Konten dari Pengguna

Ironi Kelimpahan Pangan

ali rahman
Pengurus MPP ICMI dan Alumni IPB University.
24 Oktober 2024 14:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ali rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Melimpah ruah produksi waluh/ labu kuning dari petani di Kecamatan Daha Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Sumber: foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Melimpah ruah produksi waluh/ labu kuning dari petani di Kecamatan Daha Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Sumber: foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Melimpahnya hasil pertanian tidak selamanya menjadi berkah buat para petani. Bahkan lebih sering bayang-bayang penderitaan menghantui petani manakala masa panen raya datang. Hal ini dialami para petani semangka, gumbili/ ubi jalar, labu kuning, cabe dan komoditi hortikultura lainnya di kecamatan daha raya (utara, selatan dan barat) Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Imaginasi kelimpahan cuan sirna ketika harga jual jauh dibawah harga cucuran keringat selama periode budidaya tanaman. Harga gumbili hanya Rp 4000 per kilogram. Harga Semangka cuma 2000 per kilogram. Harga jual waluh/ labu kuning juga cuma 3000 per kilogram. Hal yang sama dialami oleh harga cabe merah, terong ungu, pare dan produk hortikultura lainnya.
Budidaya lahan rawa
Lazimnya di daerah lain jika kemarau maka lahan pertanian akan dibiarkan terlantar karena kekurangan suplai air. Maka tidak demikian bagi lahan pertanian di kecamatan Daha Raya. Surutnya air di lahan rawa menjadi berkah tersendiri bagi para petani. Timbulnya tanah rawa memberikan kesempatan kepada petani untuk melakukan kegiatan budidaya pertanian.
ADVERTISEMENT
Periode kemarau dimanfaatkan oleh para petani untuk budidaya semangka, gumbili/ubi jalar, waluh, cabe merah, pare, terong, tomat dan produk hortikultura lainnya. Maka ketika di daerah lain saat kemarau kesulitan produk pangan, tidak terjadi di kecamatan Daha Raya.
Panen raya aneka komoditi hortikultura tengah terjadi. Deretan perahu melintasi sungai balum dengan memuat aneka produk horti hasil panen. Selain itu, tumbuh menjamur lapak-lapak dadakan sepanjang jalan muning raya yang menjual aneka komoditi sayur dan buah hasil panen. Termasuk deretan truk ukuran sedang dan besar yang siap mengangkut ragam jenis komoditi horti untuk dijual ke pasar kandangan, banjarmasin bahkan sampai ke pulau jawa.
Agroindustri Jawabannya
Untuk memutus lingkaran setan jatuhnya harga komoditi saat panen raya adalah melalui pendekatan nilai tambah (added value approch). Hilirisasi atau agroindustri adalah jawaban untuk memberikan kesejahteraan para petani. Agroindustri pangan berbasis pedesaan adalah sebuah keniscayaan untuk memberikan harapan kemakmuran petani.
ADVERTISEMENT
Jangan lagi para petani menjual semua produk segar. Lakukan grading (sortasi) produk pangan. Pilih dan pilah produk pertanian yang dihasilkan sesuai segmen pasar. Produk horti grade A barangkali untuk dijual segar untuk memenuhi pasar modern. Grade B untuk pasar basah. Sementara untuk grade C dan seterusnya bisa dilakukan pengolahan produk pangan.
Aneka olahan pangan seperti membuat pickle (asinan) dari cabe, tomat, wortel dan aneka produk horti akan memberikan umur simpan yang lebih lama dan meningkatkan nilai jual. Bisa juga membuat puree waluh/ labu kuning jika sedang panen melimpah. Atau membuat keripik labu kuning dengan menggunakan teknologi vacuum frying. Bisa juga membuat tepung cabe untuk memberikan nilai tambah ketika panen raya cabe terjadi. Dan tentunya masih banyak aneka produk agroindustri lainnya yang bisa diaplikasikan di tingkat pedesaan.
ADVERTISEMENT
Teknologi pengolahan pangan sederhana seperti tepung, puree, pickle, keripik, kerupuk akan memberikan peningkatan nilai tambah yang berujung kepada peningkatan harga jual produk itu sendiri. Teknologi seperti slicer/ alat pemotong, hammer mill, penggorengan vacum, mesin kemasan merupakan teknologi yang sederhana dan sudah gampang ditemukan di pasaran. Apalagi jika Pemda, Bumdes, Kadin Daerah berkolaborasi maka tidak sulit untuk mewujudkan hilirisasi produk pertanian berbasis pedesaan.
