Tradisi Warga Musi Banyuasin, Sumsel, Berburu Remis di Musim Kemarau

Konten Media Partner
1 September 2019 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga bersama-sama membersihkan remis yang berhasil diperoleh dari sungai (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga bersama-sama membersihkan remis yang berhasil diperoleh dari sungai (Foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Di saat musim kemarau, ada sebuah tradisi yang unik dilakukan oleh warga Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Tradisi itu adalah berburu remis atau kerang yang hidup di dasar sungai.
ADVERTISEMENT
Surutnya air di Sungai Musi saat kemarau membuat warga ramai-ramai turun ke sungai saat pagi, mereka mencari remis untuk kebutuhan sehari-hari maupun dijual ke pasar.
Hermanto misalnya, menurut warga Sekayu ini, kebiasaan mencari remis sudah menjadi sebuah tradisi di saat sungai surut ketika kemarau. "Sudah beberapa hari ini saya bersama tetangga mencari remis untuk dikonsumsi sendiri. Dua jam mencari remis, sudah dapat satu karung ukuran 20 kilogram," kata Hermanto, Minggu (1/9).
Menurutnya, remis tersebut nantinya akan diolah secara bersama-sama, dari mulai membersihkan hingga memasaknya. Setelah dimasak baru dibagikan.
"Saat makan juga biasanya bersama-sama dihidangkan atau dalam bahasa daerah disebut 'liwetan'," katanya.
Kurnia, seorang ibu rumah tangga yang juga mencari remis ini mengaku remis yang didapat dapat diolah menjadi berbagai jenis hidangan. Namun, pada umumnya warga di Sekayu maupun Kelurahan Kayuara menjadikannya sate atau sambal remis.
ADVERTISEMENT
"Sebelum dimasak, remis ini terlebih dahulu disiram menggunakan air panas sehingga mudah memisahkan daging dari cangkangnya. Kemudian direbus dengan campuran air jeruk nipis (lemon)," kata Kurnia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Musi Banyuasin, Herryandi Sinulingga, mengatakan mencari remis di saat sungai surut sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Musi Banyuasin.
"Saat Sungai Musi surut dan bagian dasarnya bisa dijajaki, maka remis pun dapat dengan mudah ditemukan. Hal ini menjadi berkah tersendiri sehingga warga pun beramai-ramai mencarinya," ujar Herryandi.
Menurutnya, apabila dimanfaatkan dengan serius, maka remis yang mempunyai kandungan protein tinggi ini dapat menjadi inovasi olahan pangan lokal yang bernilai komersial.
"Dengan begitu menu yang dihasilkan dapat lebih dan makanan khas Musi Banyuasin bisa dikenal masyarakat luas," tutup Herryandi. (jrs)
ADVERTISEMENT