Konten dari Pengguna

Kritik Sastra Ekspresif: Menuangkan Pikiran dan Perasaan Melalui Karya Sastra

Miftahul Jannah
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
29 Juni 2024 12:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Miftahul Jannah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku/karya prosa, sumber: https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku/karya prosa, sumber: https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Setiap orang memiliki preferensi masing-masing dalam menuangkan isi pikiran dan perasaannya. Bisa melalui kegiatan yang bermanfaat atau bisa juga menuangkan hal tersebut menjadi sebuah karya prosa. Seperti buku dongeng misalnya.
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, buku dongeng tidak hanya dipersembahkan kepada anak-anak saja, tetapi juga orang dewasa. Melalui gambar yang sederhana namun menyentuh, penulis dongeng mencoba menyampaikan perasaan juga pikirannya kepada pembaca hingga menimbulkan reaksi tertentu oleh para pembaca. Hal tersebut bisa dikaji melalui pendekatan ekspresif dalam kritik sastra yang memandang karya sastra sebagai luapan atau ekspresi hasil imajinasi pengarang.
ilustrasi dongeng, sumber: https://pixabay.com/

Analisis Kritik Sastra Ekpresif Pada Dongeng "The Boy, The Mole, The Fox and The Horse" Karya Charlie Mackesy

The Boy, The Mole The Fox and The Horse merupakan dongeng modern karya Charlie Mackesy yang diterbitkan pada tahun 2019 dan telah diangkat menjadi film pada tahun lalu. Buku ini menceritakan tentang anak laki-laki yang awalnya tersesat dan mencari jalan pulang. Di tengah perjalanannya anak lelaki tersebut bertemu dengan seekor tikus, lalu seekor rubah dan yang terakhir adalah seekor kuda. Keempatnya melakukan perjalanan yang cukup jauh ditengah-tengah hutan bersalju.
ADVERTISEMENT
Buku ini disajikan dengan gambar yang sederhana dan terkesan natural. Namun, makna-makna yang berada dibalik dialog begitu dalam menyentuh hati dan mengantarkan perasaan optimisme akan hidup. Banyak hal yang dapat diambil buku ini. Khususnya dialog yang sederhana dengan makna mendalam yang dapat menumbuhkan keberanian dalam diri untuk menghadapi kehidupan yang rumit dan membingungkan.

Misalnya, pada kutipan-kutipan di bawah ini yang sebagai gambaran penuangan ekspresi oleh penulis:

Kutipan pertama misalnya, terdapat ilustrasi di dalam dongeng si anak lelaki dengan tikus yang sedang duduk di tangkai pohon.
Jelasnya, pada dialog tersebut penulis mencoba menjelaskan hal besar apa yang paling membuang-buang waktu, jawabannya adalah membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Sebab, membandingkan diri kita dengan orang lain tidak ada habisnya dan itu hanya akan membuang-buang waktu yang berharga. Masih banyak hal lain yang bisa dilakukan, misalnya seperti bersyukur atas diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada kutipan tersebut penulis mencoba untuk menerangkan bahwa berbuat baik pada diri sendiri bisa dimulai dari sekarang. Maksudnya ialah, dibanding menunggu terus-menerus kebaikan yang akan datang, alangkah baiknya berbuatlah baik kepada diri sendiri terlebih dahulu. Melakukan hal tersebut tidak perlu menunggu, itu bisa di mulai dari sekarang.
Artinya, tidak perlu takut karena menjadi biasa-biasa saja. Sebab, cinta tidak memerlukan kamu untuk menjadi luar biasa. Cinta adalah satu hal yang sederhana dan apa adanya. Maka, jangan takut untuk menjadi diri sendiri dan dicintai.
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas memiliki makna yang sangat mendalam yang coba penulis sampaikan. Yaitu, bahwa kelemahan bukanlah suatu yang buruk dan tidak patut untuk dipertontonkan. Namun, berani dalam menunjukkan kelemahan adalan sesuatu perilaku yang berani dan menunjukkan bahwa kita kuat dan kelemahan bukanlah suatu hal yang memalukan, sebab kelemahan adalah bagian dari diri seseorang.
Kutipan selanjutnya menjelaskan bahwa, meminta tolong bukan berarti menyerah. Itu adalah sebuah usaha untuk tidak menyerah. Meminta tolong bukan berarti lemah, tetapi satu hal yang memang lumrah dilakukan sebab manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan dari sesama.
ADVERTISEMENT
Itu dia beberapa kutipan yang jadi bentuk penuangan ekpresi seroang penulis dan mungkin dapat menarik minat untuk membaca dongeng karya Mackesy yang satu ini. Dari dongeng ini kita bisa tahu, bahwa hal-hal kecil bisa berdampak besar bagi sesuatu.
***