Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dilema Etika dan Bujukan Moral Seorang Konsultan Pajak
15 September 2023 19:25 WIB
Tulisan dari Muhamad Abdul Malik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Etika menjadi faktor pertama yang harus diutamakan dalam seluruh profesi. Baik profesi sebagai dokter, pengacara maupun sebagai akuntan professional. Etika menjadi nilai jual yang mahal karena tidak semua orang mampu memiliki etika tersebut. Etika berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Begitu juga sebagai seorang yang berada dalam dunia akuntansi, dunia dengan banyak pekerjaan professional yang menutut etika profesi salah satunya yaitu seorang konsultan pajak. Konsultan pajak adalah pihak yang memberikan pelayanan dan konsultasi bagi wajib pajak untuk mendapatkan layanan tata cara dan penyelesaian mengenai pemenuhan kewajiban pajak para wajib pajak. Konsultan pajak sering menangani permasalahan client seperti tidak tahu cara pembayaran pajak, tidak mengetahui cara pelaporan pajak, bahkan sampai penyelesaian masalah sengketa pajak.
Hal ini menjadi sulit karena seorang konsultan pajak diikat oleh aturan profesi yang berlaku, dimana jika dilanggar akan menerima konsekuensi dan akan dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh seorang konsultan pajak diminta untuk membuat laporan keuangan yang tidak sebenarnya dengan tujuan untuk meminimalisir pembayaran pajak. Hal ini menjadi dilema bagi seorang konsultan pajak, karena harus memilih yakni mengedepankan etika atau mengedepankan keinginan client. Jika memilih mengedepankan etika maka konsultan pajak itu akan kehilangan client dan tentunya kehilangan omzet bagi perusahaan. Sedangkan di sisi lain seorang konsultan pajak juga harus mengedepankan nilai-nilai etika agar tetap menjaga professional.
Bicara dilema bicara juga tentang rasa cinta, professionalitas, etos kerja dan keadilan. Karena dilema menjadi paradigma bagi profesi manapun khususnya seorang konsultan pajak. Adapun paradigmanya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain-lain.
Jika dilema etika tersebut terjadi pada seorang professional seperti halnya konsultan pajak, maka beberapa langkah berikut dapat diambil diantaranya:
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang professional seperti halnya konsultan pajak memang tidak mudah, karena langsung bersinggungan dengan berbagai pihak dan semoga kedepannya dilema etika seperti ini mampu diminimalisir dengan baik.