Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dampak Negatif Penggunaan Gawai Bagi Anak
15 Desember 2022 15:08 WIB
Tulisan dari Annisa Putri Jasmin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gawai merupakan salah satu alat elektronik yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari karena manfaatnya yang beragam terutama sebagai media informasi dan komunikasi. Gawai menjadi hal yang banyak dijumpai dalam semua kalangan usia, tanpa terkecuali pada kalangan anak-anak. Gawai di kalangan anak-anak menjadi suatu hal yang menarik perhatiannya dan sudah menjadi hal yang biasa jika anak menggunakan gawai dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi media informasi dan komunikasi, gawai juga dilengkapi oleh beberapa fitur pendukung yang dapat diakses oleh anak misalnya game, social media, dan hal lain yang terkadang belum sesuai untuk diakses di usianya. Berikut salah satu hasil angket dari penggunaan gawai pada anak kelas 5 SD. Hasil pengisian angket didapatkan bahwa 26% anak dengan kategori pemakaian gadget tinggi, dengan durasi pemakaian gadget lebih dari 2 jam sehari, kategori sedang sebanyak 42% dengan durasi pemakaian gadget kurang dari 1 jam atau 40-60 menit dalam sehari, sedangkan 32% lainnya masuk dalam kategori rendah dengan pemakaian gadget 5-30 menit dalam sehari dan sangat jarang menggunakan gadget di rumah atau hanya saat senggang saja. Sehingga peneliti mendapatkan 10 anak yang menggunakan gadget lebih dari 2 jam dalam sehari. Anak menggunakan gadget untuk membuka internet, youtube, dan game (Syifa, dkk, 2019).
ADVERTISEMENT
Penggunaan gawai yang berlebihan dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Apa saja sih dampak negatifnya? Dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebih di antaranya anak menjadi pasif dan kurang peka terhadap lingkungannya, dapat mengganggu kesehatan anak, serta mengakibatkan kecanduan. Berikut penjelasannya :
1. Anak Menjadi Pasif dan Kurang Peka Terhadap Lingkungannya.
Dampak negatif pertama dari penggunaan gawai adalah anak menjadi pasif dan kurang peka dengan lingkungannya. Mengapa demikian? Anak yang cenderung sibuk dengan gawainya akan malas bergerak, mengabaikan lingkungan di sekitarnya dan beranggapan bahwa gawai adalah segalanya. Gawai yang sering digunakan membuat interaksi anak dengan lingkungan menjadi sangat sedikit, sehingga ketika ia berkumpul dengan temannya berpotensi munculnya sikap individualisme.
ADVERTISEMENT
Tak kalah penting, penggunaan gawai yang berlebihan tanpa pengawasan dari orang tua dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Seperti yang dijelaskan oleh Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Winny Suryania dari Universitas Indonesia menjelaskan bahwa anak menjadi lebih pasif, tidak bersemangat melakukan kegiatan lain, bahkan sampai kecanduan akibat penggunaan gawai yang berlebihan (Mewawancarai Winny dalam Yuniar, 2022).
Anak yang bermain gawai dalam waktu lama secara berkesinambungan menjadi salah satu faktor anak malas bersosialisasi, karena waktunya tersita hanya untuk menikmati gawainya saja. Biasanya anak akan cenderung malas merespon, malas berkomunikasi, dan kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya sehingga berpotensi mengakibatkan terjalinnya relasi yang sempit. Hasil observasi yang dilakukan oleh beberapa keluarga di salah satu daerah wilayah Yogyakarta menunjukkan sejak berlakunya penggunaan gadget di rumah anak menjadi sulit diajak berkomunikasi, tidak peduli, dan kurang responsif saat orang tua mengajak berbicara (Anggrahini, 2013).
ADVERTISEMENT
2. Mengganggu Kesehatan Anak
Selain menyebabkan anak menjadi pasif, dampak negatif dari penggunaan gawai yaitu mengganggu kesehatan fisik anak.
