Konten dari Pengguna

Tantangan Cybersecurity bagi KPPS: Strategi Pencegahan Kebocoran Data Pemilu

Bagas Zaky
Mahasiswa Bisnis Digital Universitas Amikom Purwokerto
4 November 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagas Zaky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh cottonbro studio: https://www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh cottonbro studio: https://www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang sedang berlangsung, keamanan siber menjadi perhatian penting, terutama bagi institusi yang bertanggung jawab dalam proses pemilihan umum seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Ancaman serangan siber dapat mengganggu integritas data pemilu dan menurunkan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami tantangan yang dihadapi serta strategi yang bisa diterapkan untuk mencegah kebocoran data pemilu.
ADVERTISEMENT
Tantangan keamanan siber
1. Ancaman cybercrime, seperti peretasan dan pencurian data, semakin meningkat menjelang pemilu. Kasus peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) menyoroti kerentanan sistem informasi KPU yang masih signifikan.Serangan yang dilakukan memiliki potensi untuk mengakses data pemilih dan memanipulasi hasil pemilu. Hal ini berpotensi menimbulkan kerusakan reputasi yang cukup signifikan bagi lembaga penyelenggara.
2. Keterbatasan pada Sumber Daya Manusia juga berpengaruh terhadap kompetensi individu dalam bidang keamanan siber, merupakan tantangan penting. Banyak anggota KPPS mungkin kurang menguasai cara melindungi sistem dari serangan siber. Hal ini menciptakan celah yang dapat dimanfaatkan oleh para peretas.
3. Infrastruktur teknologi yang rentan penggunaan teknologi informasi dalam pemilu, seperti Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu (Sirekap), membawa risiko tersendiri. Walaupun Sirekap berfungsi untuk mempercepat proses penghitungan suara, namun juga memiliki kerentanan terhadap serangan yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan suara.Jika tidak dikelola dengan baik,hal ini dapat mengakibatkan ketidakpercayaan publik terhadap hasil pemilu.
ADVERTISEMENT
Strategi Pencegahan Kebocoran Data
1. Peningkatan Keamanan Sistem
KPU perlu memastikan bahwa semua sistem TI yang digunakan dalam pemilu telah diperbarui dengan patch keamanan terbaru. Penggunaan firewall dan program antivirusjuga amatlah penting untuk menghalang serangan malware. Selain itu,enkripsi data sensitif harus diterapkan untuk melindungi informasi pribadi pemilih.
2. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan Siber
Pendidikan dan pelatihan keamanan siber bagi anggota KPPS sangat penting. Mereka perlu diberi latihan agar bisa mengenali potensi serangan siber, seperti phishing, dan memahami cara-cara melindungi diri dan sistem mereka. Informasi penting mengenai pelatihan yang melibatkan Sirekap dan pemeliharaan integritas data ada di sini.
3. Audit dan Penilaian Keamanan Berkala
Melakukan audit keamanan secara berkala pada sistem informasi pemilu merupakan langkah yang sangat penting. KPU perlu bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan penilaian risiko dan memastikan semua celah keamanan teridentifikasi dan ditangani.
ADVERTISEMENT
4. Kerjasama dengan Pihak Ketiga
Menggandeng pihak ketiga yang memiliki keahlian dalam keamanan siber dapat membantu KPU dalam melakukan penilaian independen terhadap sistem mereka. Kerjasama internasional juga penting untuk bertukar informasi tentang ancaman siber dan praktik terbaik dalam menghadapi serangan.
5. Rencana Pemulihan Pasca Serangan
KPU perlu memiliki rencana pemulihan yang jelas jika terjadi serangan siber. Ini melibatkan pembentukan tim tanggap keamanan yang sigap bertindak dengan cepat, untuk mengurangi efek dari serangan tersebut. Rencana ini perlu mencakup langkah-langkah untuk memulihkan data dan sistem dengan cepat agar proses pemilu dapat tetap berjalan dengan lancar.
Kesimpulan
Tantangan cybersecurity bagi KPPS menjelang pemilu sangat kompleks, namun dengan menerapkan strategi pencegahan yang tepat, risiko kebocoran data dapat ditekan. Peningkatan keamanan sistem, pelatihan anggota KPPS, audit berkala, kerjasama dengan pihak ketiga, serta rencana pemulihan pasca serangan merupakan langkah-langkah kunci dalam memastikan integritas proses pemilu dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara. Dengan demikian,diharapkan pemilu dapat berlangsung dengan aman, adil, dan transparan.
ADVERTISEMENT