Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Apakah Dismorfik Tubuh Hidup Pada Diri Anda Itu Nyata? Kenali Tanda Berikut Ini
29 Januari 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Marcel Ignatius Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini digegerkan dengan sebuah fenomena yang dialami oleh influencer bernama Vidi Aldiano. Di mana beliau bercerita di halaman Instagram pribadinya, bahwa ia mengalami sebuah gangguan mental yang disebut Body Dysmorphic. Namun, bukan hanya segelintir orang saja yang mengalami hal yang serupa, melainkan sudah sering terjadi di negara negara besar layaknya Amerika Serikat, Eropa Timur, dan Eropa Barat.
ADVERTISEMENT
Jadi apa itu sebenarnya Body Dysmorphic itu? Gangguan dismorfik tubuh atau Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan kesehatan mental ketika seseorang tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan yang dalam penampilannya. Padahal, kekurangan ini tampak kecil atau tidak terlihat, bahkan tidak menjadi perhatian besar bagi orang lain.
Gangguan dismorfik tubuh biasanya dialami remaja yang sedang dalam masa pubertas, karena remaja masuk fase dalam menemukan jati diri dan identitas mereka. Berdasarkan data dari Enander et al (2018) diperkirakan Body Dysmorphic Disorder sekitar 49% terjadi di usia 15 tahun, 39% di usia 18 tahun dan sisanya pada usia 20-28 tahun. Menurut Rini (2004) Body Dysmorphic Disorder cenderung berkembang saat usia remaja sekitar 16-17 tahun. Dapat disimpulkan dari studi itu bahwa gangguan mental ini lebih rentan kepada remaja.
ADVERTISEMENT
Jadi, apa yang menyebabkan terjadinya Body Dysmorphic Disorder pada anak dan remaja? Penyebab yang paling umum terjadi adalah dari faktor lingkungan. Terkadang para anak dan remaja suka menerima hal yang tidak baik dari lingkungan terhadap citra dirinya seperti menerima body shaming hingga trauma masa lalu. Lingkungan yang buruk juga dapat membuat mereka tertekan hingga mengalami krisis mental.
Beberapa studi juga mengatakan bahwa Body Dysmorphic Disorder bisa disebabkan oleh kelainan otak dan genetik. Tentunya jika dibiarkan dapat menjadi fatal bagi pengidapnya, di mana dapat menyebabkan stress dan tekanan yang tinggi.
Hal ini dapat diperburuk juga dengan maraknya media sosial yang mengandung banyak konten-konten yang tidak sesuai realita. Menyebabkan anak dan remaja memiliki ekspektasi hidup yang tinggi. Media sosial juga sering menjumpai diskriminasi dan perbedaan fisik suatu individu. Kebiasaan anak dan remaja yang lebih menghabiskan waktu nya di layar gadget akan menjadi suatu hal yang buruk bagi seorang anak.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, Body Dysmorphic Disorder tidak hanya disebabkan dari faktor eksternal saja, melainkan bisa datang dari diri kita. Tetapi, seharusnya hal ini tidak menjadi halangan bagi kita untuk menghindari segala hal negatif dalam hidup dan tetap bersyukur apa ada nya. Para orang tua harus lebih berhati-hati dan mengawasi anak-anaknya dalam menjaga kesehatan mereka secara mental. Sebagai remaja, kita juga harus memiliki kesadaran yang tinggi akan bahaya dari perilaku negatif yang dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada orang lain.