Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ramadan, Kesalehan Sosial, dan Geliat UMKM
28 Maret 2024 9:37 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari ali rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ramadan adalah bulan penuh berkah. Bulan mulia yang di dalamnya ummat muslim diseluruh dunia diberi kemudahan untuk berbuat amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Semua pintu kebaikan dibuka sangat lebar sementara perbuatan buruk tidak memiliki ruang untuk teraktualisasikan dalam kehidupan. Ramadan sebagai bonus pahala yang melimpah ruah sehingga sayang sekali jika kita semua tidak memanfaatkan Ramadan sebagai momentum untuk melakukan kebaikan yang bersifat pribadi bahkan dituntut menumbuhkembangkan kesalehan sosial.
ADVERTISEMENT
Kita semua mengamati dan merasakan fenomena kebaikan itu tersebar merata di mana-mana. Tidak hanya di sekitar mesjid sebagai pusat aktivitas keagamaan dan sosial selama bulan ramadan. Tetapi di perkantoran, sekolah, pabrik, pusat perbelanjaan semuanya memancarkan aura kebaikan dengan segala kreativitas yang mengiringinya. Semua ummat muslim bahkan saudara-saudara agama lainnya juga turut merasakan berkah kedamaian dan kehangatan persaudaraan selama bulan ramadan.
Kesalehan Sosial
Konsep keberagaman yang sempurna adalah tidak hanya baik atau sholeh secara pribadi, tetapi akan tercermin dalam perilaku kesalehan sosial. Kebaikan pribadi akan mendorong perilaku bertetangga yang baik, sangat peduli kepada lingkungan sekitar, toleran dalam kehidupan beragama serta sangat menjaga kelestarian sumber daya alam ketika memanfaatkannya.
Akan sangat berdosa seorang muslim ketika kita makan tidak habis, atau sampai ada makanan basi yang tidak sempat dikonsumsi. Bahkan adab seorang muslim ketika makan harus habis sampai bulir nasi terakhir.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai spiritual tumbuh dan berkembang tercermin dalam akhlak sosial yang sangat adiluhung. Ummat Islam dituntut menggunakan sumber daya alam dengan sangat efisien dan produktif. Melimpahnya air dan makanan di tempat kita, tidak demikian dengan saudara-saudara kita di belahan bumi lain. Mereka sangat menderita kekeringan, kelaparan dan hidup dalam kondisi sanitasi yang sangat tidak layak.
Fritjop Tjapra dalam buku the web of life menyebutkan saling keterhubungan kejadian satu tempat dengan tempat lainnya di muka bumi ini. Kekeringan padang gembalaan api di australia menyebabkan meningkatnya angka gizi buruk dan kematian bayi di belahan dunia afrika. H
al ini karena kebutuhan susu bagi balita di penuhi dari australia. Hal yang sama ketika kebakaran hutan menerjang beberapa provinsi di Sumatrea menyebabkan angka penyakit ISPA meningkat di kota-kota negara tetangga kita. Semua saling terhubung dan terkoneksi.
ADVERTISEMENT
Egoisme kesejahteraan sangat keras ditentang dalam Islam. Kaya Raya sendiri dan kelompoknya sementara tetangga sekitar dan saudara sebangsa hidup penuh papa sebagai perilaku yang dzalim dan sangat dilarang dalam ajaran islam dan semua agama samawi lainnya.
Bahkan ketika kita memasak sayur atau memasak yang menimbulkan aroma, Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk membagikan makanan tersebut kepada tetangga di mana aroma itu tercium. Fenomena buka bersama selama Ramadan sebagai akhlak sosial yang sangat mulia. Bahkan yang sangat menarik bagaimana kegiatan buka bersama itu diadakan sehingga tersaji makanan yang enak dalam suasana kebersamaan.
Contoh kasus dilakukan oleh warga Perumahan Bumi Sariwangi 1 Parongpong Bandung Barat, Jawa Barat. Tradisi buka bersama sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Program yang diinisiasi oleh PKK RW dan DKM Mesjid membagi kelompok warga yang tinggal di perumahan untuk menyiapkan makanan buka puasa bahkan sahur ketika program itikaf diselenggarakan.
ADVERTISEMENT
Setiap hari ada sekitar 10 KK (Kepala Keluarga) yang bertugas menyiapkan makanan sekitar 70 sampai 80 porsi. Uniknya, makanan disiapkan oleh UMKM pangan yang tergabung dalam Koperasi Bumi Sariwangi Mekar.
Nilai kebersamaan dan persaudaraan terbangun saat bersama menyantap makanan berbuka. Kebersamaan warga dengan musafir yang kebetulan ikut bersama buka menambah keindahan suasana Ramdhan. Suasana canda ria, bertegur sapa selama berbuka tidak mengurangi kekhusuan ibadah ramadan di kompleks perumahan bumi sariwangi.
Buka bersama bagi sebagian warga merupakan momen quality time bertemu muka bersama tetangga dan warga yang tinggal satu kompleks. Karena kesibukan dan aktivitas kehidupan tidak mudah untuk saling jumpa dan bercengkrama antar tetangga.
Indeks kebahagiaan hidup salah satu faktornya adalah suasana kebersamaan yang penuh kehangatan. Warga di Okinawa Jepang punya tradisi minum teh dan ngumpul berbagi makanan yang menyebabkan harapan hidupnya menjadi salah satu yang terpanjang di dunia.
ADVERTISEMENT
Simaan Ngaji Bersama
Tidak hanya buka bersama selama sebulan penuh yang dilakukan warga. Tapi juga pengajian atau khataman quran dilakukan warga dalam bingkai tradisi simaan. Menariknya tradisi ini dilakukan dan diselenggarakan dari satu rumah ke rumah warga yang lainnya. Sungguh tradisi nusantara yang perlu dipupuk dan dilestarikan dalam rangka merekatkan ikatan persaudaraan dan penguatan nilai spiritual.
Seperti kita ketahui gempuran budaya individualis karena budaya medsos tidak hanya melanda milineal. tetapi tidak terkecuali para orang tuanya. Melalui tradisi simaan al quran warga mengaji bersama, bertemu muka dan ada gimmick saling berbagi hadiah/ mbingkisan sebagai wujud ikatan silaturahim. Tidak semua tempat dalam perumahan yang multiculture tercipta suasana indah seperti itu. Untuk itu nilai-nilai tersebut perlu dilestarikan agar menjadi inspirasi warga lainnya.
ADVERTISEMENT
Baksos Merawat Kerukunan
Ramadan memotivasi ummat islam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas shodaqah. Tradisi indahnya berbagi terwujud dalam program bakti sosial. Dana zakat maal, sumbangan warga maupun donatur lainnya terakumulasi dalam Program Sariwangi Peduli. Sasaran pembagiannya adalah warga sekitar kompleks perumahan dan mitra pesantren. Lebih dari 300 paket bantuan yang di bagikan untuk tetangga kompleks. Hal ini diluar pembagian zakat fitrah dan sumbangan warga lainnya yang bersifat pribadi.
Alhasil, kehidupan yang nyaman dan keakaraban sosial antar tetangga di luar kompleks juga terbina dengan baik dan harmonis. Tidak mudah membangun hubungan dengan latar belakang budaya yang berbeda ditambah adanya stratifikasi kaya dan miskin yang turut melatarbelakangi kehidupan sosial. Rasa sebagai saudara yang tulus yang bisa merekatkan ikatan bertetangga yang konstruktif. Tidak jarang karena hubungan sosial antar warga kompleks dan luar tidak terbina dengan baik banyak masalah sosial yang timbul dan berujung kepada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan.