Anak yang terlalu lama bermain gawai biasanya lupa waktu. Ia bisa lupa jam istirahatnya mengakibatkan kelelahan dan ketegangan mata akibat radiasi sinar biru gawai. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak buruk untuk kesehatan, seperti mata kering, gangguan tidur, sakit leher, dan obesitas (Manumpil, dkk dalam Radliya, dkk, 2015, 5).
Gawai dapat memengaruhi kesehatan mata sebagaimana yang dilansir dari halodoc.com, bermain gawai bisa menurunkan jumlah kedipan mata yang memicu kelelahan pada mata. Ketegangan mata ini disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS). Gejala CVS biasanya muncul setelah bermain gadget selama 20 jam yang ditandai dengan mata kering, mata berair, penglihatan kabur atau ganda, peka terhadap cahaya silau, sulit berkonsentrasi, dan sulit membuka mata.
ADVERTISEMENT
Selain itu radiasi sinar biru gawai dapat mengganggu siklus tidur seseorang karena sinar biru tersebut dapat menurunkan kadar hormon melatonin hingga 23%. Di mana hormon melatonin tersebut berfungsi membantu seseorang untuk tidur. Akibatnya, seseorang mengalami penurunan kadar melatonin menyebabkan sulit tidur bahkan bisa mencapai insomnia.
Dampak negatif penggunaan gawai yang terlalu lama juga mengakibatkan (Yani, 2022) :
a. Sakit kepala
Selain berdampak pada kesehatan mata, penggunaan gawai yang berlebihan juga dapat menyebabkan sakit kepala. Pada kasus serius juga menyebabkan migrain, leher tegang, stres, bahkan depresi.
b. Postur tubuh menjadi tidak ideal
Penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengubah postur tubuh. Anak yang terlalu sering bermain gawai sambil duduk dengan posisi yang buruk menyebabkan tubuh menjadi membungkuk, posisi leher makin ke depan, dan bahu jadi melengkung.
ADVERTISEMENT
c. Cedera pada otot dan ligamen
Postur tubuh yang buruk saat duduk dapat mengakibatkan tekanan berlebihan pada otot, sendi, jari-jari, pinggang, dan leher. Apabila hal tersebut berlangsung lama dapat menyebabkan nyeri otot, ligamen, dan pegal-pegal.
d. Risiko kegemukan
Anak yang menggunakan gawai dalam waktu lama cenderung kurang aktif bergerak. Hal tersebut berisiko kegemukan, terlebih jika tidak diimbangi dengan pola makan sehat dan berolahraga yang teratur.
3. Mengakibatkan Kecanduan
Gawai yang terhubung dengan sistem daring serta dilengkapi berbagai fitur ibarat pisau bermata dua. Terdapat sisi positif dan sisi negatif di dalamnya, tergantung penggunaannya untuk apa. Sayangnya anak sulit untuk mengontrol hal tersebut, akhir-akhir ini banyak anak yang mengalami “gangguan jiwa” akibat kecanduan gawai.
ADVERTISEMENT
Gawai memiliki banyak pintu untuk mengakses sosial media dan aplikasi lain yang sebenarnya belum sesuai untuk diakses oleh usia anak-anak. Terlebih lagi, penggunaan gawai yang berlebihan memicu gangguan proses tumbuh kembang anak dan dapat menyebabkan kecanduan.
Dilihat dari data nilai R Square yang diperoleh dari analisis adalah 0,427. Artinya penggunaan gawai kepada anak yang mengalami kecanduan dapat memberikan pengaruh sebesar 42,7% terhadap disregulasi emosi anak. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti lebih lanjut. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kecanduan gawai pada anak sangat memengaruhi disregulasi emosi anak. Biasanya berupa perilaku berlebihan terhadap penggunaan gawai (Rachmat, dkk, 2021).
