Apa itu Flouting of Maxim

Muhammad Nurfazri
Conversation Analysis, Critical Thinking, Education, Social
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2022 22:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Nurfazri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pelanggaran dalam percakapan (dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
pelanggaran dalam percakapan (dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Percakapan merupakan cara seseorang untuk menyampaikan pesan. Hingga saat ini, percakapan dijadikan untuk berbagai keperluan: interaksi, bisnis, pendidikan, politik, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, percakapan memiliki unsur dalam transfer and recieve the information. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang melakukan pelanggaran dalam sebuah percakapan, sehingga mereka (orang yang melakukan komunikasi) akan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan konteks pembicaraan.
Grice (1975) dalam karyanya yang berjudul "Logic and Conversation" mengatakan bahwa "pertukaran pembicaraan" bukan hanya "sukses dari komentar yang terputus" dan tidak akan rasional dengan demikian. Grice memberikan saran agar rasional komunikasi berjalan dengan logic harus disertai dengan "Coorperative Principle".
Dikutip dari sebuah penelitian dengan judul "The Analysis of Floating Maxim on Isran Noor in Mata Najwa Talk show" karya Hapid Ali, Muhammad Nurfazri, Fauzi Miftakh telah publish pada tahun 2022 di Jurnal Perspektif, menyatakan bahwa komunikasi harus disertai dengan kebutuhan dalam setiap topik pembicaraan. Artinya, percakapan yang utuh adalah percakapan yang berada dalam alur konteks yang sedang dibicarakan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Grice membuat kualifikasi pelanggaran dalam percakapan yang disebut dengan flouting of maxim. Grice menyongsong empat bentuk maxim: quantity, quality, manner, and relevance.
Maxim of Quantity
Kategori kuantitas memiliki kaitan dengan jumlah informasi yang diberikan. Selain itu, seseorang harus bisa memberikan informasi atau keterangan yang sesuai dengan porsi lingkup percakapan (tidak kurang dan tidak lebih).
Grice membagi menjadi dua bentuk maksim kuantitas:
A. Berikan kontribusi anda sedetail mungkin (untuk tujuan pertukaran).
B. Jangan masuk ke detail lebih dari yang diperlukan dalam kiriman anda.
Berikut ini adalah contoh dari maksim kuantitas yang benar.
A: Berapa banyak saudara laki-laki dan perempuan yang kamu miliki?
B: Saya memiliki dua saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan.
ADVERTISEMENT
Dalam percakapan tersebut, B tidak melanggar maksim kuantitas. B memberikan informasi yang akurat dan tidak tersebar luas. Akan tetapi, contoh dari pelanggaran maxim of quantity:
A: Berapa banyak saudara laki-laki dan perempuan yang kamu miliki?
B: Saya memiliki dua saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan. Kakak pertama saya adalah seorang prajurit tentara, dan saya kakak kedua berusia 22 tahun.
A menanyakan berapa banyak saudara B dengan pertanyaan sederhana. Namun, ada dua kemungkinan dari penjelasan B: 1) B memberikan informasi tentang jumlah saudara kandungnya, 2) B menjelaskan siapa saudara-saudaranya.
Maxim of Quality
Jika sebelumnya telah dijelaskan tentang maksim kuantitas. Berbeda dengan maksim kualitas.
Maksim kualitas adalah upaya untuk menyampaikan informasi dengan kenyataan. Grice menjelaskan bahwa setiap individu yang terlibat dalam percakapan harus melihat dua indikator di bawah ini.
ADVERTISEMENT
1. Jangan katakan apa yang anda yakini salah.
Kepercayaan dalam informasi harus diperiksa untuk validasi oleh masing-masing individu.
2. Jangan katakan apa yang anda tidak punya cukup bukti.
Seorang informan yang dapat dipercaya harus dapat memberikan bukti atas apa yang terjadi dalam informasi yang disampaikan.
Namun, pelanggaran sering ditemukan pada maksim kualitas. Seperti yang dijelaskan oleh Grice bahwa "individu yang melanggar maksim kualitas adalah kebohongan." Artinya, informasi yang diberikan adalah ketidaksesuaian antara pertanyaan dan jawaban. Berikut ini adalah contoh pelanggaran terhadap maksim kualitas.
A : Apakah di daerahmu hujan? Aku mendengar suara air menetes di telepon.
B: Tidak, itu hanya suara motor yang lewat.
Dalam contoh itu, B mungkin berbohong dalam memberikan informasi. Mengapa demikian? Karena A mendengar suara rintihan air saat B dipanggil A.
ADVERTISEMENT
Maxim of Relevance
Maksim relevansi merupakan upaya untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan pertanyaan. Maksim relevansi menjelaskan bahwa seorang pembicara harus menyampaikan informasi yang relevan kepada pembicara dan pendengar untuk bekerja sama dengan baik dalam dialog (Hidayati, 2018).
Berikut ini adalah contoh penggunaan maksim relevansi.
A: Apakah ada manajer di ruangan itu?
B: Saya seorang manajer
Dalam pembahasan di atas, B memberikan informasi yang relevan dengan pertanyaan A. Sehingga prinsip kerjasama berjalan dengan baik.
Maxim of Manner
Menurut Grice (1975), maxim of manner adalah ketika seseorang mencoba untuk menjadi seperti jelas, ringkas, dan tanpa ambigu, dan teratur dalam apa yang dikatakan. Ditambahkan oleh Hidayati (2018) menjelaskan bahwa maxim of manner adalah keadaan penutur harus memberikan informasi yang akurat, tepat sasaran dan menghindari kesalahan.
ADVERTISEMENT
Grice memberikan saran bagi individu yang bekerja sama untuk memberikan informasi yang sesuai: a) menghindari ambiguitas, b) singkat (jawaban tidak jauh dari konteks percakapan), dan c) patuh.
Berikut ini adalah contoh maxim of manner yang dikemukakan oleh Grundy (2019) dalam bukunya berjudul "doing pragmatic."
A: Apa yang anda lihat di teater tadi malam, jika saya tidak salah?
B: Saya melihat pertunjukan drama.
Dalam percakapan di atas, pihak "B" memberikan informasi tentang apa yang dia lakukan tadi malam. Oleh karena itu, pihak "B" tidak melanggar kerjasama dalam diskusi.