Konten dari Pengguna

Hit and Run Pak Menkes

Agung Sapta Adi
Dokter Spesialis Anestesi & Terapi Intensif Presidium DIB (Dokter Indonesia Bersatu)
27 Agustus 2023 5:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Sapta Adi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Dok. After Hour
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Dok. After Hour
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Awalnya istilah hit and run digunakan dalam permainan softball dan baseball yaitu taktik batter (pemukul bola) untuk membantu agar pelari (base runner) dapat maju ke beberapa base di depannya dengan selamat.
ADVERTISEMENT
Hit and run secara istilah adalah menabrak kemudian lari, atau yang kerap juga digunakan sebagai istilah kasus tabrak lari, ketika seseorang ditabrak oleh suatu kendaraan, kemudian pengendara yang menabrak tersebut kabur karena tidak ingin bertanggung jawab.
Dalam dunia kesehatan, istilah hit and run tidak lazim digunakan karena tidak ada peristiwa tabrak-menabrak, namun istilah ini menjadi penting ketika seorang pebisnis menjadi menkes dan lihai melakukan permainan hit and run.
Hit and run dalam dunia bisnis adalah situasi ketika seorang pelanggan melakukan pemesanan suatu barang, dan setelah pihak penjual membuat reservasi untuk memastikan barang tersebut tidak dibeli oleh orang lain, pelanggan tersebut kemudian kabur tanpa menyelesaikan pesanannya.
Ilustrasi lari marathon. Foto: AFP PHOTO / John MACDOUGALL
Metode scalping hit and run juga dikenal dalam dunia trader, “pukul dan lari” artinya, jika sudah ada tanda-tanda harga membentuk peluang entry, saat itulah kamu bersiap untuk “melakukan pukulan”. Sehingga, posisi yang telah dibuka biasanya sangat singkat, sesingkat ketika kamu tengah “berlari”.
ADVERTISEMENT
Strategi hit and run mengikuti prinsip dasar: masuk, ambil keuntungan, dan keluar secepat mungkin. Dalam konteks scalping, berarti memanfaatkan pergerakan harga yang sangat singkat untuk mendapatkan profit.
Dalam permainan ini diperlukan intuisi cari keuntungan, mental kuat dan cepat tanggap agar dapat melakukan posisi entry dan exit yang tepat sesuai dengan kondisi pasar. Dan trader perlu menjauhkan diri dari moralitas dan integritas.
Inilah yang terjadi ketika seorang menkes dengan mudah membuat narasi-narasi yang menyesatkan publik, mengatakan bahwa sektor kesehatan Indonesia amburadul karena kekuasaan IDI yang terlalu besar.
Lambang IDI. Foto: Instagram/@ikatandokterindonesia
Kekurangan produksi dokter spesialis dan persebarannya adalah salah IDI begitu pula perundungan dalam pendidikan dokter spesialis juga kesalahan IDI.
Tanpa dasar dan fakta yang kuat asumsi tersebut disematkan dalam benak publik melalui “pukulan-pukulan” singkat berulang-ulang kemudian “keluar secepat mungkin”.
ADVERTISEMENT
Di saat kita heboh menanggapi tuduhan yang bertubi-tubi, di saat itulah Menkes mencuri poin dengan melakukan berbagai manuver yang tidak terlalu diperhatikan publik maupun profesi termasuk Joint Action Plan antara Kementerian Kesehatan Indonesia dengan Kementerian Sains dan Teknologi RRT untuk kerja sama pengembangan vaksin dan genomik, serta 9 MoU bisnis kerja sama sektor swasta dan BUMN dengan total potensi nilai mencapai USD 1,5 miliar.
Begitu pula kunjungan Menkes menemui Elon Musk di Amerika Serikat untuk membangun akses internet di puskesmas terpencil 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) mestinya menjadi tanda tanya besar apakah sebegitu pentingnya hal tersebut dibanding implementasi yang lebih sederhana dan di depan mata untuk menyelesaikan banyak PR Kementerian Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya kita mulai paham karakter permainan Pak Menkes untuk mengabaikan data ilmiah maupun masukan berbagai pihak karena begitu kuatnya intuisi bisnis untuk mencarikan keuntungan bagi kelompok tertentu.
Ilustrasi dokter. Foto: PopTika/Shutterstock
Target pemesan dan ambisi inilah yang akan mengendalikan motivasi serta alam bawah sadarnya sehingga kesalahan besar menimpa kita semua yang masih punya akal sehat membiarkan permainan “kotor” ini terus berlanjut.
Sejumlah pejabat Kemenkes yang hati nuraninya tergadaikan ditambah para pakar kesehatan yang sedang bergerilya mencari jabatan dikalahkan dengan mudah oleh segelintir praktisi investasi yang berada di lingkaran Menkes.
Tidak salah kalau kemudian sektor kesehatan benar-benar akan menjadi komoditas bisnis yang akan diperebutkan dan dimenangkan sekelompok pemain (kapitalis) global.
Dalam bisnis banyak anggapan bahwa hit and run adalah sebuah tindak penipuan di mana penjual merasa dirugikan karena barang yang semestinya bisa dijual kepada pembeli potensial lainnya akhirnya tidak terjual.
Ilustrasi undang-undang. Foto: Getty Images
Sering kali penjual merasa dirugikan oleh praktik ini karena barang yang semestinya bisa dijual kepada pembeli potensial lainnya akhirnya tidak terjual.
ADVERTISEMENT
Oknum profesi yang tertipu, politikus yang terbeli, rakyat yang dibodohi serta pengusaha lokal yang terbuai janji Menkes pada akhirnya akan menyadari permainan ini.
Menkes hanyalah seorang batter (pemukul) yang bersama tim, pelatih, manajer maupun pemilik club memiliki keinginan besar memenangkan pertandingan dengan segala cara.
Kesehatan yang diamanahkan UUD 1945 dan menjadi hak dasar bagi setiap insan manusia tidak akan pernah tercapai karena hilangnya rasa nasionalisme serta keberanian melawan neoimperialisme.
Ancaman terhadap kedaulatan kesehatan serta ketahanan nasional sudah menjadi kenyataan di depan mata.
Masihkah kita terbuai dengan janji dan kata manis pemimpin di negeri dongeng ini?