Konten dari Pengguna

Sering Membaca Buku Fiksi dapat Meningkatkan Literasi Informasi?

Tanya Rizka Amalia
Mahasiswa Sastra Indonesia UNP
9 April 2025 8:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tanya Rizka Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Literasi didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Secara luas, literasi adalah seperangkat kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keterampilan tertentu yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, apabila seseorang menguasai keterampilan dasar berbahasa seperti membaca, berbicara, menyimak, dan menulis, mereka dianggap memiliki kemampuan literasi.
ADVERTISEMENT
Membaca buku merupakan sebuah hobi yang paling diminati oleh banyak kalangan. Sebagian orang akan membaca buku fiksi dan sebagian lainnya membaca buku nonfiksi. Buku fiksi merupakan buku yang berisi karya tulis berupa narasi atau cerita yang bersifat imajinatif, khayalan, atau rekaan dan biasanya bertujuan untuk menghibur atau memberikan pengalaman emosional kepada pembaca. Buku-buku fiksi biasanya dapat ditemukan dalam bentuk novel, cerita pendek (cerpen), serta antologi karya sastra.
Lalu, apakah dengan membaca buku fiksi, literasi informasi seseorang dapat meningkat?
Literasi informasi merupakan kemampuan seseorang untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dengan baik. Salah satu cara meningkatkan literasi informasi adalah dengan membaca buku fiksi. Membaca buku fiksi, yang sering dianggap hanya sebagai hiburan, ternyata dapat meningkatkan literasi informasi seseorang. Pembaca dilatih untuk berpikir kritis, memahami perspektif orang lain, dan menemukan makna tersembunyi di balik cerita melalui konflik yang menggugah, tokoh-tokoh yang beragam, dan cerita yang kompleks. Semua hal ini sangat penting saat kita menghadapi banjir informasi di era digital, mana yang dapat dipercaya dan mana yang dapat dipertanyakan. Selain itu, membaca fiksi meningkatkan kemampuan untuk memilah dan menggunakan informasi secara bijak karena meningkatkan kosakata, memperluas perspektif, dan meningkatkan empati. Karena itu, novel atau cerita pendek memiliki kekuatan yang luar biasa jika dibaca dengan aktif dan dengan hati-hati. Fiksi juga dapat membantu kita berpikir lebih kritis di dunia yang penuh dengan informasi saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada hubungan antara membaca fiksi dan keterampilan membaca kritis, membaca digital, dan membaca secara keseluruhan. Dalam literasi kritis, kemampuan untuk mempertanyakan narasi, memahami bias, dan mengevaluasi sudut pandang sangat relevan, dan ini sering diasah secara tidak langsung saat menyelami cerita fiksi yang penuh nuansa. Dalam literasi membaca, pembaca memiliki kemampuan untuk memahami teks secara mendalam, memahami makna implisit, dan menyusun interpretasi berdasarkan konteks. Selanjutnya, dalam literasi digital, kemampuan untuk berpikir kritis dan selektif sangat penting untuk menghadapi berbagai jenis konten yang tersedia di internet. Membaca karya sastra, terutama yang berkualitas tinggi, dapat membantu membangun dasar pemikiran kritis dan introspektif yang sangat penting di era modern yang penuh dengan informasi.
ADVERTISEMENT
Jadi, membaca fiksi tidak hanya memperkaya imajinasi, tetapi juga bisa jadi langkah awal untuk membentuk masyarakat yang lebih melek informasi, lebih peka terhadap makna, dan lebih cerdas dalam memilah kebenaran di tengah arus informasi yang tak terbendung.
Gambar beberapa buku fiksi milik penulis