Konten dari Pengguna

Mahasiswa ITB-AD Lakukan Studi Banding di Parangtritis

Taufik
Menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2014. Saya juga mengikuti berbagai pelatihan dan workshop terkait pemerintahan desa dan pengelolaan sumber daya lokal. Saya memulai karir sebagai staff kasi pelayanan Desa Malinau Kota pada tahun 2017.
13 November 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Taufik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang pengelolaan wilayah pesisir, sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) melakukan studi banding di kawasan Parangtritis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa mengenai dinamika wilayah pesisir, pengelolaan kawasan wisata, serta mitigasi risiko bencana di area pesisir.
foto bersama mahasiswa dengan aparatur desa Parangtritis
zoom-in-whitePerbesar
foto bersama mahasiswa dengan aparatur desa Parangtritis
Tujuan dan Fokus Studi Banding
ADVERTISEMENT
Studi banding ini dilakukan sebagai bagian dari program pembelajaran lapangan yang diwajibkan bagi mahasiswa ITB-AD. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami aspek teknis dan strategis dalam pengelolaan wilayah pesisir, khususnya yang berkaitan dengan potensi ekonomi dan tantangan yang dihadapi, seperti erosi, ancaman gelombang tinggi, dan degradasi lingkungan.
Menurut salah satu dosen pembimbing, kegiatan ini tidak hanya menekankan pada sisi akademis, tetapi juga mengasah kemampuan analisis dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam menghadapi kondisi riil di lapangan. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga melihat langsung implementasi di lapangan, serta berdiskusi dengan pengelola kawasan wisata setempat,” ujar beliau.
Kegiatan Lapangan dan Observasi
Selama di Parangtritis, mahasiswa melakukan serangkaian observasi dan wawancara dengan pihak pengelola kawasan wisata dan masyarakat setempat. Mereka mendapatkan informasi mengenai kebijakan-kebijakan pengelolaan kawasan wisata, strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, dan berbagai upaya mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana pesisir.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, mahasiswa juga mempelajari teknologi yang digunakan untuk pemantauan kondisi cuaca dan pasang surut di sekitar Pantai Parangtritis. Hal ini penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dalam perencanaan wilayah pesisir, terutama dalam situasi darurat atau bencana alam.
Hasil Diskusi dan Pembelajaran
Salah satu hasil penting dari studi banding ini adalah pemahaman yang lebih baik mengenai sinergi antara pemerintah, pengelola wisata, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir. Mahasiswa menyadari bahwa keterlibatan masyarakat sangat krusial dalam menjaga kebersihan dan keindahan kawasan wisata. Selain itu, mereka juga menyoroti pentingnya edukasi kepada wisatawan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan pantai.
Seorang mahasiswa peserta studi banding mengungkapkan, “Kami belajar banyak dari Parangtritis, terutama tentang bagaimana pentingnya koordinasi dan kerja sama antara semua pihak. Ini menjadi inspirasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia.”
ADVERTISEMENT
Harapan Kedepannya
Dengan adanya studi banding ini, mahasiswa ITB-AD diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam tugas-tugas mereka ke depan. Selain itu, kegiatan seperti ini juga membuka wawasan mereka mengenai realitas di lapangan, serta tantangan yang harus dihadapi dalam pengelolaan wilayah pesisir di berbagai daerah.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa ITB-AD semakin memahami kompleksitas pengelolaan wilayah pesisir dan tantangan yang menyertainya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam ini, mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam menjaga dan mengelola kekayaan alam Indonesia, khususnya di sektor pariwisata pesisir.