Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sendang Kamulyan: Situs Budaya di Sentolo, Kulon Progo
4 Januari 2025 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari KKN-PPM UGM Sentolo Makaryo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten yang berada di ujung barat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini memiliki banyak destinasi wisata menarik, baik budaya maupun alam yang menarik untuk dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Salah satu destinasi tersebut adalah Sendang Kamulyan yang terletak di Dusun Taruban, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo. Desa Tuksono sendiri memiliki status Desa Mandiri Budaya yang ditetapkan langsung oleh Gubernur DIY melalui Keputusan Gubernur.
Tentang Sendang Kamulyan
Sendang Kamulyan adalah salah satu sumber mata air yang tidak pernah kering walau di musim kemarau. Sendang ini berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Kabupaten Kulon Progo atau sekitar 25 km dari pusat Kota Yogyakarta.
Kompleks Sendang Kamulyan ini baru saja dipugar pada 2022 lalu. Pemugaran dilakukan tanpa mengubah kolam berbentuk setengah elips dengan tangga berukuran kecil yang merupakan sumur utama sendang.
Pemugaran hanya dilakukan untuk mengganti dinding di sekeliling sendang dengan batu-batuan yang disusun rapi. Selain itu, di tambahkan juga saluran irigasi serta semacam pendopo di sekitar kompleks sendang.
ADVERTISEMENT
Selain dikenal sebagai sumber mata air, menurut Siti Aisyah, Dukuh Taruban Wetan, sendang ini juga merupakan situs yang diyakini menjadi petilasan dari Jaka Tarub. Hal ini dikarenakan terdapat batu yang menampakkan bekas lutut dan tangan dari Jaka Tarub. Nama dusun pun memiliki kaitan dengan kisah Jaka Tarub tersebut.
Tradisi yang Lestari
Warga Dusun Taruban, khususnya dan Desa Tuksono pada umumnya sangat menjaga kelestarian peninggalan leluhur mereka ini. Upaya tersebut dilakukan dengan secara rutin menggelar berbagai seremoni budaya di Sendang Kamulyan.
Salah satu di antaranya adalah bersih desa dan luwaran yang rutin dilaksanakan setiap pasca panen setahun sekali. Menurut Dinas Kebudayaan DIY, upacara adat tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1855.
Upacara adat bersih desan dan luwaran diisi dengan pementasan Tayub. Menurut tradisi lisan yang berkembang di Dusun Taruban, Tayub berasal dari kalimat "ditata ben guyub" yang bermakna "pertunjukan tariannya (Ledhek Barangan) ditata sedemikian rupa dan sebaik mungkin agar tercipta suasana harmoni dan kerukunan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pentas tayub diawali terlebih dulu dengan ritual permohonan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa oleh juru kunci Sendang Kamulyan.
Selanjutnya, dilakukan pembelahan ketupat oleh juru kunci sebagai simbol "Luwaran (Ngluwari Nadar) yang bermakna "telah terpenuhinya janji".
Melalui upacara adat ini, diharapkan seluruh warga desa terhindar dari marabahaya dan selalu mendapatkan rejeki yang berlimpah serta berkah.