Program Makan Bergizi
Program makan bergizi merupakan program unggulan dan strategis pada pemerintahan sekarang. Untuk itu semua sumber daya pangan memiliki momentum untuk mendukung program tersebut. Labu kuning yang memiliki kandungan gizi yang luar biasa adalah salah satu contoh potensi yang bisa disinergikan. Tentu ubi jalar/ gumbili yang dihasilkan para petani daha sangat diperlukan untuk memenuhi produk pangan pada program makan bergizi tersebut.
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman produk pangan yang akan dikonsumsi oleh target program harus juga menjadi concern semua pihak. Untuk daerah penghasil beras mungkin sumber karbohidratnya berupa nasi. Sumber proteinnya bisa berupa olahan ayam atau telur. Sementara untuk daerah penghasil ubi jalar, singkong, sorghum bisa dalam bentuk beras analog.
Jika ini dilakukan maka kelimpahan gumbili saat panen raya di Kecamatan Daha bisa dijadikan bahan baku pabrik beras analog milik koperasi petani/ Bumdes untuk memenuhi program makan bergizi tersebut. Hal yang sama sumber protein bisa di penuhi dari budidaya ikan harua di sungai balum atau parit-parit jalur air sekeliling kebun sawit perusahan-perusahaan besar di kecamatan Daha Raya. Harus ada kepedulian para pengusaha sawit untuk mendukung program makan bergizi tersebut. Khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
ADVERTISEMENT
Ekosistem Agroindustri Pangan
Pidato pertama Presiden Prabowo saat dilantik yang mengatakan bahwa seorang pemimpin sejati adalah yang memiliki kemampuan mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Imposible menjadi I'm posible. Maka buka hal yang sulit untuk segera menghilangkan ideologi umum bahwa saat panen harga jatuh. Perlu adanya intervensi teknologi untuk memutus rantai imposible tersebut.
Agroindustri yang dikerjakan dan dimiliki oleh para petani adalah jawabannya. Tentunya bukan berarti anti kepada investor luar desa. Kolaborasi menjadi sangat penting untuk membuka kotak pandora kemiskinan petani selama ini. Pemerintah Daerah perlu memberikan iklim berusaha yang mudah di tingkat pedesaan. Fokus dana desa dan APBD untuk membangun infrastruktur dasar penting. Tapi juga membuka wawasan para petani jauh lebih penting. Fasilitasi kolaborasi para pengusaha yang tergabung dalam kadin, hipmi atau para pengusaha sekitar kecamatan daha raya untuk bekerjasama dengan koperasi petani. Kolaborasi menjadi sangat penting untuk mengakselerasi kemandirian ekonomi petani.
ADVERTISEMENT
Membangun infrastruktur digital di tiap desa agraris menjadi penting. Jika disetiap desa memiliki operation room untuk memasarkan produk pertanian maupun untuk melakukan market intelejen. Output dari kajian pasar tersebut akan dijadikan dasar oleh petani untuk melakukan budidaya tanaman. Maka petani bisa menanam komoditi yang terukur dan dinanti konsumen.
Kolaborasi pengusaha dengan koperasi petani/ bumdes untuk membangun pabrik pengolahan beras analog atau ikan harua kaleng atau pabrik pengolahan keripik labu kuning dengan mesin penggorengan vacum atau pabrik pengolahan tepung cabe dan pure labu kuning adalah sederet pekerjaan rumah yang bisa segera dilakukan untuk memutus lingkaran setan harga jatuh saat panen raya.
Jika agroindustri bisa dijadikan arus utama pembangunan pedesaan, maka harapan kemakmuran petani bisa segera diwujudkan. Pidato Presdien Prabowo yang sangat menggebu-gebu untuk memberantas kemiskinan bisa diberikan jawabanya dengan mengaplikasikan agroindutri pangan berbasis pedesaan. Sinergikan semua program prioritas pemerintah sekarang dengan potensi lokal yang dimiliki setiap daerah. Maka target 4-5 tahun yang dicanangkan Pemerintah untuk mewujudkan NKRI daulat bahkan sebagai lumbung pangan dunia bisa diwujudkan.
ADVERTISEMENT