Konten Media Partner

Sumsel Siapkan 264 Penggilingan Padi Dukung Program Penyerapan Gabah

12 Februari 2025 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Pangan Zulkifli Hasan panen padi di Banyuasin. Foto: Kemenko Pangan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Pangan Zulkifli Hasan panen padi di Banyuasin. Foto: Kemenko Pangan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 274 penggilingan padi di Sumsel siap mendukung penuh program penyerapan gabah yang digagas pemerintah. Langkah strategis ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga di tingkat petani sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka. Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, penggilingan padi, dan para petani dalam mengoptimalkan penyerapan hasil panen. “Kita semua di sini berupaya bersama menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan Presiden dan para menteri. Kendala-kendala yang dihadapi akan kita selesaikan secara bersama. Yang terpenting, kita mendukung penuh program ini demi kesejahteraan petani,” ujar Elen. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumsel, Bambang Pramono, mengungkapkan bahwa harga gabah di tingkat petani pada Januari-Februari 2025 berada di kisaran Rp5.100 hingga Rp6.500 per kilogram. Dengan dukungan dari ratusan penggilingan padi, proses penyerapan diharapkan berjalan lancar dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. “Potensi produksi Gabah Kering Giling (GKG) di Sumsel pada Februari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 784.206 ton, setara dengan 450.370 ton beras. Dengan dukungan penggilingan padi, kita berharap seluruh gabah dapat terserap dengan harga yang menguntungkan bagi petani,” jelas Bambang. Sementara itu, Kepala Perum Bulog Sumsel Babel, Elis Nurhayati, menegaskan bahwa pengadaan gabah dan beras dalam negeri pada tahun 2025 akan difokuskan pada Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga pembelian di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram. Adapun harga beras di gudang Bulog ditetapkan Rp12.000 per kilogram. “Bulog akan melakukan pembelian GKP yang kemudian diolah menjadi beras di Sentra Penggilingan Padi (SPP) atau melalui mitra Maklon sesuai standar yang ditetapkan. Kami juga mendorong petani untuk terus meningkatkan kualitas hasil panen, agar beras yang dihasilkan bebas dari hama, jerami, maupun kotoran,” tutur Elis.
ADVERTISEMENT