Konten dari Pengguna

Kebijakan Mengakhiri Penggunaan Sedotan Kertas Trump dan Dampak bagi Lingkungan

Anis Rullia Az-Zahra
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman
8 Maret 2025 13:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anis Rullia Az-Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh History in HD di Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh History in HD di Unsplash
ADVERTISEMENT
Sejak menjabat kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menandatangani sekitar 80 Executive Order. Executive Order atau perintah eksekutif adalah perintah resmi yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat kepada lembaga pemerintahan federal untuk melaksanakan kebijakan atau tindakan tertentu dan tidak memerlukan persetujuan langsung dari Kongres. Umumnya, Executive Order digunakan oleh Presiden untuk melaksanakan kebijakan secara cepat dalam menanggapi krisis atau keadaan darurat.
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki kekuatan hukum, Executive Order tidak setara dengan undang-undang yang dibuat oleh Kongres. Perintah atau kebijakan ini hanya berlaku dalam lingkup kekuasaan eksekutif dan tidak boleh melanggar konstitusi atau hukum yang telah disahkan oleh Kongres.
Dari banyaknya Executive Order yang telah ditandatangani oleh Trump, beberapa dari kebijakan tersebut mendapat perhatian khusus dari masyarakat. Salah satunya adalah Executive Order tentang penggunaan sedotan plastik.

Executive Order 14208: Ending Procurement and Forced Use of Paper Straws

Pada Senin, 10 Februari 2025. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani Executive Order yang berisi tentang larangan penggunaan sedotan kertas di instansi federal dan mendorong kembali penggunaan sedotan plastik. Dalam Executive Order tersebut, Trump menyatakan "Sedotan plastik sering digantikan dengan sedotan kertas, yang tidak berfungsi, menggunakan bahan kimia yang mungkin membawa resiko bagi kesehatan manusia, biaya produksi yang lebih mahal daripada sedotan plastik, dan sering memaksa pengguna untuk menggunakan beberapa sedotan."
ADVERTISEMENT
Menurut Trump sendiri, kebijakan Joe Biden tentang penggunaan sedotan plastik merupakan hal konyol karena sedotan kertas tidak berguna. Dilihat dari cuitan di akun X @realDonaldTrump "Saya akan menandatangani perintah eksekutif pekan depan, mengakhiri dorongan konyol dari Biden untuk menggunakan sedotan kertas yang tidak ada gunanya. KEMBALI KE PLASTIK," pada 8 Februari 2025.
Banyak yang menilai adanya kebijakan ini merupakan sebuah kemunduran karena kebijakan ini bertentangan dengan kebijakan era Joe Biden yang berupaya untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. Kebijakan ini menuai banyak kritik dari berbagai organisasi lingkungan seperti Greenpeace AS, Oceana, dan Straws Turtle Island Restoration Network yang menilai bahwa penggunaan plastik sekali pakai akan meningkatkan polusi dan merusak ekosistem laut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada beberapa warganet yang mengatakan Trump seharusnya lebih memikirkan masalah yang lebih serius ketimbang masalah sedotan yang tidak ada urgensinya. Namun, tidak sedikit juga warganet yang setuju dengan kebijakan Trump ini.

Dampaknya bagi Lingkungan

Foto oleh Naja Bertolt Jensen di Unplash
Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) sebanyak 8 juta ton plastik sampah masuk ke lautan setiap tahunnya, dan sedotan plastik merupakan salah satu jenis sampah terbanyak. Selain itu, Straws Turtle Island Restoration Network menyoroti bahwa setiap hari lebih dari 390 juta sedotan digunakan di Amerika Serikat dan sedotan plastik membutuhkan waktu sekitar 200 tahun untuk bisa terurai, sehingga kebijakan Trump ini tentu dapat mengancam ekosistem laut.
Plastik yang masuk ke lautan dapat merusak ekosistem laut dan mengancam kehidupan laut. Banyak hewan laut, seperti penyu dan burung laut serta beberapa hewan laut lain, sering kali mengira sampah plastik sebagai makanan dan menelannya, yang dapat menyebabkan kematian bagi hewan hewan laut.
ADVERTISEMENT
Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga dampak dari kebijakan Trump ini tidak akan langsung dirasakan namun akan memburuk dan berjangka panjang. Plastik yang tidak terurai akan terus mencemari lingkungan dan mengancam kehidupan biota laut serta kesehatan manusia kedepannya.
Kebijakan Trump tentang penggunaan sedotan plastik ini tentu menuai pro dan kontra dari berbagai organisasi, perusahaan dan masyarakat. Meskipun ada alasan praktis di balik penggunaan kembali sedotan plastik, dampaknya terhadap lingkungan tidak bisa diabaikan. Banyaknya rangkaian kemarahan dan protes dari organisasi dan aktivis lingkungan tidak membuat Trump membatalkan kebijakannya tentang penggunaan sedotan plastik. Sehingga, Organisasi lingkungan harus terus berupaya untuk mengatasi dampak negatif dari kebijakan ini dan mendorong langkah-langkah yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT