Konten dari Pengguna

Reaktivasi Gen Unggul

ali rahman
Pengurus MPP ICMI dan Alumni IPB University.
12 Oktober 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ali rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Inspirasi dari Suku Banjar - Refleksi Hari Museum Indoensia
Lukisan Tuan Guru Muhammad Arsyad Al Banjari Menghiasi kisah perjalanan suku banjar di museum Lambung Mangkurat di Kotabaru Kalsel (Dok: Pribadi)
ADVERTISEMENT
Barangkali jarang kita sadari kalau setiap tanggal 12 Oktober kita merayakan hari museum. Penetapan tanggal tersebut sebagai peringatan hari museum dilatarbelakangi oleh adanya Musyawarah Museum Se-Indonesia (MMI) yang pertama kali digelar pada tanggal 12–14 Oktober 1962 di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan tersbut dihadiri oleh 40 orang yang terdiri dari para pemimpin, tokoh-tokoh museum, pemerhati, dan pecinta museum NKRI. Salah satu tokoh penting yang hadir dalam pertemuan ini adalah Drs. Moh. Amir Sutaarga, yang dikenal sebagai "Bapak Permuseuman Indonesia" karena jasa dan kontribusi beliau dalam pengembangan museum di Indonesia.
Jejak Karya Sumber Inspirasi
Eksistensi museum bagi perjalanan suatu bangsa menjadi sangat penting. Kiprah dan karya para founding father bangsa nusantara akan terlihat dan bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi kita semua. Berbagai peninggalan baik berupa benda maupun kebudayaan tak benda menunjukan kreativitas dan tingginya jejak kebudayaan para leluhur bangsa nusantara.
Di USA ada sekitar 35.000 museum. German tidak kurang dari 4.000 museum. Untuk negara Asean terbanyak dimiliki oleh Thailand sekitar 1.500 museum. NKRI hanya memiliki sekitar 450 buah museum saja. Padahal ragam budaya, bahasa dan teknologi serta kisah perjuangan ribuan suku bangsa tersebar dari Atjeh sampai Papua.
ADVERTISEMENT
Otokritik layak kita lontarkan. Kita kurang menghargai sejarah sebagai sebuah perjalanan kebangsaan republik ini. Jangan-jangan kita kewalat karena tidak merawat ribuan jejak dan karya leluhur kita.
Bentuk merawat dalam artian mengajarkan kisah dan suri tauladan kakek moyang kita. Sejarah bukan menghapal tanggal dan lokasi kejadian. Tapi belajar sejarah adalah belajar kisah untuk mendapatkan inspirasi dalam melanjutkan perjuangan membangun NKRI. Padahal tanpa perjuangan mereka kecil peluang NKRI bisa lahir, tumbuh dan berkembang.
Sepenggal Kisah Suku Banjar
Memasuki sebuah bangunan museum, kita bagikan dilempar mesin waktu ke ratusan bahkan ribuan tahun silam. Maka ketika memasuki museum Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan kita akan meniti lorong waktu perjalanan sejarah suku banjar.
ADVERTISEMENT
Aneka karya, foto pejuang, artepak, buku dan peralatan perang tersaji di setiap sudut bangunan museum Lambung Mangkurat. Bagaimana jejak perjalanan para leluhur suku banjar sejak sebelum lahir kesultanan banjar sampai perjuangan kemerdekaan melawan kedzaliman VOC. Bagaimana pejuang suku banjar bertempur melawan penjajahan dengan kedok perdagangan rempah dan hasil bumi lainnya dilakukan oleh bangsa eropa di setiap jengkal tanah suku banjar.
Banjarmasin dahulu kala terkenal sebagau sumber lada atau sahang dalam bahasa banjar. Rute rempah (spice route) melintasi dan menjadikan tanah suku banjar sebagai tujuan para pedagang rempah dari eropa, tiongkok maupun timur tengah. Rempah berupa lada/sahang telah menjadikan banjarmasin begitu seksi sehingga memikat banyak pedagang untuk singgah.
