Kepribadian Ekstrovert dalam Salah Satu Novel Erni Aladjai

Asep Setiono
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
6 September 2022 21:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Setiono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga karya Erni Aladjai dengan pemenang sayembara novel dewan kesenian Jakarta sukses menceritakan tokoh Haniyah yang anak perempuannya bernama Ala dan dia memiliki disabilitas dengan mata juling. Selain itu, bisa melihat hal yang tak kasat mata sehingga banyak teman sekolah yang tidak mau berteman dengannya. Cerita ini tidak terpaku horror saja, tetapi merupakan banyak hal di kehidupan sehari-hari dan cerita novel tersebut tetap terjaga. Adanya karya sastra dengan penelitian ini tentunya mengandung banyak manfaat serta karya sastra sendiri dapat dinikmati, dihayati serta dapat dipahami. Penulis Erni Aladjai yang berhasil lolos di sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dengan peringkat ketiga.
ADVERTISEMENT
Lahir pada Desa Lipulalongo Kabupaten bangga Laut, Sulawesi Tengah, dan kondisi serba terbatas dan membuat beliau untuk tetap semangat serta mengubahnya ke arah yang lebih baik. Selain tulisannya menarik juga beliau menulis prosa dan reportase serta meneliti lepas. Pernah menjadi Emerging Writers di Makassar International Writers Festival 2011. Semua gara-gara fiksi yang membuatnya sedikit menuangkan essay.
Sempat berurusan dengan Bapak polisi yang pada saat itu kumpulan cerpen Ning di Bawah Gerhana yang disumbangkan ke perpustakaan sekolah di Desanya. Oleh karena itu, berkat fiksi tersebut akhirnya berkesempatan terbang pada saat itu, karya beliau “Kutemukan di Tengah Perang,” yang kemudian menjadi pemenang unggulan sayembara novel 2012 lalu.
Tujuan akhir dalam diri manusia dapat diringkat dengan istilah realisasi diri. Sangat sempurna serta perpaduan harmonis dengan hak cipta dari semua aspek yang menyeluruh kepada manusia. Sehingga terjadi pengambangan pusat yang baru misalnya pada nilai ekstrovert pada titik yang dimana membuat seseorang harus melangkah maju ke depan dan menuju jalan akhir dalam perkembangannya pasti melewati sesuatu hal yang sulit dialami dan menjadikannya sebagai sebagai tulisan. (Hall, 2009: 205).
ADVERTISEMENT
Sastra dalam Carl Gustav Jung memiliki sejumlah ekstovert dan pada novel ini tokoh utama yang sempat bingung dalam sesuatu hal yang membuatnya jadi kurang aktif. Menurut Saryono (2009: 18), mengungkapkan bahwa kemampuan untuk merekam yang bersifat empiris serta pengalaman mistis.
Cara merepresentasikan sebuah novel pada tokoh utama ini menunjukkan dengan persepsi makhluk hidup atau benda mati harus tetap menyayangi dan tidak boleh disakiti karena akan teringat pada masa lalu yang sudah dirasakan. Dengan novel yang tidak terlalu tebal ini serta jumlah halaman 146 yang terbit di Kepustakaan Populer Gramedia cetakan pertama, Januari 2021.
Novel yang bergenre fiksi ini sangat menarik dibaca dan seolah membawa ke kebun cengkeh bersama Haniyah, serta dalam pencapaian novel. Dalam novel tersebut, ketika suatu malam. Suara bergemuruh di dalam hutan, Markeba Tikore ditemukan sudah tiada atau meninggal. Hanya saja, tubuhnya tergantung dengan lilitan kain di pohon cengkih serta dua pelemparan baru dari rumah kebun tersebut. Tiga hari setelah pemakaman, Tago yang merupakan suami Markeba, mantan mandor kebun cengkih di masa pandemi, ditemukan di rimbunan pakis dengan kepala remuk. Serta berlumuran darah kering yang tergeletak yang tidak jauh dari mayat tersebut. Setelah dari perkebunan cengkih, Haniyah menyisakan sebagian jerami, ditanamnya ketela, sayur dan jagung. Haniyah mencintai pohon-pohon cengkih, karena tanaman ini bisa berbagi kehidupan dengan tanaman yang lain. Sehingga, cengkih saban tahun telah menutupi biaya hidup keluarga mereka selama kurang lebih satu tahun.
