Konten dari Pengguna

Teknik Analisis Forensik RFLP Bisa Ungkap Kebenaran?

Tazkia Salma Hanifa
I'm a University Student In Education University of Indonesia, Majoring on Biology
9 Juli 2021 8:00 WIB
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tazkia Salma Hanifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika kalian pecinta drama dari negeri gingseng; Korea, pasti kalian tidak asing dengan drama baru Mouse: The Predator (2021) yang mengangkat tema tentang pembunuhan berantai atau drama berjudul Partner for Justice (2018) & Partner for Justice 2ini (2019) tentang kasus-kasus pembunuhan yang melibatkan jaksa dan dokter forensik. Dalam drama kasus-kasus pembunuhan, biasanya identifikasi pelaku kejahatan divisualisasikan dengan melakukan uji forensik. Uji forensik bisa dilakukan oleh lembaga berwenang, seperti kepolisian yang bekerjasama dengan Lembaga Forensik Negara. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Sampel yang digunakan adalah sampel yang mengandung DNA, seperti bercak darah, helaian rambut, potongan kuku, kulit mati, dan lain-lain. Hal ini dilakukan karena Analisis ini menggunakan metode berbasis DNA untuk identifikasinya atau dikenal dengan DNA Fingerprint. Metode analisis berbasis DNA atau DNA Fingerprint digunakan karena setiap individu memiliki DNA yang khas, sehingga akan terlihat perbedaan antar individunya. Tercatat penggunaan metode analisis DNA Fingerprint sampel pertama di pertengahan tahun 1980-an untuk analisis ini oleh Tim Forensik adalah teknik RFLP atau Restriction Fragment Length Polymorphism.
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih lanjut lagi tentang analisis forensik dengan menggunakan teknik RFLP, kita harus mengenal dulu apa itu teknik RFLP? Jadi teknik RFLP adalah teknik yang digunakan untuk identifikasi variasi dalam urutan DNA dengan cara pemisahan panjang DNA yang dibantu oleh enzim pemotong (restriksi), yang setelahnya akan dianalisis dengan deteksi menggunakan probe radioaktif dan didasari dengan perbedaan panjang.
Nah... Bagaimana cara kerja teknik ini dilakukan? Mari kita langsung saja contohkan dengan mengangkat kasus bagaimana identifikasi suspect pelaku pembunuhan di sebuah Rumah. Saat pihak kepolisian mendapatkan laporan pembunuhan di sebuah Rumah warga, langkah pertama yang dilakukan pihak kepolisian setelah mendapat laporan adalah menuju tempat kejadian perkara atau kita sebut juga TKP. Di sini polisi akan melakukan olah TKP dibantu dengan tim forensik.
ADVERTISEMENT
Selain olah TKP polisi juga akan mendata siapa saja yang patut untuk dimasukkan kedalam daftar suspect pelaku pembunuhan, pemeriksaan keterangan alibi dan memungkinkan untuk dimintai ketersediaannya untuk melakukan analisis forensik lebih lanjut. Hasil dari olah TKP biasanya adalah berupa foto keadaan TKP, beberapa sampel juga diambil entah itu sampel darah, kuku, dsb. Biasanya jenazah juga akan dilakukan otopsi untuk melihat penyebab kematian yang tentunya prosedur ini dilakukan seizin pihak keluarga korban.
Sampel DNA yang didapatkan dari darah atau sumber lainnya akan dibawa ke Laboratorium untuk dilakukan analisis DNA, salah satunya dengan teknik RFLP ini.

Berikut adalah metode pelaksanaan analisis DNA dengan teknik RFLP:

Gambar 1. Prosedur Analisis Forensik dengan Teknik RFLP (Sumber: Dennisa Ameria Sendjaya, 2021)
Dapat kita lihat disini kolom pertama adalah sampel bukti yang diambil pada saat olah TKP yang dianggap sebagai DNA pelaku. Dua orang lainnya adalah suspect dari kasus pembunuhan ini. Jika dilihat dari hasil urutan DNA yang khas, maka terlihat urutan DNA pelaku pembunuhan adalah tersangka B. Ini dikarenakan B memiliki struktur panjang DNA yang persis sama dengan DNA sampel bukti; dilihat dari balok berwarana abu. Dari hasil ini pihak kepolisian dan tim forensik dapat menyatakan bahwa B adalah pelaku dari kasus pembunuhan ini, tentunya disertai dengan bukti-bukti lainnya.
ADVERTISEMENT
Hanya saja teknik ini memang memiliki kelemahan dimana sampel yang dibutuhkan relatif cukup banyak, sehingga untuk jumlah sampel sedikit akan sangat sulit bagi tim forensik melakukan analisis DNA. Namun demikian, keunggulan dari analisis DNA dengan teknik RFLP tidak dapat diragukan dimana teknik ini bersifat kodominan, dapat mendeteksi heterozigositas sehingga ini merupakan penanda yang spesifik dan tingakat polimorfisem tinggi akan menunjukkan akurasi tinggi. Poin plus dari teknik ini adalah hasil yang ditunjukkan konsisten antar laboratorium untuk kepentingan forensik dalam kasus pembunuhan.
Oleh: Dennisa Ameria Sendjaya dan Tazkia Salma Hanifa (Mahasiswa Biologi Universitas Pendidikan Indonesia 2018)