ADVERTISEMENT
UMKM naik kelas
Halalan thayiban adalah konsep dasar barang yang dipilih untuk dikonsumsi seorang muslim. Halal artinya terbebas dari unsur yang dilarang dalam keyakinan seorang muslim. Sementara thayiban lebih kepada konten yang bernilai baik dari barang yang dikonsumsi/ digunakan.
Makanan yang sehat dan bergizi sekaligus di produksi oleh UMKM lokal adalah perwujudan konsep halalan thayiban. Makanan untuk berbuka puasa, santapan sahur maupun sembako untuk program baksos harus 100 % mengandung local content. Artinya harapannya tidak ada barang impor, kalaupun harus ada kita minimalkan.
Makanan sehat, bergizi tinggi, ditumbuhkan di tanah ibu pertiwi serta diolah oleh UMKM bangsa ini merupakan kaidah dasar program UMKM naik kelas. Produk yang dihasilkan dan diolah oleh tangan-tangan terampil anak-anak bangsa NKRI untuk dikonsumsi oleh warga NKRI dan sebagian diekspor untuk memberikan kesempatan kepada bangsa lain mencicipi produk yang halalan thayiban adalah tujuan dari program pemberdayaan UMKM.
ADVERTISEMENT
Di kompleks Perumahan Bumi Sariwangi, ada koperasi. Melalui koperasi segala keperluan hidup warga disediakan. Bahkan sebagain warga yang memiliki talenta kuliner berhasil menghasilkan produk-produk pangan yang sudah masuk ke beberapa ritel di kota bandung raya. Hal yang sama makanan/minuman untuk berbuka juga disediakan oleh Koperasi, termasuk produk untuk bansos semua di siapkan oleh Koperasi. Sehingga nilai ekonomi dari uang akan tumbuh terakumulasi menjadi modal produktif bagi koperasi bumi sariwangi mekar.
Menjaga Keberlanjutan
Bulan Ramadan adalah bulan latihan. Selama sebulan dilatih menahan makan/minum yang notabene halal untuk dikonsumsi di bulan lain. Ibadah malam yang dilakukan sepanjang ramadan, shadaaqah yang ditradisikan, buka bersama, baca kitab suci dengan target khatam berulang kali adalah sederet latihan yang dilakukan sepanjang bulan Ramadan. Harapannya adalah kegiatan baik tersebut menjadi kebiasaan yang dilakukan seorang muslim untuk 11 (sebelas) bulan berikutnya.
ADVERTISEMENT
Jangankan korupsi mendekati perkara yang subhat (ragu) saja tidak boleh, ini buah dari latihan menahan yang halal selama Ramadan. Kalau yang halal saja berhasil ditahan apalagi meninggalkan yang haram semestinya menjadi kebiasaan seorang muslim. Membiasakan makan sampai habis dan menjaga agar makanan tidak sampai basi di dapur karena berlebih, harus menjadi ciri khas pribadi seorang muslim.
Menurut Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute. Menyebutkan bahwa sampah makanan Indonesia paling banyak berupa food waste dari tahap konsumsi, yakni bisa mencapai 19 juta ton per tahun. Sungguh ini angka kemubaziran yang sangat besar. Dosa sosial ini bisa kita cegah dari setiap keluarga muslim dengan tidak membeli dan mengkonsumsi makanan secara berlebih.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama untuk kebiasaan berbagi dan peduli sosial. Buka bersama selama bulan Ramadan jika memungkinkan diformalkan menjadi food bank oleh setiap Mesjid. Tujuannya agar para musafir atau warga yang kurang beruntung masih ada harapan bisa makan untuk menyambung kehidupan.
Jika ini terjadi maka energi kebersamaan akan menjadi modal yang kuat untuk menunjukkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Tentunya konsistensi aktivitas selama latihan yang terus dilakukan di bulan berikutnya akan menjadi indikator keberhasilan latihan selama bulan Ramadan.