ADVERTISEMENT
Haniyah telah mengikuti kebun warisan mendiang Neneknya sejak masih kecil. Dan sekarang, pohon cengkih telah bertukar dengan cengkih yang ditanam Ibunya. Sebagai cengkih masih kecil sampai berumur dewasa. Tujuan penelitian ini deskriptif yang mengacu pada tulisan bahkan dapat berupa kajian ekstrovert pada novel tersebut dengan tokoh utama yang berkisah mempunyai anak yang juling serta kebun cengkih sebagai kehidupan pada masa itu. Kepribadian tokoh utama sebagai pemicu dengan adanya novel dan diperkuat dengan sejumlah data yang bersifat terpercaya.
Sikap jiwa pada manusia pada umumnya merupakan hal lumrah dan menjadi daya tarik tersendiri. Jiwa yang bisa membuat kesenangan dan juga kesedihan juga berbuat tidak banyak dalam menyampaikan sebuah pernyataan pada lisan yang terkadang bercampur pada kejiwaan tersebut. Kesadaran adalah proses yang melibatkan ego. Dominan ego adalah akal, logika, perasaan, dan ingatan. Ego adalah persepsi diri individu dan ego mengontrol kenormalan individu sehari-hari. Ego bekerja dengan cara yang terukur dalam kesadaran, memanifestasikan dirinya dalam stimulasi yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Carl Gustav Jung lebih lanjut di klasifikasikan ego menjadi dua jenis sikap yaitu introvert dan ekstrovert, yang saling mempengaruhi dan membentuk kepribadian individu. Introvert memuncak dalam pikiran dan perasaan mereka sendiri, sementara ekstrovert berhubungan dengan dunia luar dan orang lain. Setiap individu rentan terhadap kedua sikap tersebut, tetapi selalu secara mencolok didominasi oleh rangsangan yang berlebihan dari orang lain.
Sebagai orang yang dikenal dengan sebagai psikologi analitik, juga menurutnya ada beberapa hal yang membuat pendekatan dengan ketidaksadaran kolektif dan ketidaksadaran pribadi. Namun tertuju pada sikap yang dimana pada novel tersebut sangat menarik dibahas dan mempunyai nilai kehidupan sehari-hari. Warisan dan perkembangan setiap karya sastra terlahir kembali dengan struktur pada setiap individu.
ADVERTISEMENT
Perspektif dan motivasi sendiri melibatkan seseorang memiliki kapasitas dan kekuatan untuk tumbuh dan berkembang. Berimajinasi serta mendapatkan asupan yang baik dan benar. Asumsinya, bahwa individu dapat mengatasi orang lain dan tidak harus benar dengan pikiran yang mereka dapatkan, utamanya jika seseorang menyadari kesadaran sendiri yang ada di dalam dan di sekitar mereka.
Novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga karya Erni Aladjai membahas mengenai nilai psikologis yang logis dan membuat pengarang tertarik untuk melanjutkan cerita tersebut. Sebagai pemenang novel DKJ 2019, tentunya banyak dewan juri yang mengapresiasi dengan tulisan yang dimana tulisan dan tradisi lokal tersebut serta pemberian karakter yang wajar dan hidup, naskah ini mengedepankan warga desa yang sederhana dalam hidupnya, kemudian ditengah masalah yang merundung pada mereka.
ADVERTISEMENT
Novel Etnogtrafis ini tidak terpaku eksotis dan tetap tampil wajar. Termasuk tuturan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Teori Psikoanalisis memberikan banyak manfaat dengan segala bidang yang ada pada unsur novel tersebut khususnya kepribadian ekstrovert yang menjadi pemicu berjalannya sebuah penelitian.