Ciri-ciri anak yang mengalami kecanduan gawai di antaranya anak mengalami perubahan perilaku, emosi, kecemasan jika tidak dibolehkan mengakses gawai, mudah stres, dan sulit berkonsentrasi. Emosi negatif ini muncul sebagai dampak dari penggunaan gawai yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dilansir dari alodokter.com, ciri-ciri anak yang mengalami gangguan psikologis akibat kecanduan gawai di antaranya :
a. Mudah marah, panik, dan stres,
b. Merasa kesepian dan sulit bersosialisasi, bahkan meningkatkan risiko terjadinya depresi dan gangguan kecemasan,
c. Sulit berkonsentrasi ketika belajar,
d. Bermasalah dalam hubungan sosial, baik dengan keluarga atau teman.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan gawai yang berlebihan mengakibatkan banyak dampak negatif bagi anak di antaranya anak menjadi pasif dan kurang peka terhadap lingkungan, mengganggu kesehatan, serta mengakibatkan kecanduan.
Penggunaan gawai secara terus-menerus dapat menimbulkan kebiasaan dan dari kebiasaan inilah timbul kecanduan terhadap gawai. Selain itu, penggunaan gawai menyebabkan anak menjadi pasif karena anak berpikir bahwa gawai adalah segalanya yang memicu sikap malas bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Ditambah lagi rasa nyaman tersebut membuat anak sulit untuk mengatur waktu saat bermain gawai yang mengakibatkan terganggunya kesehatan anak karena penggunaan gawai yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu sebaiknya orang tua mengawasi anaknya ketika bermain gawai, memberi batasan waktu saat mengaksesnya, memberikan edukasi tentang dampak negatif pengunaan gawai yang berlebihan, dan yang paling penting adalah orang tua menyediakan waktu bersama anak, karena tidak dapat dimungkiri bahwa salah satu faktor yang menyebabkan anak kecanduan gawai adalah kurangnya kasih sayang atau perhatian orang tua terhadap anaknya.
Daftar Pustaka:
Anggrahini. (2013). Dinamika Komunikasi Keluarga Pengguna Gadget. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora.
Rachmat, Irfan FF, dkk. (2021). Pengaruh Kecanduan Gawai Terhadap Disregulasi Emosi Anak Usia Dini. Jurnal Jendela Bunda Program Studi PG-PAUD Universitas Muhammadiyah Cirebon, 8(2), 33-45. Diakses pada 3 November 2022 dari link https://ojs3.umc.ac.id/index.php/JJB/article/view/1726
ADVERTISEMENT
Radliya, Nizar R, dkk. (2015). Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Jurnal PAUD Agapedia, 1(1), 1-12. Diakses pada 30 November 2022 dari link https://ejournal.upi.edu/index.php/agapedia/article/view/7148
Alodokter. (2022). Ciri-Ciri Kecanduan Gadget dan Tipe Menanggulanginya. Diakses pada 3 Desember 2022 dari link https://www.alodokter.com/ini-ciri-ciri-kecanduan-gadget-dan-tips-menanggulanginya
Halodoc. (2018). Dampak Sinar Biru Gadget yang Mengganggu Kesehatan. Diakses pada 30 November 2022 dari link https://www.halodoc.com/artikel/dampak-sinar-biru-gadget-yang-mengganggu-kesehatan
Syifa, Layyinatus, dkk. (2019). Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Psikologi Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4), 1-7. Diakses pada 3 Desember 2022 dari link https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jisd/article/view/22310
Yani, Indah F. (2022). Sejumlah Dampak Negatif Penggunaan Gadget Secara Berlebihan. Diakses pada 30 November 2022 dari link https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/dampak-negatif-penggunaan-gadget/
Yuniar, Nanien. (2022). Paparan Internet Tanpa Pengawasan Pengaruhi Kesehatan Mental Anak . Diakses pada 2 Desember 2022 dari link https://jatim.antaranews.com/berita/648553/paparan-internet-tanpa-pengawasan-pengaruhi-kesehatan-mental-anak
ADVERTISEMENT