ADVERTISEMENT
Pertempuran dan penindasan mewarnai dalam perjalanan bangsa eropa untuk menguasai tanah banjar yang kaya akan sahang. Pundi-pundi kekayaan kesultanan banjar habis digunakan untuk melawan penindasan dan akal bulus bangsa eropa dan tiongkok yang bernafsu besar untuk menguasai sahang sebagai sumber keuntungan yang sangat berkilau dimasa itu.
Maka lahirlah kisah-kisah perjuangan para pahlawan suku banjar yang tidak rela tanah dan rakyat banjar diperlakukan semena-mena oleh bangsa asing yang tidak tahu diri. Jejak perlawanan Pangeran Antasari, Demang Lehman, Pangeran Amir adalah kisah heroik yang mewariskan gen unggul bagi masyarakat banjar.
Keturunan biologis dan idiologis Pangeran Antasari terus tumbuh dan berkembang menjadi martir-martir pejuang yang turut berkontribusi besar bagi lahirnya NKRI. Itulah rekaman singkat berupa jejak foto dan alat-alat perang yang masih tersimpan rapih di museum lambung mangkurat Kalimantan selatan.
ADVERTISEMENT
Tuan Guru Datu Kalampayan
Satu lagi tokoh besar yang dimiliki suku banjar. Beliau adalah Al-Alimul Al-Allamah Al-Arif Billah Asy-Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau disebut juga Datu Kalampayan. Tokoh sentral kesultanan banjar yang melahirkan begitu banyak ulama dan menjadi maha guru para sultan di kesultanan banjar dan sekitarnya.
Bahkan ribuan karya tulis beliau tersebar jejaknya mulau dari Mesir sampai ke seluruh kerajaan islam di nusantara. Dan yang paling terkenal adalah buku berjudul Sabilal Muhtadin (Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama). Selai itu beliau juga menulis al quran yang sekarang masih tersimpan di Museum Lambung Mangkurat.
Mushaf Al Quran tulisan tangan Tuan Guru Muhammad Arsyad Al Banjari tersimpan di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Foto: pribadi).
Reaktivasi Gen Unggul
Begitu pentingnya keberadaan museum sebagai sumber inspirasi generasi sekarang. Perjalanan kebangsaan menjadi begitu bermakna ketika setiap kisah yang ada di museum bisa menggetarkan jiwa kita semua. Sekali lagi sejarah bukan untuk dihapal angka, tanggal dan tempat kejadian suatu peristiwa. Sejarah harus dimaknai sebagai media aktivasi "gen pejuang" bagi generasi sekarang.
ADVERTISEMENT
Kita perlu memiliki banyak para penutur sejarah (story teller) yang brilian agar pesan dan spirit perjuangannya sampai ke dada generasi muda. Generasi muda perlu di-recharge oleh kisah dan peristiwa besar agar terinspirasi untuk berkarya terbaik seperti leluhurnya.
Beruntung suku banjar punya role model seperti Pangeran Antasari, Tuan Guru Datu Kalampayan, KH Idham Chalid. Mereka telah menorehkan karya besar dalam perjalanan kebangsaan NKRI. Mereka berjuang tulus ikhlas karena tidak rela bangsa banjar disakiti, ditindas dan diintimidasi oleh bangsa lain.
Tentunya perjuangan dan kisah heroik mereka perlu terus dipelihara dan dijadikan sumber motivasi bagi generasi muda suku banjar dan suku lainnya di NKRI. Kita bisa menikmati alam kemerdekaan karena jerih payah dan pengorbanan darah dan nyawa mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, energi besar yang diwariskan para pejuang suku banjar yang sudah tertulis dan tertanam dalam kode genetik di dalam tubuh masyarakat suku banjar harus ditransformasi. Upaya keras dan cerdas rakyat suku banjar untuk melawan kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan di Kalimantan Selatan adalah bentuk transformasi perjuangan orang banjar saat ini.
Tanah yang subur, hasil tambang yang melimpah ruah, kekayaan laut yang menggiurkan sudah saatnya dijadikan sumber kemakmuran bagi masyarakat kalimantan. Jangan ada lagi penguasaan sumber daya alam oleh segelintir orang di tanah kalimantan. Sementara saudara-saudara mereka hidup susah dan sengsara di atas bumi borneo yang kaya raya.