Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
'Warung Madura' vs Pasar Modern dan Online Shop
20 Desember 2023 17:07 WIB
Tulisan dari Ahmad Faqih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Kalau di daerahmu ada warung Madura, berarti hidupmu aman", sebuah ungkapan yang sering muncul di masyarakat untuk mendeskripsikan warung Madura. 'Warung Madura' adalah istilah yang berkembang di tengah masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya serta di beberapa daerah lainnya untuk menyebut toko kelontong milik orang Madura. Istilah itu muncul tidak semata-mata karena warung tersebut milik orang Madura, melainkan karena ciri khas yang dimiliki, mulai dari penataan barang, cara penjaga warung berinteraksi dengan pembeli, jam buka 24 jam, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Di era modern seperti sekarang, di mana perekonomian masyarakat sudah beralih ke pasar modern dan media digital, warung Madura tetap eksis dan digemari. Fenomena ini tentu sangat menarik karena di zaman yang serba maju, nyatanya warung Madura tetap setia dengan cara lama. Tidak ada yang berubah dari cara 'warung Madura' berjualan, bahkan jarang sekali kita jumpai (kalau tidak mau dibilang 'tidak ada') warung Madura yang memasarkan barang dagangannya secara online. Padahal, para pesaing yang menjual produk serupa sudah menggunakan cara-cara modern. Tetapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda eksistensi warung Madura akan tenggelam, justru sebaliknya. Bagaimana bisa?
Sebenarnya, warung Madura tidak berbeda dengan toko kelontong pada umumnya. Hanya saja, di samping strategi dagang yang telah banyak dibicarakan, terdapat sisi lain yang yang identik dengan orang Madura sebagai pemilik warung. Zainullah, salah satu pemilik warung Madura di daerah Condet, Jakarta Timur menjelaskan bahwa setidaknya orang Madura harus mewarisi tiga prinsip dalam hidupnya untuk bisa bersaing di manapun dan dalam hal apapun.
ADVERTISEMENT
1. Spiritualitas yang Tinggi
Sampai sekarang, Madura dikenal sangat kental nuansa religinya. Anak-anak di Madura sudah dididik spiritualitasnya sejak dini, khususnya tentang ilmu ikhlas dan syukur. Untuk menjaga stabilitas hidup, orang Madura percaya bahwa semua yang tertakar, tak akan tertukar. Meskipun begitu, berusaha tetaplah suatu kewajiban. Dalam menjaga rasa syukur, orang Madura memegang prinsip "ta' rapah sakoni', se penting bedeh ollènah" (tidak masalah walaupun sedikit, yang penting ada hasilnya). Hal ini antara lain ditunjukkan dengan harga barang di warung Madura yang cenderung lebih murah dibandingkan retail-retail lainnya.
2. Menjujung Tinggi Etika dan Kejujuran
Selain pendidikan agama, orang Madura juga sangat menjunjung kesopanan dan kejujuran. Bagi orang Madura, "èlmo tèngka tadâ' bukuna", yaitu ilmu tentang etika tidak tertulis di buku pelajaran. Artinya, akhlak yang baik tidak diperoleh dari sebatas membaca, melainkan harus dengan praktek secara langsung. Kehormatan orang Madura terletak pada karakter yang jujur dan pekerti yang luhur. Hal ini menjadikan mereka mudah diterima di manapun dan dapat dipercaya oleh siapapun. Dengan modal kesopanan dan kejujuran, orang Madura bisa menjalin keakraban dengan orang lain serta mampu memabangun usaha yang dikenal dan diterima masyarakat.
ADVERTISEMENT
3. Mental Tahan Banting
Orang Madura sudah dikenal sebagai masyarakat perantau sejak lama. Mereka meninggalkan tanah kelahiran, pergi dan menyebar di banyak tempat yang memiliki potensi ekonomi cukup menjanjikan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Rata-rata perantau Madura berada di tanah rantau dalam jangka waktu yang lama. Tak sedikit pula dari mereka yang berpindah-pindah lokasi rantau. Pengalaman merantau inilah yang menjadikan mereka bermental baja, terbiasa dengan kesederhanaan, dan memahami masalah sosial dengan baik. Karena dengan begitu, seseorang bisa menjadi pribadi yang berani, berpengalaman dan berwawasan.
Tiga prinsip di atas telah menjadi ikon yang melekat pada diri orang Madura. Meskipun tidak semua orang Madura memilikinya, tetapi kesuksesan mereka tidak akan lepas dari ketiga hal tersebut. Ketiganya dapat disederhanakan menjadi prinsip religius, prinsip kesopanan, dan prinsip keberanian.
ADVERTISEMENT