Konten dari Pengguna

Mikroplastik dalam Teh Celup: Ancaman di Cawan Kita

DANIEL GAGARIN
Pensiunan PNS dengan 30 tahun pengabdian di Sulawesi Tengah, berpengalaman di Lingkungan Hidup, Pertanian, dan Perencanaan. Pensiun sejak 2021, tetap aktif mengeksplorasi isu lingkungan, teknologi, dan kesehatan mental. Dedikasi tanpa batas.
1 April 2025 9:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DANIEL GAGARIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Teh Celup oleh Montatip Lilitsanong di Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto Teh Celup oleh Montatip Lilitsanong di Unsplash
ADVERTISEMENT
Di balik aroma harum dan kenikmatan secangkir teh celup, tersimpan ancaman yang mungkin luput dari perhatian kita: mikroplastik. Partikel kecil ini, yang tidak terlihat oleh mata telanjang, kini ditemukan merajalela dalam produk sehari-hari, termasuk beberapa merek teh celup populer di Indonesia. Bagaimana partikel ini masuk ke tubuh kita, apa dampaknya, dan apa yang bisa kita lakukan? Mari kita telusuri lebih dalam.
ADVERTISEMENT

Apa Itu Mikroplastik dan Bagaimana Terbentuk?

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil, umumnya kurang dari 5 milimeter, yang dapat berasal dari dua sumber utama. Pertama, mikroplastik primer, seperti microbeads dalam produk kosmetik atau pelet industri yang sengaja dibuat kecil. Kedua, mikroplastik sekunder, yang terbentuk dari pecahan plastik besar seperti botol atau kantong plastik akibat degradasi oleh sinar UV, gesekan, atau reaksi kimia di lingkungan. Partikel ini kemudian tersebar melalui air, udara, dan tanah, mencemari ekosistem serta masuk ke rantai makanan kita.

Mikroplastik dalam Kantong Teh Celup

Laporan terbaru dari Ecoton Foundation mengungkapkan fakta mengejutkan: beberapa merek teh celup yang banyak dikonsumsi di Indonesia—Sosro, Teh Poci, Sari Murni, Sariwangi, dan Tong Tji—ternyata mengandung mikroplastik. Saat kantong teh ini diseduh dengan air panas (95°C), jumlah partikel mikroplastik yang dilepaskan bisa mencapai 1.000–1.100 partikel per 200 mililiter jika kantong langsung dipanaskan, atau 600–700 partikel jika dimasukkan setelah air mendidih. Angka ini bukan sekadar statistik, tetapi peringatan serius.
ADVERTISEMENT
Penyebab utamanya adalah bahan kantong teh celup yang sering terbuat dari polietilen (PE) atau nilon, yang mudah terdegradasi saat terkena panas. Bahkan, lapisan plastik pada kantong kertas (kraft) juga berkontribusi. Akibatnya, setiap tegukan teh yang kita nikmati mungkin mengandung partikel-partikel kecil yang berpotensi berbahaya.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan—setara dengan tiga kartu ATM. Dan teh celup, yang menjadi minuman favorit banyak orang, ternyata menjadi salah satu sumber utamanya.

Bagaimana Mikroplastik Masuk ke Tubuh Kita?

Mikroplastik tidak hanya berasal dari teh celup. Partikel ini dapat masuk ke tubuh melalui berbagai jalur, antara lain:
ADVERTISEMENT
Setelah masuk, mikroplastik dapat menumpuk di organ vital seperti hati, ginjal, dan otak, berisiko membahayakan kesehatan.

Dampak Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Penelitian global menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh melawan penyakit. Akumulasi jangka panjangnya juga dapat merusak organ internal, memicu stres oksidatif, dan menyebabkan peradangan kronis, yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit serius seperti kanker.
Meskipun penelitian tentang dampak kesehatan mikroplastik masih terus berkembang, temuan awal ini sudah cukup untuk membuat kita waspada. Bayangkan, setiap hari kita mungkin tanpa sadar mengonsumsi plastik dalam jumlah kecil yang dapat mempengaruhi kesehatan di masa depan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Berita buruk ini bukan berarti kita harus berhenti menikmati teh. Ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi paparan mikroplastik:
ADVERTISEMENT

Kesimpulan: Waktu untuk Bertindak

Temuan mikroplastik dalam teh celup di Indonesia bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga ancaman kesehatan yang nyata. Meskipun penelitian masih berlangsung, langkah preventif sudah harus kita ambil sekarang. Dengan beralih ke produk alami, mendukung regulasi yang lebih ketat, dan meningkatkan kesadaran kolektif, kita bisa mengurangi dampak polusi plastik yang semakin mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Mari kita jadikan setiap cawan teh bukan hanya sebagai sumber kenyamanan, tetapi juga simbol komitmen kita untuk menjaga kesehatan dan lingkungan. Karena di balik uap panas secangkir teh, tersimpan tanggung jawab besar untuk masa depan yang lebih bersih dan sehat.

Sumber Referensi: