Konten dari Pengguna

Nostalgia Pelopor Perfilman di Indonesia Melalui Teater

Inggrid Amanda
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Desember 2021 21:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inggrid Amanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pergeseran budaya di Indonesia kini mengarahkan Indonesia ke Industri digital. Industri perfilman belakangan menjadi salah satu industri yang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Sebut saja judul-judul besar seperti Dilan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Bumi Manusia dan masih banyak judul lainnya. Film menjadi sebuah produk yang sangat digemari dan dikenal di masyarakat karena keindahannya.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya film memang sebuah produk atau karya yang sulit terlepas dari karya-karya sastra seperti novel dan drama. hal itu sangat memungkinkan sebuah karya sastra untuk difilmkan.
Sederet nama artis tanah air yang membintangi banyak film layar lebar pun tak luput dan seringkali berkecimpung juga di dunia teater, sebut saja nama Reza Rahardian, Chelsea Islan, Deddy Mizwar, dan masih banyak yang lainnya.
Hal itu tentu tak lepas dari aktivitas yang sering dilakukan antara teater atau drama dan film mirip dalam adegan-adegannya, hanya saja medianya yang membedakan antara film dan teater.
Sebelum industri film sebesar sekarang ini, dahulu seni teater atau drama merupakan media untuk menuangkan pikiran, bentuk perlawanan, serta hiburan masyarakat yang sangat digemari.
ADVERTISEMENT
Di balik suksesnya industri film hari ini, ada sosok seseorang yang disebut sebagai bapak perfilman Indonesia bernama Usmar Ismail. Usmar ismail merupakan nama yang cukup tersohor di kancah dunia sastra dan perfilman Indonesia. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan juga bapak film Indonesia. Ia adalah seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia.
Usmar dirasa memiliki totalitas dalam kecintaannya terhadap seni dan budaya. Hal itu dapat kita lihat dalam sejarah ketika ia aktif sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), Ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), Ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN).
Nama yang cukup besar dalam dunia perfilman ini sejatinya patut dibanggakan dan dikenal sebagai salah satu pelopor di Indonesia. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan kembali merefleksikan kembali karya-karya beliau seperti yang dilakukan teater patri.
Flyer pementasan Teater Patri dengan lakon Ayahku pulang karya Usmar ismail dan lakon Raja Kasa Ratu Soliha karya Rodli TL.
Teater patri sendiri akan melaksanakan pementasan pertunjukkan dengan lakon Ayahku Pulang karya Usmar Ismail pada 3 dan 4 Desember 2021 yang bertempat di Bengkel Kreatif, Sawah Baru, Ciputat. Pementasan ini meskipun di tengah pandemi diadakan Luring dengan mematuhi protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Lakon ayahku pulang ini merupakan sebuah lakon realis yang sejatinya akan menyihir para penonton untuk larut dalam pertunjukan sehingga mereka seakan tak sadar bahwa itu adalah sebuah lakon karena sulit membedakannya dengan kenyataan.
Aliran drama realisme sendiri hadir sebagai bentuk perkembangan drama dan teater modern dalam aliran kesenian. Aliran ini muncul dan berkembang karena adanya ketidakpuasan terhadap konsep drama yang selalu berpacu pada genre romantic yang kemudian para penulis berusaha menggambarkan realitas kehidupan yang nyata tentang bagaimana cerita itu dapat terjadi di kehidupan sehari-hari.
Cukup menarik untuk melihat bagaimana teater patri akan menampilkan sebuah lakon dari satu tokoh yang cukup hebat ini. Meskipun lakon untuk bukan yang pertama kalinya dipentaskan lagi oleh para penikmat seni dan budaya, namun patut ditunggu bagaimana teater patri akan menyihir para penonton nantinya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal yang menarik lainnya adalah dalam satu malam teater patri akan mementaskan 2 lakon sekaligus. Selain lakon Ayahku Pulang karya Usmar Ismail, lakon yang tak kalah menarik adalah Raja Kasa Ratu Soliha karya Rodli TL.
Rodli TL bagi sebagian orang awam atau yang baru menikmati karya sastra mungkin jarang didengar dibandingkan nama nama besar pada pendahulunya. Namun lakon yang dibuat oleh seseorang yang konon disebut 'Dewa Kesenian Lamongan' ini juga cukup menarik perhatian dan memunculkan rasa penasaran akan seperti apa pementasan ini berjalan.
Oleh karena itu pementasan teater patri kali ini sangat menarik dan sangat layak untuk kita nantikan bersama. Ini adalah salah satu upaya dalam menjaga dan bentuk kecintaan kita terhadap budaya, terutama teater yang kian lama makin terlarut akan perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT