Konten dari Pengguna

Pengaruh dan Faktor Cara Belajar Individual dalam Psikologi Pendidikan

Kholifatunnisa Assholihah
Mahasiswa Pendidikan Bhasa dan Sastra Indonesia, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
8 Oktober 2024 9:58 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kholifatunnisa Assholihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh ROMAN ODINTSOV dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/anak-kecil-anak-anak-siswa-murid-12719332/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh ROMAN ODINTSOV dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/anak-kecil-anak-anak-siswa-murid-12719332/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia belajar dari bayi sampai ajal menjemput, tidak ada batasan usia dalam belajar. Proses belajar akan membentuk seperti apa kepribadian seorang individu manusia di kehidupan dewasanya. Manusia menghadapi proses belajar dengan cara yang berbeda dari satu individu dengan individu yang lain. Manusia juga menjalani proses belajarnya dengan kepribadian yang dimilikinya yang berbeda dari individu lain.
ADVERTISEMENT
Perbedaan individual Menurut Sarlito wirawan (1991), kepribadian adalah kumpulan sifat biologis dalam bentuk dorongan, kecenderungan, rasa dan naluri diperoleh melalui pengalaman yang ditemukan seseorang. Sebagai makhluk sosial manusia dipastikan akan saling berinteraksi dan dalam proses interaksi itu akan terjadi proses saling mempengaruhi dan juga saling menerima pengaruh. Merujuk pada teori kepribadian yang mengakui setiap orang memiliki karakteristik khusus dan unik maka dalam interaksi sosial itu juga akan muncul perbedaan individual sebagai aktualisasi dari ke aneka ragaman latar belakang setiap individu. Menurut Bisyri (2020), perbedaan individu baik dalam aspek fisik dan psikologis meliputi:
ADVERTISEMENT
Selain perbedaan yang telah disebut di atas, faktor orang tua/keluarga juga merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang termasuk dalam hal prestasi. belajar anak.9 Penerapan pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah. Kebiasaan belajar inilah yang menyebabkan sebuah pola gaya belajar.
Faktor ini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari orang tuanya. Faktor bawaan ini dibawa oleh gen yang terkandung dalam kromosom di dalam sel sperma dan sel telur. Gen adalah unit hereditas pembawa sifat yang diwariskan dari induk kepada keturunanannya. Masing-masing orang tua memberikan 50% gen kepada keturunannya.
ADVERTISEMENT
a. Faktor Status Sosial Ekonomi
Faktor ini meliputi kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Status sosial ekonomi keluarga meliputi Tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas khusus dan barang-barang yang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, lemari es, mebel dan sebagainya. Faktor ini menjadi penyebab karena pada umumnya murid dengan golongan sosial ekonomi rendah hidupnya lebih sukar. Jika kita berbicara cara mendidik, anak-anak dari keluarga miskin seringkali mendapat gaya mendidik yang keras dari orang tua mereka.
b. Faktor Budaya
Budaya itu beraneka ragam macam, bentuk, dan isinya. Kehidupan seseorang dibentuk oleh budaya dalam kelompok tempat dia berada. Di dalam kelompok budaya itu dibinalah keserupaan-keserupaan di antara para anggota kelompok. Setiap kelompok budaya mengajarkan “pelajaran-pelajaran” tertentu tentang hidup dan kehidupan. Budaya itu berbeda-beda dalam hal berikut:
ADVERTISEMENT
1) Ketentuan yang mengatur hubungan antarpribadi.
2) Ajaran tentang waktu dan cara terbaik menggunakan waktu.
3) Citra mengenai pribadi yang ideal.
4) Gagasan mengenai hubungan antara manusia dengan alam.
5) Nilai-nilai yang paling dijunjung tinggi.
c. Faktor Praktik Mendidik Anak
Menurut penelitian White dan kawan-kawan (1978), praktik-praktik tertentu dalam mendidik anak cenderung memengaruhi perkembangan keterampilan sosial dan kecakapan kognitif pada anak-anak. Praktik tersebut meliputi menciptakan lingkungan keluarga yang longgar dan ramah, tanggap terhadap kebutuhan dan minat anak, menyambut dan menghargai prestasi, mendorong rasa ingin tahu dan dorongan bersaing, serta berbicara dengan anak-anak tentang hal yang menarik minat dan perhatiannya.
d. Faktor Urutan Kelahiran
Menurut hasil penelitian, perbedaan individual antara lain disebabkan oleh urutan kelahiran. Anak sulung biasanya lebih berorientasi pada orang dewasa, pandai mengendalikan diri, mudah menyesuaikan diri, cemas, takut gagal, dan pasif jika dibandingkan dengan adik-adiknya (Hetherington & Parke, 1979). Mengenai anak tunggal, menurut Polit, Nuttall & Nuttal (1980) pada umumnya anak tunggal itu menunjukkan sifat lebih pasti, lebih dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan baik, serta prestasi akademiknya di sekolah lebih tinggi daripada anak-anak yang mempunyai saudara-saudara sekandung dan anak sulung.
ADVERTISEMENT
e. e. Faktor Perceraian Orang Tua
Perceraian adalah peristiwa yang menekan batin. Perceraian itu biasanya didahului oleh konflik suami-istri yang berkepanjangan mengakibatkan guncangan dan kejutan bagi banyak pihak termasuk anak-anak. Anak mesti berhadapan dengan orang tuanya yang menjadi mudah marah, lesu, dan pencemas sehingga dari hal itu sang anak dapat merasakan kurangnya rasa kasih sayang dari orang tuanya. Dengan perceraian itu terjadilah berbagai perubahan yang tidak menguntungkan bagi anak-anak. Terkadang ada anak-anak yang menganggap bahwa dirinyalah biang keladi perceraian itu dan berharap-harap cemas semoga orang tuanya rujuk kembali. Pada umumnya anak-anak menjadi menderita karena perceraian.
Guru dapat menangani perbedaan individual dalam belajar dengan cara yang halus dan mendukung murid dalam segala kegiatannya tanpa harus mendikte segala perbuatannya serta memberi rasa nyaman kepada muridnya. Perbedaan individual dapat diatasi dengan memfasilitasi perbedaan tersebut sehingga tidak menimbulkan perselisihan antar murid. Fasilitas yang dapat diberikan dapat berupa metode belajar sesuai kemampuan murid dalam memproses informasi baik dari segi visual, auditoris, dan kinestetik. Implikasi perbedaan individual terhadap pembelajaran adalah pembelajaran yang mendukung semua perbedaan individu yang dimiliki oleh setiap murid. Pembelajaran yang dilakukan haruslah berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan juga harus membuat nyaman pendidik dan peserta didik.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA :
Azrai, P. E., & dkk. (2018). Ragam Gaya Belajar Siswa SMA Menurut David Kolb dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Al-Azhar Indonesia
Seri Humaniora. 4: 4. Darwis, & Mas'ud, H. (2017). Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Sosioantropologi. Makassar: CV SAH MEDIA.
Fakih, M. (2012). Analisis Gender dan Transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karim, B. A. (2020). Teori Kepribadian dan Perbedaan Individu. Education and Learning Journal. 1: 1.
Mahmud, M. D. (2017). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Maulidah, L. L. (2017). Memahami Gaya Belajar untuk Meningkatkan Potensi Anak. Jurnal Perempuan dan Anak, 1: 2. 249-254.
ADVERTISEMENT