Ketakutan Terbesar Generasi Z

Lulu Naura Amalia
Mahasiswi Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
10 Juni 2022 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lulu Naura Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenal Generasi Z
Generasi Z atau Gen Z adalah generasi yang lahir di tahun 1995 – 2010, setelah generasi Y. Seperti yang sudah kita ketahui, Gen Z adalah generasi yang up to date terhadap isu-isu yang tersebar di internet atau media sosial. Kehidupan generasi Z yang tidak bisa lepas dari sosial media dan teknologi, tentu membuat generasi ini berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Selain terkenal memiliki pemikiran yang terbuka, generasi ini juga diketahui menyukai sesuatu yang instan dan trending.
generasi Z yang sibuk dengan sosial medianya.
Sumber foto : shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi yang tumbuh seiring dengan berkembangnya teknologi dan mudahnya mengakses media sosial melalui smartphone, tentu media sosial menjadi salah satu hal yang fundamental bagi mereka. Dimana media sosial ini adalah suatu media daring yang sangat mudah untuk membagi privasi tentang kehidupan kita ke dalam dunia virtual. Seperti banyak hal, media sosial memiliki dampak positif dan negatif, salah satu dampak negatifnya yaitu Fear of Missing Out (FoMO).
Gen Z dan FoMO
Fear of Missing Out (FoMO) adalah jenis kekhawatiran yang umum dirasakan oleh generasi Z. Maksud dari kekhawatiran itu sendiri yaitu, takut dikatakan tidak up to date, takut ketinggalan berita yang sedang viral, dan merasa tidak keren atau gaul. Ketergantungan generasi Z kepada sosial media membuat mereka ingin menampakkan diri mereka di media bahwa mereka adalah seseorang yang keren dan memiliki kehidupan yang menyenangkan yang selalu on trend. Pandangan-pandangan tersebut tentu menciptakan konsep dan gambaran diri virtual mereka di media sosial.
Fear of Missing Out (FoMO)
Sumber foto : shutterstock
ADVERTISEMENT
Pengaruh dari FoMO itu sendiri tentunya sangat berdampak terhadap kepribadian dan mental para generasi Z. Pandangan terhadap diri sendiri yang harus selalu eksis dan membentuk karakter dengan konsep diri yang palsu tentu akan berpengaruh pada komunikasi antar sesama. Kehidupan Gen Z yang terpapar informasi dari berbagai media sosial tidak lagi menjadi permasalahan yang dapat dipandang sebelah mata saja, secara sadar dan tidak sadar penggunaan media sosial semakin mendominasi dalam keseharian Gen Z. Mereka jadi tidak menghiraukan waktu dan lebih fokus terhadap media sosial mereka, karena takut akan ketinggalan berita.
Fear of Missing Out (FoMO) meningkatkan penggunaan media sosial di luar batas wajar. Tidak hanya takut ketinggalan berita di sosial media, banyak generasi Z yang berbohong tentang kehidupan mereka, memasang gambar dan tulisan yang salah untuk menangkap perhatian orang-orang demi terlihat viral dan update. Lucunya, banyak yang menganggap ini hanya untuk mencari sensasi dan ketenaran demi kebahagiaan mereka. Oleh karena itu, banyak sekali generasi muda sekarang yang lebih mementingkan kehidupan virtualnya daripada kehidupan asli mereka.
ADVERTISEMENT

Fokus Kepada Diri Kita

fokus untuk merubah pribadi diri kita menjadi pribadi yang positif dan lebih mementingkan keadaan di sekitar.
Sumber foto : shutterstock
Kita dapat mengurangi adanya FoMO jika kita mengelola media sosial dengan langkah-langkah yang positif, bukan hanya kecemasan karena merasa ketinggalan berita dan trend, merasa kurang gaul dan percaya diri ini seharusnya kita ubah dengan pandangan yang mengarah untuk mendorong kita untuk terus berkembang. Kita tidak perlu mementingkan hidup orang lain terutama yang ada di sosial media, karena itu belum benar sesungguhnya hidup mereka. Kita hanya harus fokus kepada diri kita sendiri, buat kegiatan positif yang menarik dan dapat mengundang penonton. Sehingga kecemasan kita tentang ketinggalan trend akan menghilang, jika kita lebih fokus untuk merubah pribadi diri kita menjadi pribadi yang positif dan lebih mementingkan keadaan di sekitar.
ADVERTISEMENT