Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Tugu Bersejarah Palembang yang 'Ditelan' Mega Proyek LRT
21 Februari 2019 23:31 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB

ADVERTISEMENT
Pembangunan mega proyek Light Rail Transit (LRT) di Kota Palembang ternyata berimbas terhadap salah satu bangunan bersejarah. Yakni bangunan Tugu Lima Hari Lima Malam, yang berada tepat di sebelah Jembatan Ampera.
ADVERTISEMENT
Tugu tersebut dibangun untuk mengenang perjuangan para pahlawan saat melawan penjajah pada agresi militer Belanda II di Kota Palembang pada tanggal 1-5 Januari 1947. Pada tugu tersebut tertulis “Dalam pertempuran 5 hari 5 malam mempertahankan proklamasi 45 di sekitar tempat ini telah gugur pahlawan-pahlawan bangsa diantaranya Lettu Djoko Soerodjo”. Tugu tersebut juga dilengkapi dengan diorama pahlawan yang tengah berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Namun, tugu bersejarah tersebut kini kondisinya sudah nyaris tidak terlihat. Wujudnya kini sudah menyatu dengan megahnya bangunan LRT. Tepatnya di Stasiun Ampera, dan disandingkan dengan gardu listrik bertegangan tinggi. Akibanya, masyarakat pun banyak yang tidak mengetahui lagi keberadaan tugu tersebut.
Salah satu warga, Rizal menyayangkan saat ini tugu tersebut kondisinya sudah tidak terawat. Apalagi, posisi tugu tersebut berada di sudut menghadap bangunan stasiun LRT Ampera, sehingga masyarakat tidak bisa melihat lagi peringatan pertempuran lima hari lima malam.
ADVERTISEMENT
“Ya, sangat disayangkan itu kan tugu yang bersejarah di Palembang tetapi sudah tidak terawat lagi karena dibiarkan begitu saja oleh pemerintah,” katanya, Kamis (21/2).
Menurutnya, pemerintah harus segera mengambil tindakan dengan memindahkan segera tugu tersebut, sehingga mengembalikan kembali tentang salah satu momen peninggalan sejarah. “Pindahkan saja posisinya, yang penting jangan tertutup oleh bangunan lagi agar masyarakat itu tahu sejarah tugu pertempuran Lima Hari Lima Malam,” tegasnya.
Sementara itu, Sejarawan dari Universitas Sriwijaya, Dr Farida turut menyayangkan tindakan pemerintah atas kurangnya perhatian terhadap cagar budaya. Padahal Tugu Lima Hari Lima Malam tersebut merupakan identitas nilai sejarah terbesar di Palembang yang harus dipertahankan. “Sangat disayangkan pemerintah kurang perhatian. Padahal itu identitas nilai suatu daerah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Harusnya, kata dia, sejak awal pembangunan LRT dipikirkan terlebih dahulu mengenai relokasi tugu tersebut agar bisa tetap bermanfaat untuk pengetahuan masyarakat. “Saya memang sudah memprediksi nasib cagar budaya jika dihadapkan dengan pembangunan pasti akan kalah. Seharusnya sebelum dibangun sudah ada rencana awal agar tugu tersebut tidak bernasib seperti saat ini,” jelasnya.(bwo/jrs)