Sumsel Pecahkan Rekor MURI, 6.000 Telapak Tangan Anak Indonesia untuk Kehidupan

Konten Media Partner
5 Februari 2023 19:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumsel meraih penghargaan piagam MURI pada kegiatan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD). (dok. Pemprov Sumsel)
zoom-in-whitePerbesar
Sumsel meraih penghargaan piagam MURI pada kegiatan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD). (dok. Pemprov Sumsel)
ADVERTISEMENT
Provinsi Sumsel berhasil pecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berupa 6.000 Telapak Tangan Anak Indonesia untuk Kehidupan.
ADVERTISEMENT
Penyerahan simbolis penghargaan piagam MURI diterima langsung oleh Gubernur Sumsel, Herman Deru, dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar yang digelar Indonesian Society Of Intensivist Anesthesiologist (INASIA) di Dinning Hall Jakabaring Sport City Palembang, Minggu (5/2).
Gubernur Sumsel, Herman Deru, menyampaikan apresiasinya pada Indonesian Society Of Intensivist Anesthesiologist (INASIA) yang telah menjadikan Sumsel sebagai tuan rumah digelarnya pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
“Dari tempat ini kita ajak anak-anak untuk memiliki jiwa sosial agar bisa membantu sesama yang membutuhkan. Pelatihan Ini sangat berguna bagi kehidupan,” katanya.
Menurutnya, kemampuan dalam memberikan bantuan hidup dasar bukan hanya untuk perawat atau tenaga medis saja. Melainkan juga harus dimiliki oleh masyarakat awam. Mengingat kondisi darurat dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja.
ADVERTISEMENT
“Tekniknya akan diberikan ilmu oleh para dokter yang memang ahlinya, tidak bisa sembrono karena akan berdampak terhadap cedera, jika tidak melalui teknik yang benar, ” katanya.
Selanjutnya, Herman Deru, mengajak Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), untuk memberikan pelatihan kepada komunitas besar seperti Pramuka dan PMI.
“Sehingga memahami apa tindakan yang dilakukan dalam memberikan bantuan hidup. Selama ini banyak yang hanya menonton, karena masyarakat tidak tahu apa yang dibuat, atau ingin membantu tapi malah salah terapan,” katanya.
Ketua Panitia BHD-Indonesian Society Of Intensivist Anesthesiologist (INASIA), dr. H. Zulkifli Sp. An,KKC, M.Kes, MARS, melaporkan, fungsi BHD adalah untuk membantu atau pertolongan pertama pada kondisi darurat seperti dalam kasus henti jantung, saat ini menjadi penyebab tertinggi kasus kematian di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
“Untuk melakukan pertolongan terhadap kejadian ini, diperlukan sebuah teknik untuk menolong nyawa pasca henti jantung. Teknik ini dinamakan dengan BHD. Bantuan ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, namun setiap warga pada umumnya dapat melakukannya dengan mempelajari langkah-langkah secara benar,” katanya.