Konten Media Partner

Surga Penyu yang Tersimpan di Pulau Maspari

3 Maret 2019 20:32 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim ekspedisi Cheng Ho saat melihat keberadaan penyu di Pulau Maspari (Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Tim ekspedisi Cheng Ho saat melihat keberadaan penyu di Pulau Maspari (Urban Id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pulau Maspari yang terletak di Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mulanya terkenal karena memiliki pantai dengan pasir putih yang indah. Tak banyak yang tahu bahwa Maspari juga ternyata sebagai pulau favorit bagi kawanan penyu bersisik (Eretmochelys Imbricata) dan penyu hijau (Chelonia Mydas) sebagai tempat bertelur.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Ekspedisi Ceng Ho, Agus Sunyoto mengatakan, sebenarnya tidak semua pantai disukai penyu. Karena itu pasti ada alasan khusus penyu-penyu tersebut mau datang jauh-jauh ke Maspari setelah mengembara kesana kemari.
"Selain karena mereka dahulunya dilahirkan disana (Maspari), biasanya kalau penyu tertarik datang ke suatu pulau itu bisa menjadi indikator bahwa pulau tersebut sehat, dalam artian tersedia sumber makanan dan terumbu karang yang baik," katanya, Minggu (3/3).
Pada umumnya, kata Agus, penyu yang datang ini adalah justru yang dahulunya memang lahir di Pulau Maspari. Karena itu, meskipun mereka berkelana keliling samudera, namun berkat GPS alami yang dimiliki, mereka dapat kembali lagi ke Pulau Maspari yang kini digalakkan menjadi destinasi wisata baru di Sumsel.
Penyu bersisik dan hijau yang ada di Pulau Maspari (Urban Id)
Dikatakannya, penyu bersisik dan hijau yang ada di Maspari sudah sepatutnya dijaga serta dilestarikan, karena keduanya masuk dalam enam jenis spesies penyu yang masih ada di dunia. Atas dasar itu pula ia beserta tim eksepdisi meneliti penyu-penyu ini untuk sekaligus mengedukasi masyarakat yang ada di sekitar pulau agar bersama-sama menjaga penyu dari ambang kepunahan.
ADVERTISEMENT
"Sewaktu disana kemarin, saya sempat perintahkan piket jaga telur penyu kepada personil. Namun entah bagaimana kelanjutan nasibnya setelah kami tinggalkan. Meskipun kami upayakan menghapus jejak dan menyamarkan kondisi lubang tempat penyu bertelur," katanya.
Setiap hari saat musim bertelur datang, cerita Agus, sedikitnya 16-20 ekor penyu akan serentak bertelur di sekitar pulau. Biasanya mereka ini mulai keluar untuk bertelur pada pukul 22.00 wib hingga menjelang fajar, tepatnya saat aktivitas manusia mulai berkurang. Setiap penyu rata-rata membutuhkan waktu hingga 1 jam untuk satu bertelur. Satu induk biasanya mengeluarkan sebanyak 150 hingga 250 butir tiap satu kali bertelur.
Selain pertengahan Februari, penyu-penyu betina ini akan banyak bertelur pada Mei, antara 3-4 tahun sekali. Bagi pecinta hewan bahkan peneliti, moment ini tentu sangat langka dan sayang dilewatkan begitu saja. "Namun sayangnya, banyak nelayan dan warga yang datang justru hanya untuk mencuri telur penyu disana. Cangkang penyu sering dijadikan obat-obatan kosmetik atau hiasan. Mitosnya, telur penyu dipercaya untuk kejantanan," katanya.
Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya saat meninjau keberadaan penyu di Pulau Maspari
Agus melanjutkan, saat akan bertelur penyu cenderung sangat penyendiri. Tak heran apabila terganggu cahaya sedikit saja pada saat mau keluar telur, maka induk penyu akan kembali melaut. "Mereka ini sangat penyendiri. Gak bisa kena sorot lampu senter," katanya.
ADVERTISEMENT
Dia meyakini pantai Maspari yang masih sangat alami dan minim cahaya, menjadi salah satu daya pikat penyu untuk berkembang biak. "Mereka tahu di sini tidak ada gangguan dan mereka juga sudah memastikan posisi lubang telur penyu tidak terendam air laut,” katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya yakin kalau Maspari makin menjanjikan. Karena itu, Pemprov Sumsel pada kesempatan berkunjung ke Pulau Maspari belum lama ini melakukan penanaman pohon mangrove dan kelapa serta membangun Pos terpadu hingga membangun pusat pembenihan ikan laut dan udang.
"Kegiatan ekonomi di pesisir pantai sudah mulai ramai. Makanya kita minta bantuan Polairud, Lanal, Dispar dan Dinas Perikanan dan Kelautan serta desa setempat untuk kita bangun posko terpadu," katanya. (jrs)
ADVERTISEMENT