news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pendidikan Kita dan Lahirnya Politik Identitas

Syabar Suwardiman
Kepala Sekolah SMP IT Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor - Sekretaris Badan Musyawarah Perguruan Swasta Kota Bogor
30 Oktober 2022 21:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syabar Suwardiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Identitas sebagai Penegas Jati Diri.  Ilustrasi foto hasil gambar sendiri dan difoto menggunakan redmi note pro 9
zoom-in-whitePerbesar
Identitas sebagai Penegas Jati Diri. Ilustrasi foto hasil gambar sendiri dan difoto menggunakan redmi note pro 9
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara dengan keragaman identitas. Sejak lahir seorang manusia di Indonesia sudah diliputi berbagai identitas. Identitas suku, identitas turunan, priyayi, rakyat jelata dan agama. Kalau dia Islam, apakah Islamnya terafiliasi ke NU, Muhammadiyah, PERSIS, Al Irsyad, PUI atau organisasi lainnya. Demikian juga dengan suku bangsa, terbagi lagi, contoh kalau dia bersuku Sunda, ada Sunda Banten, Sunda Priangan, Sunda Cirebon. Belum lagi berdasarkan kota, ini akan menentukan langgam tutur berbahasa. Berbagai identitas ini akan mewarnai perjalanan seseorang dalam mengarungi kehidupan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Membahas identitas ini menjadi menarik ketika dalam politik ada upaya politisasi identitas, kita kenal dengan politik identitas. Ketika menyebutkan pada kelompok lain sebagai pengusung identitas berarti dia sedang mengusung identitas yang lain. Identitas kelompok A versus kelompok identitas B, padahal yang perlu dikedepankan adalah identitas yang mewujudkan Indonesia sejahtera versus identitas para perampok kekayaan negara.
Para founding fathers telah menyadari ini, mereka berhari-hari merumuskan fondasi penting untuk perjalanan kehidupan berbangsa. Kemudian sepakat menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang tepat untuk mengawal perjalanan bangsa ini. Masalah utamanya kemudian Pancasila ini ditafsirkan menurut kepentingan tertentu dan digunakan untuk menyerang kelompok lain. Padahal musuh Pancasila itu adalah ketidakadilan. Seluruh asas Pancasila sudah terbukti cocok dengan kehidupan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Islam bukan hanya sekadar identitas dia adalah bentuk konkret dari persatuan Indonesia. Berbagai suku bangsa disatukan dalam identitas keagamaan bernama Islam. Tingkat pemahamanlah yang kemudian menjadikan seolah-olah Islam dapat dimanfaatkan oleh kepentingan sesaat, yaitu politik yang hanya mengejar kekuasaan. Ini pun tidak tepat, sebab secara statistik, mayoritas penganut Islam Indonesia berada dalam organisasi moderat yaitu NU dan Muhamadiyah.
Dalam forum-forum bebas, politik berbasis suku bangsa dan kedaerahan justru lebih berbahaya dibandingkan isu politik identitas berdasarkan agama. Sementara isu identitas politik berbasis agama seringkali digunakan hanya untuk kepentingan sesaat, yaitu pada saat pemilihan umum.