Konten dari Pengguna

Seni Kepemimpinan Nabi Musa

ali rahman
Pengurus MPP ICMI dan Alumni IPB University.
13 Maret 2024 17:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ali rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kisah bani israel seteleh berhasil lepas dari tirani firaun berujung pembangkangan kembali. Perjuangan dan unjuk mukjizat yang diberikan Tuhan melalui Nabi Musa as ketika membelah laut seolah sirna begitu saja manakala "protes" bosan dengan makanan yang itu itu saja selama periode tersesat di padang tiih. Perjalanan panjang menuju bumi palestina diwarnai aneka pembangkangan demi pembangkangan bani israil kepada Nabi Musa as.
ADVERTISEMENT
Kisah manna dan salwa merupakan periode mukjizat berikutnya yang disajikan Nabi Musa as kepada ummatnya. Perjalanan panjang menembus gurun tentunya saat yang sangat sulit. Hadirnya manna dan salwa sebagai sumber makanan sejatinya harus disyukuri dan menambah keimanan kepada Allah SWT. Namun kenyataannya justru pembangkangan dan pengingkaran dari bani israel kepada perintah Tuhan. Manna adalah makanan sejenis madu sebagai sumber glukosa sedangkan salwa adalah daging dari burung puyuh atau sejenisnya sebagai sumber protein. Yang diberikan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan pangan bani israel di padang tiih selama periode tersesat mencari jalan menuju bumi palestina.
Periode Re-Generasi
Tersesat selama 40 tahun di padang tiih yang diderita bani israel merupakan hukuman Tuhan karena mereka menolak untuk berjihad perang melawan bangsa palestina. Saking marahnya Nabi Musa as sampai berdoa untuk dipisahkan dari kaumnya. Maka turunlah hukuman pengasingan bangsa israel selama 40 tahun tersesat di padang tiih.
ADVERTISEMENT
Pembangkangan dan rasa rendah diri bangsa israel sehingga menolak berperang untuk masuk tanah palestina merupakan produk sejarah selama periode perbudakan oleh Firaun di Mesir. Akibat rusaknya mental maka daya juang dan semangat untuk maju telah hilang dalam diri bangsa israel. Generasi tua yang ikut hijrah bersama Nabi Musa as merupakan lost generation yang sudah tidak bisa diharapkan kiprah dan perannya untuk berjuang masuk ke bumi palsetina.
Menurut Ibnu Khaldun dalam kitab muqadimah, periode 40 tahun tersesatnya bani israel merupakan periode penyiapan generasi baru bangsa israel untuk bertempur merebut tanah palestina. Waktu 40 tahun cukup untuk mempersiapkan generasi baru dengan mindset baru hasil kaderisasi Nabi Musa as untuk perjuangan yang besar dan jangka panjang. Sementara generasi tua selama periode tersebut sudah banyak yang meninggal. Sehingga segala mitos dan rasa rendah diri sebagai budak firaun (imperiority complex) telah sirna bersama matinya generasi tua bangsa israel.
ADVERTISEMENT
Generasi muda hasil kaderisasi dakwah Nabi Musa as dipimpin Yusya bin Nun kelak akan menjadi pasukan yang berhasil membawa bangsa israel menaklukan bumi palsetina. Perjalanan 40 tahun tentu perjalanan yang tidak mudah. Banyak kisah yang menyertai selama periode tersebut. Kisah yang menegaskan karkteristik bangsa israel yang selalu melakukan pembangkangan serta hidup mau enaknya sendiri adalah sederat kisah panjang pada periode tersebut. Nabi Musa as dan Nabi Harun as meninggal pada periode tersebut. Sehingga estafet kepemimpinan di teruskan oleh Nabi Yusya bin Nun as.
Kaderisasi calon penerus
Yusya bin Nun adalah kader utama Nabi Musa as. Proses Kaderisasi dan mentoring Yusya bin Nun dikisahkan dalam Al Quran. Mulai dari ketika mengantar nabi Musa ke Bukit Sinai, perjalanan nabi musa bertemu nabi khidir as sampai diutusnya Yusya bin Nun sebagai telik sandi untuk mengetahui kekuatan bangsa palestina bersama 12 orang lainnya yang mewakili masing-masing suku bani israel.
