Konten dari Pengguna

Perceraian Orang Tua, Apa Dampaknya bagi Anak?

Muhammad Raihan Rafsanjani
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Hukum Keluarga Semester 1
8 Desember 2022 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Raihan Rafsanjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Pexels.com/Cottonbro Studio
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Pexels.com/Cottonbro Studio
ADVERTISEMENT
Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil yang merupakan tempat pertama dan faktor sosial dalam proses pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Sejak anak lahir, keluarga terutama orang tua menjadi lingkungan terdekat bagi anak untuk belajar tentang dunia dan lingkungan. Ketika anak tumbuh menjadi remaja, orang tua menjadi karakter atau bagian dari pembentukan identitas diri dengan menjadi lawan bicara dalam pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan. Oleh karena itu, keluarga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik dan mental.
ADVERTISEMENT
Konflik merupakan hal yang biasa terjadi dalam kehidupan rumah tangga, namun konflik yang diakibatkannya merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya perceraian. Perceraian memiliki dampak psikologis, karena tidak hanya berdampak pada orang yang terlibat (suami dan istri), tetapi juga anak-anak, terutama yang telah memasuki masa pubertas. Reaksi anak terhadap perceraian orang tuanya sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tuanya sebelum, selama, dan setelah perceraian.
Selama ini, dampak perceraian orang tua justru dapat berdampak negatif bagi anak baik secara fisik maupun psikis. Tidak bekerja untuk mengatasi penyalahgunaan hal tersebut, pekerja sosial dalam praktik pekerjaan sosial harus berupaya untuk mencapai kesejahteraan anak, pekerja memberikan layanan konseling dan pekerja sosial memberikan layanan konseling keluarga.
Menurut Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, melakukan penelitian tentang dampak perceraian terhadap kesejahteraan psikologis anak remaja. Dalam penelitian ini Nurul menjelaskan bahwa perceraian orang tua menyebabkan perubahan dalam kehidupan keluarga. Ini termasuk pemisahan emosional, pemisahan pernikahan yang sah, pemisahan ekonomi atau keuangan, pemisahan sebagai orang tua yang utuh, pemisahan keluarga sebagai bagian dari komunitas, dan pemisahan fisik dengan menghindari pertemuan dengan pihak yang berkonflik.
ADVERTISEMENT
Orang tua sering kali mengkhawatirkan dampak psikologis perceraian terhadap anak-anak mereka, bahkan sebelum keputusan perceraian dibuat. Mereka biasanya takut keputusan mereka akan mempengaruhi keadaan psikologis anak hingga dewasa.
Namun, beberapa anak dapat pulih dari stres akibat perceraian, meskipun hal itu tergantung pada masing-masing individu. Dalam penelitian tersebut, tahun pertama hingga kedua adalah yang paling sulit bagi anak-anak.

Penyebab Banyaknya Pasangan yang Bercerai

Jika diperhatikan lebih seksama, ada alasan mendasar mengapa banyak sekali perceraian saat ini. Alasannya adalah tumbuhnya ekspektasi individu terhadap segala hal, termasuk kualitas pribadi pasangan hidup.
ADVERTISEMENT
Ada dua alasan yang menjadi penyebabnya untuk ini. Yang pertama adalah budaya hedonistik, sesaat, dan konsumtif yang merasuki masyarakat kita, dan seolah tak terbendung. Budaya-budaya tersebut membuat banyak orang lebih memikirkan dirinya sendiri.
Hal ini tentu saja menimbulkan masalah ketika orang-orang tersebut menjalin hubungan, termasuk hubungan dekat dengan orang lain ketika mereka menjadi suami atau istri.
Alasan kedua adalah semakin rapuhnya keluarga yang bertanggung jawab yang membentuk individu menjadi pribadi yang berkualitas sejak kecil. Karena, banyak orang tua mencari keuntungan finansial dan gaya hidup, mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di tempat kerja dan lebih sedikit waktu bersama anak-anak dan keluarga mereka.

Apa dampak perceraian terhadap anak?

Ketika orang tua bercerai, anak-anak beresiko kehilangan kepercayaan diri, kedamaian batin, dan tujuan. Dan membuat mereka tidak lagi memiliki semangat hidup. Ini membuat mereka menjadi orang yang paranoid. Mereka yang menderita gangguan kesehatan mental biasanya memulai dengan ekspektasi yang tinggi terhadap sesuatu. Namun, ketika kenyataan tidak seperti yang diharapkan, mereka tidak dapat menerimanya dan akhirnya mempengaruhi kewarasan mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan saya, perceraian memiliki dampak yang sangat bahaya terhadap anak-anak. Mereka bisa saja kehilangan kepercayaan mereka terhadap orang tua. Namun, itu bisa saja diobati dengan memberikan semangat kepada mereka agar hidup dengan tentram dan aman.