Mengenal Bisnis Afiliasi, Bisnis yang Marak di Media Sosial

Rizky Firmansyah
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Manajemen.
Konten dari Pengguna
10 Juni 2022 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Media sosial digunakan untuk berbisnis afiliasi (sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Media sosial digunakan untuk berbisnis afiliasi (sumber: https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi yang hidup serba digital, tentu kini sudah tidak asing lagi menggunakan media sosial. Media sosial mungkin sudah menjadi kebutuhan pokok yang dapat digunakan untuk fungsi apa pun. Pernah melihat berbagai macam rekomendasi produk dengan link tempat membelinya yang disebarkan di media sosial? Hal tersebut merupakan salah satu contoh penggunaan media sosial dalam bidang bisnis, yang lebih tepatnya disebut bisnis afiliasi. Namun, apakah bisnis afiliasi tersebut? Yuk simak pemaparan berikut ini!
ADVERTISEMENT
Mendapatkan Keuntungan dengan Mengajak Orang
Menurut Putra dan Yudha (2021), definisi dari bisnis afiliasi adalah sebuah kegiatan pemasaran produk milik orang lain yang nantinya akan diberikan imbalan berupa komisi. Keunikan dari bisnis afiliasi ini sebenarnya sudah tertera di definisi tersebut, yakni seseorang hanya perlu memasarkan tanpa membeli produk aslinya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bisnis afiliasi tidak perlu repot dalam mempersiapkan produk, misalnya dari segi pengemasan atau lainnya (Dumilah dkk., 2020). Yang perlu dikorbankan adalah waktu, tenaga, serta ide konsep yang harus dicari dalam memasarkan produk tersebut.
Sebutan bagi seseorang yang menekuni bisnis afiliasi disebut afiliator. Afiliator sering kali terlihat di media sosial, baik yang memang telah memiliki followers yang banyak maupun yang masih sedikit. Namun, tentu saja memiliki followers yang banyak merupakan salah satu nilai plus bagi seorang afiliator, sebab target pasarnya lebih luas.
ADVERTISEMENT
Bisnis afiliasi mulai menjamur berkenaan dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap para influencer non selebriti dalam rangka memutuskan keputusan pembelian (Maulana dan Salsabila, 2020). Di beberapa media sosial, Twitter misalnya, masyarakat kadang tidak mementingkan jumlah followers. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa bisnis ini bisa dijalankan oleh siapa saja yang menginginkannya.
Cara Kerja Afiliator
Pada umumnya, afiliator harus mengajak orang lain untuk membeli suatu produk yang dipromosikan, baik melalui link ataupun kode referral. Cara kerja afiliator pun dapat berbeda-beda, tergantung di platform media sosial apa yang mereka pilih menjadi media pemasaran. Hal ini disebabkan oleh karakteristik pengguna yang berbeda-beda pula.
Misalnya pola pemasaran afiliator di Twitter yang cenderung sederhana. Biasanya, kegiatan yang paling mudah dilakukan adalah membalas tweet yang sedang viral dengan gambar beserta link tempat pembeliannya.
ADVERTISEMENT
Atau afiliator juga bisa membuat sebuah thread yang berisikan rekomendasi sesuatu, seperti “Rekomendasi casing handphone murah di Shopee”. Di Twitter, pengguna cenderung tidak peduli dengan angka followers, sehingga dapat menjadi nilai plus bagi afiliator yang memang bukan influencer.
Berbeda dengan trik pemasaran pada aplikasi TikTok. TikTok merupakan aplikasi dengan basis video, sehingga akan lebih menarik perhatian dengan penggunaan produk secara langsung. Seorang afiliator di TikTok biasanya membeli produk tersebut lalu merekam dan memberikan testimoni berupa video. Nantinya, video tersebut akan diunggah dengan link pembelian yang akan ditautkan.
Untuk aplikasi Instagram, biasanya afiliator mengadopsi kedua cara dari Twitter maupun TikTok. Tidak jarang ada afiliator yang hanya mengambil foto layar dari thread yang ditulis di Twitter dan mengunggahnya di Instagram. Selain itu, beberapa hasil video dari TikTok juga beberapa kali diunggah ulang di Instagram. Namun, link yang akan ditulis di Instagram akan berbeda dengan link yang ditautkan di platform asalnya.
ADVERTISEMENT
Baik link unik maupun kode referral akan menjadi bukti bahwa ada seseorang atau sekelompok yang membeli produk dengan ajakan si afiliator. Dengan begitu, afiliator akan turut mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut.
Perbedaan Antara Bisnis Afiliasi, Reseller, dan Dropship
Terdapat tiga bisnis yang mungkin masih sering tertukar-tukar definisinya, yaitu antara afiliasi, reseller, maupun dropship. faktanya ketiga model bisnis ini berbeda.
Afiliasi basisnya adalah mengajak seseorang untuk membeli suatu produk langsung ke penjualnya. Jadi, seorang afiliator tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli produk tersebut. Keuntungan juga didapatkan dari bagi hasil yang telah disepakati.
Reseller merupakan seseorang yang membeli suatu produk. Kemudian, produk tersebut akan dijual kembali atas namanya sendiri dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, seorang reseller harus mengeluarkan modal terlebih dahulu untuk dapat menjual produknya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dropship memiliki persamaan dengan bisnis afiliasi, yakni sama-sama tidak mengeluarkan modal di awal. Namun, proses bisnisnya berbeda. Dropshipper menjual suatu produk seolah-olah produk tersebut berasal dari tokonya. Nantinya, informasi mengenai pembeli akan di oper kepada toko produsen awalnya. Jadi, dalam prosesnya dropshipper harus bekerja sama dengan toko produsen awal. Mendapatkan margin keuntungan dari selisih harga di tangan pemasok dengan harga jual ke pembeli. Bukan sistem bagi hasil seperti afiliasi.
Dari pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa bisnis afiliasi merupakan bisnis yang memasarkan produk orang lain tanpa harus membelinya, dengan cara mengajak orang lain untuk membeli suatu produk yang dipromosikannya, baik melalui link ataupun kode referral di berbagai platform media sosial sesuai dengan karakteristik penggunanya. Yang nantinya akan diberikan imbalan berupa komisi.
ADVERTISEMENT
Referensi
Dumilah, R., Sunarto, A., Ahyani, A., Solihin, D., & Maulida, H (2020). Pelatihan Pemanfaatan Media Sosial untuk Promosi Usaha atau Bisnis bagi Siswa. Dedikasi PKM, 1(1), 26-33.
Maulana, I., & Salsabila, O. (2020). Pengaruh Social Media Influencer terhadap Perilaku Konsumtif di Era Ekonomi Digital. Majalah Ilmiah Bijak, 17(1), 28-34.
Putra, G. L. A. K., & Yudha, A. A. N. B. K. (2021). Pemanfaatan Komik Digital sebagai Sarana Bisnis Digital pada Media Sosial Instagram. Jurnal Imagine, 1(2), 44-49.