Konten dari Pengguna

Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia Atas dasar Berkomunikasi Secara Daring

Asep Setiono
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
29 September 2022 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Setiono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terkait sebuah fenomena kebahasaan dalam komunikasi daring. Muncul masalah-masalah terkait kesalahpahaman ketika berkomunikasi seperti terjadi pertikaian akibat salah nada saat membaca pesan yang dikirim akibat kurangnya tanda baca. Contoh terdapat pada pesan cukup gak dapat terbaca lebih kasar dibanding pesan cukup atau tidak. Adapun pada kasus yang lain, singkatan yang ditulis salah seperti kata Assalamu’alaikum yang seharusnya ditulis ass namun menjadi asw yang konotasinya sulit dimengerti.
ADVERTISEMENT
Kasus terakhir yang sering ditemukan adalah malas menggunakan huruf kapital, pada contoh nama Irama Lautan Teduh, bila ditulis tanpa huruf kapital maka akan berubah makna menjadi seperti mendeskripsikan bahwa ada lautan yang berirama teduh.
Berdasarkan hal tersebut, kaidah-kaidah penulisan khususnya ejaan bahasa Indonesia. Selain itu, berupaya memaparkan dampak penulisan ejaan yang salah. Diperoleh dengan benar tanpa interferensi. Perbandingan ejaan yang salah dan yang benar dari obrolan daring. Kemudian pada sebuah penempatan tanda baca, singkatan sesuai kaidah KBBI, penggunaan huruf kapital.
Berdasarkan kategori tersebut, dapat disimpulkan banyak penggunaan ejaan yang salah pada proses komunikasi secara daring. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya bukti banyaknya kesalahan ejaan dalam menulis percakapan di media sosial, dikarenakan praktisan yang dijunjung tinggi oleh banyaknya pengguna media sosial dalam hal mengetik dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Bukti ini bersifat faktual tanpa manipulasi atau karangan apapun dari peneliti. Simpulan yang sudah dibentuk sebelumnya berbentuk persuasif, yaitu mengajak masyarakat untuk tetap menggunakan ejaan yang benar dalam berbagai media komunikasi.
Kesalahan yang sering kali kita jumpai adalah mengenai penggunaan ejaan yang tidak sesuai pedoman yang saat ini berlaku, penggunaan tanda baca serta huruf kapital yang tidak sesuai, yang berakibat pada kesalahpahaman terhadap apa yang ingin disampaikan.
Pada saat ini yang di mana komunikasi lebih banyak terjalin secara daring. Agar kesalahan dalam berbahasa Indonesia dapat diminimalisir, maka dibentuklah pedoman-pedoman yang akan terus mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan ini diperlukan guna mengimbangi perubahan dari segi gaya hidup, budaya, dan komunikasi. Perubahan ini akan berpengaruh terhadap kaidah yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Tanda baca menjadi hal yang vital dalam penulisan. Penggunaan tanda baca haruslah tepat, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman pesan yang dikirimkan. Pada kenyataannya, terjadi banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Penulisan tanda baca seharusnya tidak didahului dengan spasi, seperti pada kalimat Kamu sedang apa, yang menggunakan spasi sebelum tanda tanya.
Kesalahan kedua, penggunaan huruf kapital atau huruf besar. Pada penulisan akronim, masih banyak yang tidak menggunakan huruf kapital. Contoh dalam kalimat Adik lo udah sma. Kata tersebut seharusnya menggunakan huruf kapital, karena merupakan akronim dari Sekolah Menengah Atas. Selain itu, jika tidak menggunakan huruf kapital, akan menimbulkan kesalahpahaman ketika penerima pesan membacanya.
Kesalahan ketiga, penulisan akronim. Penggunaan akronim telah diatur di dalam PUEBI. Banyak sekali kata-kata yang seharusnya tidak disingkat, menjadi disingkat dan menimbulkan konotasi yang kurang baik. Seperti pada kalimat Ass anak2 hari ini kita elearning pert 9. Kata Ass yang berarti Assalamu’alaikum seharusnya tidak perlu disingkat.
ADVERTISEMENT
Kesalahan keempat, terdapat pada kesalahan ejaan yang kerap kali terjadi dan banyak dilakukan. Kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi adalah tidak menggunakan kalimat yang sesuai dengan kaidah kebahasaan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI. Seperti contoh pada kalimat Pada setujuh ga sama tanggal ini. Kata setujuh tidak ada didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Padanan kata yang seharusnya digunakan adalah setuju.
Dengan berbagai kesalahan yang ditemukan dalam jejaring sosial whatsapp, membuktikan bahwa pembelajaran mengenai penggunaan ejaan yang benar masih harus terus dilakukan guna meminimalisir terjadinya misi informasi ketika melakukan komunikasi secara daring melalui media sosial secara teks.
Menggunakan media sosial whatsapp sebagai sarana berkomunikasi saat ini berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia, terutama secara tulisan. Beragamnya bahasa gaul yang ada dikalangan masyarakat pengguna media sosial tidak bisa merealisasikan.
ADVERTISEMENT
Namun, sebagai akademisi kita perlu memahami ragam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah kebahasaan dan pedoman yang berlaku di Indonesia untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa beberapa ragam kesalahan yang kerap terjadi meliputi kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan akronim, kesalahan penggunaan huruf kapital serta kesalahan ejaan.