Konten dari Pengguna

Bulan Muharram: Sejarah, Anjuran Dan Simbolisme dalam Islam

Miftahur Rizqi
Mahasiswa Perbandingan Mazhab, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
9 Juli 2024 6:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Miftahur Rizqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umat muslim menyambut tahun baru hijriah saat kalender kamariah memasuki Muharram. Kalender Hijriyah adalah sistem penanggalan Islam berdasarkan peredaran bulan yang juga disebut kalender qamariyah. Menurut catatan sejarah, Umar Bin Khattab adalah orang yang membuat atau mencetuskan kalender Hijriyah pertama kalinya.
Foto, Dokumen pRibadi
ADVERTISEMENT
"Penanggalan Islam atau yang disebut dengan penanggalan Hijriyah dimulai sejak zaman pemerintahan khalifah Umar bin Khattab”. Penentuan kalender di tahun Hijriyah berpatokan dasar pada rotasi bulan, inilah yang menjadi pembeda dengan perhitungan kalender ditahun Masehi dalam penentuan dimulainya hari. Sistem kalender Masehi memulai hari pada pukul 00.00 waktu setempat, sementara kalender Hijriyah memulai hari ketika matahari terbenam di tempat tersebut.
Satu tahun Hijriyah terhitung 354 atau 355 hari, hal inilah yang menyebabkan 1 tahun kalender Hijriyah lebih pendek dibanding dengan 1 tahun kalender Masehi yang terdiri dari 365 hingga 366 hari. Sistem penanggalan kalender Hijriyah dengan rotasi bulan ini di abadikan dalam surah Yunus ayat 5:
Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
ADVERTISEMENT
Karena bulan Muharram adalah bulan mulia, maka dianjurkan untuk memperbanyak amalan baik. Keistimewaan bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam Tahun Baru Islam telah disebutkan dalam firman Allah SWT di Al Quran surat At Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa". (Q.S. at-Taubah/ 9: 36).
ADVERTISEMENT
Pada 1 Muharram ada kebiasaan yang diamalkan oleh ulama besar asal Makkah, yakni Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki.
Masih merujuk dalam sumber yang sama, ulama besar Makkah ini disebut sering membagikan susu kepada para santrinya setiap tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram. Oleh sebab itu, anjuran minum susu pada 1 Muharram merupakan bentuk Tafa'ul yang berarti mengambil berkah atau pengharapan nasib baik.
Sebelum minum susu, terdapat badaan doa yang bisa dipanjatkan. Berikut ini bacaannya seperti dikutip dari buku Panduan Praktis Doa dan Dzikir Sehari-hari karya Abduh Zulfidar Akaha.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَزِدْنَا مِنْهُ
Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami di dalamnya dan tambahkan kepada kami darinya."
ADVERTISEMENT
Amalan yang paling utama di bulan Muharram adalah puasa. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan sebagai berikut.
 أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم 
Artinya, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram.”
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi mengatakan, hadits ini menjadi dalil keutamaan puasa Muharram. Sementara hadits lain yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban, bukan Muharram, dapat dipahami melalui dua tafsiran: pertama, ada kemungkinan Rasulullah SAW baru mengetahui keutamaan puasa Muharram di akhir hayatnya; kedua, Rasulullah SAW mungkin sudah memahami keutamaannya, namun beliau tidak memperbanyak puasa di bulan Muharram dikarenakan udzur, seperti sakit, sedang di perjalanan, dan lain-lain. 
ADVERTISEMENT
Al-Qurthubi, seperti yang dikutip As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim menjelaskan: 
 إنما كان صوم المحرم أفضل الصيام من أجل أنه أول السنة المستأنفة فكان استفتاحها بالصوم الذي هو أفضل الأعمال  
Artinya, “Puasa Muharram lebih utama dikarenakan awal tahun. Alangkah baiknya mengawali tahun baru dengan berpuasa, sebab puasa termasuk amalan yang paling utama.”
Memperbanyak puasa di bulan Muharram disunahkan karena ia merupakan pembuka tahun baru. Seyogianya tahun baru dihiasi dengan amal saleh dan puasa termasuk amalan yang paling utama. Tentu harapannya, di bulan selanjutnya, menjalankan ibadah puasa sunah ini tetap dilakukan dan tidak berhenti sampai akhir bulan Muharram. Selain awal tahun, dalam banyak hadits juga disebutkan bahwa tanggal 10 Muharram dianjurkan untuk berpuasa. 
ADVERTISEMENT
Sebab itu, Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in mengatakan, “Bulan utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah asyhurul hurum (bulan-bulan mulia). Sementara di antara asyhurul hurum itu bulan Muharram adalah yang paling utama, kemudian Rajab, Dzulhijah, Dzulqa’dah, Sya’ban, dan puasa ‘Arafah.
Foto : Bliblicom, Kitab Kitab Fathul Mu'in merupakan salah satu kitab yang dikarang oleh Ahmad Zainuddin Alfannani.