Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Guru Produktif Solusi Pembangunan Pendidikan Kejuruan Masa Kini
30 Agustus 2022 11:58 WIB
Tulisan dari Herlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guru adalah tonggak sebuah pembangunan. Sebagai bagian dari pendidikan, guru memiliki kendali penuh menjadi penentu arah. Maka pantas saja bila pendidikan mengalami kendala, salah satu caranya dengan meningkatkan kompetensi guru, lebih-lebih guru sekolah vokasi. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
Melansir berita dari CNN, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim tanggal 5 Mei 2021 lalu secara terang-terangan menyampaikan masalah yang sedang dihadapi oleh pendidikan vokasi di negeri ini. Indonesia sedang mengalami krisis generasi yang siap bekerja dan bersaing di era 4.0. Ditambah lagi dengan tingkat pengangguran terbuka yang berjumlah 13.55 persen.
Tidak jauh berbeda dari artikel Medcom.id tahun 2020 lalu yang menyatakan bahwa pendidikan vokasi sedang mengalami krisis guru produktif. Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto ketika itu mengakui bahwa masalah tersebut merupakan isu yang sekian lama belum menemukan solusi.
Padahal, era revolusi industri saat ini menuntut seseorang untuk memiliki keterampilan yang mumpuni dan bisa bersaing secara sehat. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan kita untuk selalu mengasah diri dengan cara menambah wawasan dan pengetahuan secara kontinu. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah melahirkan generasi terdidik yang cakap dan cerdas, memiliki mental kuat, dan ahli di bidang tertentu serta siap bersaing.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai persoalan yang terjadi maka muncul pertanyaan, harapan pembangunan yang menjadi cita-cita bangsa mungkinkah bisa terwujud? Dalam pandangan Suyitno (2021) cita-cita pembangunan negeri yang dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan terutama pendidikan vokasi harus bisa melalui beberapa tantangan, di antaranya: Pembelajaran autentik, pembentukan model mental, motivasi internal, kecerdasan ganda, dan pembelajaran sosial.
Artinya, semua hal itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak didiknya agar memiliki keahlian tertentu sesuai minatnya. Karena pada dasarnya, seorang anak dapat menjadi brilian bila bertemu dengan pendidik yang tepat dan cakap.
Meningkatkan Kompetensi Guru Vokasi
Bila kita sering mendengar upaya pembangun untuk melahirkan generasi emas, maka salah satu kuncinya adalah menyediakan tenaga pendidik yang kompeten. Karena hakikatnya keahlian dari anak didik bersumber dari kompetensi pendidik.
ADVERTISEMENT
Melihat kebutuhan pasar industri dan terbatasnya ketersediaan tenaga kerja, saat ini merupakan tugas pendidik dan tenaga kependidikan untuk melakukan perubahan. Semisal melatih keterampilan agar tidak gagap dalam Informasi Teknologi (IT).
Jika kita mau melihat pasar industri masa kini, ada banyak keahlian dibutuhkan tenaganya seperti pengelola perangkat komputer (microsoft word, excel, power point), pengelola sosial media, content creator, developer program, teknisi mesin, dan banyak keahlian bidang lain yang dibutuhkan oleh perusahaan masa kini.
Untuk menanggulangi perkembangan dan kemajuan zaman, maka yang harus dilakukan oleh sekolah adalah menyusun program kurikulum yang mendukung kualitas peningkatan lulusan relevan dengan kebutuhan era saat ini. Semisal menambah kompetensi guru, menyiapkan materi-materi yang mendukung keterampilan anak didik, dan melakukan kerja sama dengan lembaga industri agar anak didik mendapat kesempatan magang dan memperoleh sertifikat yang dapat menjadi bekal pengalaman mereka.
ADVERTISEMENT
Kehadiran guru produktif di lembaga pendidikan memberi warna baru, khususnya bagi sekolah menengah vokasi. Pemerintah telah memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan sekolah vokasi agar lebih baik dan menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Serangkaian program kurikulum dan usaha menjadi Pusat Keunggulan (PK) bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai diimplementasikan sejak tahun 2021 lalu. Hal demikian sebagaimana instruksi Presiden bagi pendidikan vokasi agar melahirkan lulusan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri masa kini.
Oleh karena itu, kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta perguruan tinggi mutlak dilakukan oleh setiap institusi agar pendidikan vokasi berkembang secara dinamis dan progresif. Beberapa respons dari dunia industri dari upaya kementrian pendidikan meningkatkan kualitas sekolah vokasi negeri ini mendapat respons positif.
ADVERTISEMENT
Peserta didik mendapat kesempatan diajar oleh pendidik dari kampus tertentu serta dari perusahaan yang bekerja sama dengan sekolah SMK tersebut. Tidak hanya pelatihan bagi peserta didik, para pendidik atau guru juga diagendakan pelatihan kemampuan sesuai jurusan keahliannya. Hal ini untuk menambah wawasan para guru. Karena salah satu kunci keberhasilan sekolah adalah memiliki guru yang kompeten.
Melansir dari artikel Kemdikbud tahun 2021 bahwa kondisi ketersediaan Guru Vokasi di Indonesia saat ini berjumlah 32.153, terdiri dari 17.862 SMK Negeri dan 14.291 SMK Swasta. Dari sejumlah ketersediaan guru yang masih aktif ini jika didukung oleh kompetensi yang mumpuni akan melahirkan anak didik yang yang berhasil di masa depannya.
Pembangunan pendidikan vokasi atau SMK dengan kebijakan program tahun 2021 yang dikenal ‘Link and Match Vokasi 8+1’ diharapkan mampu melahirkan lulusan yang dibutuhkan oleh pasar industri masa kini. Oleh karena itu Guru perlu melakukan kerja sama, diklat, pelatihan kompetensi, aktif melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), riset ilmiah, dan melakukan transformasi pendidikan baru yang cukup relevan.
ADVERTISEMENT
Upaya pembangunan sumber daya manusia di negeri ini akan mutlak tercapai jika pendidikan mengalami kemajuan. Oleh karena itu, penting menyiapkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masa kini dan lingkungan sosial agar selaras dengan tujuan pendidikan kejuruan.