Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Perjuangan Tiada Henti!
9 Juli 2021 13:33 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
Tulisan dari Kania Nurhaliza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di sebuah sekolah tepat di sudut ruang kelas Sekolah Menengah Atas (SMA), tampak seorang siswi duduk sembari bercengkrama dengan teman-temannya. Ia mengenakan jilbab putih, dan seragam putih abu-abu beserta rok panjangnya. Gelak tawa bersama teman-temannya sayup-sayup terdengar. Tawanya yang terbahak-bahak membuat orang-orang di sekelilingnya ikut tertawa. Sosok wanita itu bernama Andini Putri Nureko.
ADVERTISEMENT
Di sekolah Ia tidak mengikuti organisasi baik internal maupun eksternal. Ia tidak begitu tertarik dengan kegiatan-kegiatan seperti ekstrakurikuler dan lain sebagainya. Kesukaan pada pelajaran bahasa Indonesia membuatnya menginginkan wadah yang tepat untuk dijalaninya selama tiga tahun ke depan.
Namun, pada saat akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu bangku perkuliahan. Tetapi, Dia masih bingung memikirkan ke mana dirinya akan melanjutkan kuliah dan apa jurusan yang harus diambil ketika kuliah nanti.
Waktu berlalu begitu cepat tetapi siswi yang sudah naik kelas XII itu masih bingung dan belum menentukan keputusan atas jurusan yang akan diambilnya setelah lulus SMA nanti. Disisi lain orang tuanya menginginkan agar sang anak kuliah di Perguruan Tinggi Negeri terbaik di kota Bogor, dengan jurusan teknik. Sedangkan, anak tersebut tidak memiliki kemampuan di bidang seperti yang diinginkan orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Sehingga membuatnya semakin bingung. Karena di satu sisi Ia menyukai hal-hal yang berhubungan dengan bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain dia tidak ingin menentang keinginan orang tuanya. Setiap kali berdiskusi dengan orang tuanya anak itu hanya bisa mengiyakan keinginan mereka.
Hari demi hari terus berganti. Kelulusan sudah di depan mata. Saat itu siswi kelas XII SMA Negeri 1 Dramaga sudah disibukkan dengan ujian-ujian sekolah dan ujian nasional. Begitu juga dengan ujian masuk perguruan tinggi sudah dibuka. Dengan kesungguhan hati Ia mencoba mengikuti berbagai macam Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kemudian mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Dengan harapan bisa lolos seleksi di salah satu PTN yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Tetapi takdir berkata lain. Pengumuman yang diterima nya menyatakan bahwa dirinya tidak lolos seleksi tersebut. Rasa sedih dan kecewa pun sempat tergores dihatinya. Bukan hanya dia, orang tuanya pun merasakan hal yang sama. Tetapi, mereka selalu menasihati anaknya agar tidak berputus asa dan menyerah begitu saja.
Ibu & Ayah nya selalu mengatakan bahwa Ia harus ikhlas menerima ketentuan yang telah Allah SWT tetapkan. Mereka yakin bahwa Allah punya rencana yang lebih indah untuk anaknya. Kata-kata itulah yang kemudian menjadi sebuah kekuatan baru untuk sang anak. Dia sangat bersyukur memiliki orang tua seperti mereka yang begitu hebat dan luar biasa.
Setelah dirinya di nyatakan tidak lolos kedua seleksi PTN itu, akhirnya ia melanjutkan perjuangan untuk mengikuti seleksi lainnya seperti PMDK-PN (seleksi dengan menggunakan nilai rapor) di Politeknik Negeri Jakarta dan mencoba mengajukan beasiswa Bidikmisi. Tetapi lagi-lagi hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Ia tidak di terima di kampus tersebut, namun ia tetap mencoba untuk ikhlas menerimanya. Realitanya penolakan dari kampus-kampus negeri dengan jurusan yang diminatinya membuatnya sedikit putus asa.
ADVERTISEMENT
Tapi, disisi lain Andini kembali mengingat apa yang orang tuanya katakan bahwa “Kita tidak boleh putus asa, karena Allah selalu memberikan jalan untuk orang-orang yang terus berusaha.” begitu kata orang tuanya. Oleh karena itu, dia akan melanjutkan perjuangannya lagi untuk bisa melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Ia terus mencari informasi mengenai seleksi yang telah dibuka di setiap PTN. Sampai akhirnya dia menemukan informasi jika seleksi UMPN (Ujian Masuk Politeknik Negeri) sudah dibuka. Kemudian dia segera mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian tersebut. Setelah mendaftar dan mengetahui jadwal ujiannya dengan waktu yang cukup mendesak. Ia segera mempersiapkan diri agar bisa mengikuti ujian dengan baik dan maksimal.
Kini tibalah hari di mana waktu ujian tersebut dilaksanakan, ya tepatnya tanggal 23 Juni. Ia terus memanjatkan doa agar senantiasa diberikan kemudahan pada saat menjawab semua soal-soal ujian nya hari ini. Dengan penuh harapan Andini berangkat menuju kampus Politeknik Negeri Jakarta di antar oleh sang ayah yang tidak pernah bosan mensupport nya. Di sana Ia melihat banyak sekali orang-orang yang juga sedang berjuang sama seperti dirinya yang ingin bisa kuliah di PNJ.
ADVERTISEMENT
Setelah kurang lebih empat jam di ruang ujian akhirnya ujian tersebut selesai dilaksanakan. Perasaan lega dan tenang pun muncul setelah menghadapi ujian itu, masalah hasilnya nanti ia serahkan semuanya kepada sang pencipta dan mencoba menerimanya dengan lapang dada.
Cukup lama setelah ujian dilaksanakan tinggal menunggu pengumuman hasil ujian, akhirnya hari itu pun tiba hasil ujian diumumkan tepat tanggal 5 Juli. Rasa cemas dan khawatir itu pun muncul memenuhi kepala, dia tetap mencoba untuk tenang kemudian membuka website resmi PNJ dan ternyata hasilnya sesuai dengan yang ia dan keluarganya harapkan selama ini. Andini begitu bersyukur karena akhirnya ia bisa melanjutkan kuliah di PNJ dengan jurusan Teknik Grafika & Penerbitan (Jurnalistik). Perasaan campur aduk antara senang, terharu, dan bangga datang begitu saja ketika melihat sebuah tulisan “Di Terima” air matanya mengalir tak terbendung.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan orang tuanya mereka sangat bahagia mendengar kabar baik ini. Jika ditanya bagaimana persamaan mereka saat itu, jelas perasaannya sama seperti dengan yang Andini rasakan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dari perjalanan panjangnya nya mungkin memang PNJ adalah rezeki untuk dirinya yang merupakan pilihan terbaik dari Allah untuknya. Ia bertekad untuk menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Andini berharap agar perkuliahan nya nanti selalu di berikan kelancaran sampai pada saat lulus nanti. Sehingga kelak dia dapat meraih cita-cita serta kesuksesan di masa depan. Semoga PNJ menjadi jalan menuju keberhasilan nya di masa yang akan datang.