selapan, di Kabupaten OKI yang sudah jadi lokasi penelitian kita," katanya. (jrs)