ADVERTISEMENT
Pentingnya kaderisasi calon pemimpin merupakan periode yang sangat penting dalam perjalanan suatu bangsa/ organisasi. Hidup atau matinya perjalanan panjang suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas kader yang dihasilkan. Seberapa kuat latihan dan disiplin para kader dalam menempuh berbagai ujian akan menentukan luaran yang berkualitas. Pelaut yang ulung hanya dihasilkan dari para pelaut yang mampu mengarungi "keganasan" badai samudra.
Karya pelukis Inggris John Martin (1789–1854) yang menggambarkan Yusya' memerintahkan matahari untuk tidak terbenam (sumber: id.wikipedia.org)
Itulah Yusya bin Nun. Seorang Kader Nabi Musa as yang sudah ditempa dengan berbagai pelajaran dan pengalaman selama mendampingi Nabi Musa dalam setiap kesempatan. Proses mentoring yang dilakukan Nabi Musa as telah membentuk karakter kempemimpinan yang kuat dan tangguh dalam diri Yusya bin Nun. Dan itu semua akan menjadi bekal dalam perjalanan kepemimpinan Yusya bin nun bersama bani israel dalam periode di tanah palestina. Yusya Bin Nun menurut sebagain pendapat adalah nabi, Beliau merupakan keturunuan langsung dari Nabi Yusuf as. Kenabian Yusya Bin Nun diperlihatkan manakala berhasil menahan laju peredaran matahari saat penaklukan baitul maqdis pada perang bani israel dengan bangsa palestina.
ADVERTISEMENT
Mentoring Pengkaderan paling efektif
Orang besar dilahirkan dari lingkungan dan bertumbuh-berporses bersama tokoh besar. Pemimpin Besar tidak dilahirkan. Ia ditumbuhkan dan dipelihara oleh tokoh yang memiliki reputasi besar. Tokoh besar dan lingkungan yang kondusif akan melahirkan kader-kader pemimpin besar untuk periode selanjutnya. Ada banyak kisah orang sukses di bergai bidang kehidupan, baik pemerintahan, sains, seni dan olah raga lahir berkat didikan para tokoh besar di bidangnya.
Mentoring merupakan rahim dalam menghasilkan generasi cemerlang peradaban (Sumber: foto pribadi).
Sebut saja Yusya Bin Nun lahir karena didikan langsung Nabi Musa as. Ali bin Abi Thalib pemipin besar dengan julukan gerbang kota ilmu. Karena didikan langsung sedari remaja oleh Nabi Muhammad saw. Muhammad al Fatih, Sang Penakluk konstantin memiliki mentor syeikh Samsudin dan ayahnye sendiri sultan murad yang menjadi mentor langsung. Sehingga dengan gemblengan dan didikan yang keras berhasil sebagai pemimpin ummat yang melegenda dan menginspirasi.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan seniman sudah terbiasa seorang murid hidup dan tumbuh bersama gurunya. Abah Asep Sunandar Sunarya banyak melahirkan para dalang wayang golek kondang di tanah pasundan. Begitu juga di dunia olah raga. Kita terbiasa mencari club olah raga yang pelatihnya mantan atlet senior kaliber dunia. Itulah kedahsyatan metiode pendidikan dengan model mentoring. Sang Murid tidak hanya belajar skill tetapi juga kisah-kisah inspiratif dan perilaku mental juara akan diwariskan dari Sang Mentor. Sehingga sang murid akan terlatih secara skill, kuat dari sisi mental serta memiliki daya imaginasi yang kuat yang diperoleh dari kisah hidup sang mentor.
Itulah yang dilakukan Nabi Musa as dalam mengkader Yusya Bin Nun. Kemanpun Nabi Musa as melakukan perjalanan dan perjuangan maka disampingnya selalu hadir Yusya Bin Nun. Karekter kuat, illmu pengetahuan serta realasi yang dibangun Nabi Musa as menjadi modal utama Yusya bin Nun dalam memimpin Bani Israel yang terkenal "bebal dan ngeyel" di periode pasca penaklukan bumi palestina. Itulah pentingnya proses kaderisasi melalui metode mentoring dalam menyiapkan generasi pemimpin yang kuat dan berkarakter di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT