Jangan Asal Bina UMKM, Membina UMKM Jangan Asal

Arkanuddin Latif
Mahasiswa Studi Manajemen UMY yang sedang menjalani program Magang BMKM di BMT Beringharjo
Konten dari Pengguna
22 Februari 2023 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arkanuddin Latif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Program pembinaan UMKM menjadi salah satu kegiatan seksi pada akhir-akhir ini. Kegiatan tersebut sering menjadi pilihan para akademisi dan mahasiswa dalam program pengabdian masyarakat, maupun institusi yang menyelenggarakan program tanggung jawab sosial. Isu tersebut ramai didukung dengan pengarusutamaan program pengembangan UMKM yang didukung oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi UMKM, Sumber: Pinterest.
Pada dasarnya program pembinaan terhadap UMKM memiliki tujuan mulia dalam rangka memajukan ekonomi masyarakat. Namun cita-cita yang baik belum tentu menghasilkan luaran yang demikian tanpa perencanaan dan pelaksanaan yang baik. Program pendampingan UMKM perlu dilakukan dengan serius bukan sebagai ajang persaingan gengsi headline pada berita maupun laporan program. Mendampingi ekonomi masyarakat perlu dilakukan dengan serius, pengambilan keputusan perubahan kecil pada UMKM dengan sekala aset mikro dapat menimbulkan dampak besar pada entitas usaha. Sehingga harus dilakukan dengan berhati-hati, terutama berkaitan dengan usaha UMKM yang sering berhubungan langsung dengan pendapatan dan kesejahteraan penjual. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berdampak pada penurunan kesejahteraan penjual yang justru berbanding terbalik pada tujuan awal pembinaan. Setidaknya terdapat beberapa hal penting yang dapat perlu diperhatikan dalam membina UMKM.
ADVERTISEMENT

Pembinaan Berbasis Data Empiris

Tidak berbeda dengan proses pengembangan usaha besar, UMKM juga berhak dikembangkan berdasarkan data yang jelas. Hal tersebut berkaitan dengan akurasi pengambilan keputusan yang dilakukan selama program berlangsung. Kondisi UMKM perlu diobservasi secara mendetail sebelum dimulainya program pembinaan. Hasil perhitungan kualitatif harus disajikan sesuai kondisi di lapangan sebagai base line dalam melaksanakan program. Sama halnya pada proses perencanaan program perlu mengacu pada target capaian yang rasional. Sehingga evaluasi program dapat menunjukkan hasil yang terukur dan dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat.
Ilustrasi fasilitator UMKM, Sumber: Freepik.

Tinjauan Teori dan Pustaka sebagai Landasan Program

Jurnal pemberdayaan UMKM tersebar luas sebagai laporan hasil labolatorium ilmiah yang telah dilakukan oleh para akademisi. Landasan pustaka dapat menjadi pondasi yang kuat dalam menentukan program dengan meninjau berbagai kasus, hasil kesimpulan, dan evaluasi dari eksperimen-eksperimen yang telah berjalan. Demikian menjadikan program pemberdayaan bukan lagi menjadi ajang trial and error mengingat bahwa entitas bisnis UMKM berkaitan erat dengan pendapatan utama masyarakat yang mengelola. Bahkan hasil luaran dari program yang dilaksanakan akan lebih mudah untuk diproyeksikan.
ADVERTISEMENT

Program dan Metode Berkelanjutan

Penentuan program pengembangan UMKM perlu disesuaikan dengan kemampuan penjual dan kondisi yang terjadi di lapangan. Mengembangkan UMKM tidak seharusnya dilakukan berdasarkan ego fasilitator yang memberdayakan. Program yang dibuat tidak perlu muluk-muluk, hanya saja disesuaikan dengan kapastias pelaku usaha sebagai pelaksananya. Begitu pula teori dan berbagai metode ilmiah perlu dikonversi menjadi kebiasaan-kebiasaan sederhana yang dapat dijalankan dengan mudah dipahami dan dilakukan. Metode pendampingan dalam pelaksanaan program juga perlu dilakukan dengan melibatkan pelaku usaha. Fasilitator tidak semestinya banyak ikut mencampuri pelaksanaan teknis dengan melakukan program “by hand”. Pelaku usaha perlu diberdayakan untuk melaksanakan berbagai program yang dilaksanakan. Hal tersebut dapat menjadi gambaran proyeksi keberlanjutan program berdasarkan kemampuan pelaku usaha dalam hal pelaksanaan. Model pemberdayaan pelaku usaha mengingat poin penting bahwa goals dari pemberdayaan dengan adanya pengembangan program-program baru adalah kemadirian pelaku usaha setelah periode pendampingan selesai. Sehingga kemajuan usaha dapat benar-benar berlangsung secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT