Upaya Melestarikan Keanekaragam Hayati di Indonesia

Ferryera Fauzan
kegiatan sehari-hari menuntut ilmu di perguruan tinggi Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
13 September 2021 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferryera Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/wanita-bebas-menghirup-udara-bersih-di-hutan-alam-gadis-bahagia-dari-belakang-dengan-gm1269532812-372840517?utm_source=pixabay&utm_medium=affiliate&utm_campaign=SRP_photo_sponsored&utm_term=forest+trees
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/wanita-bebas-menghirup-udara-bersih-di-hutan-alam-gadis-bahagia-dari-belakang-dengan-gm1269532812-372840517?utm_source=pixabay&utm_medium=affiliate&utm_campaign=SRP_photo_sponsored&utm_term=forest+trees
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara kepulauan tidak hanya memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, dan suku bangsa. Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Gischa (2020) dalam surat kabar Kompas mencatat bahwa Indonesia merupakan tempat keanekaragaman hayati terkaya di dunia, dimana terdapat 115 hewan mamalia dan 12 persen dari 515 hewan mamalia di dunia. Tidak hanya itu saja, Indonesia juga memiliki 1.500 jenis burung, 600 jenis hewan reptilia, 270 jenis hewan amfibi, 97 jenis ikan karang. Dan 1.400 jenis ikan air tawar. Sementara itu, 25.000 tumbuhan berbunga atau sekitar 10 persen dari tumbuhan berbunga di dunia tumbuh di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki sekitar 38.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi. Kekayaan tersebut yang kemudian membuktikan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang perlu dilestarikan.
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman hayati sendiri dimaknai sebagai suatu istilah yang secara umum mencakup semua bentuk kehidupan, baik gen, spesies tumbuhan, hewan, mikroorganisme, ekosistem, dan proses-proses ekologi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati merujuk pada keanekaragaman semua jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang mencakup pula proses ekosistem dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya. Keanekaragaman hayati tidak hanya digambarkan sebagai jumlah dari jenis-jenis flora dan fauna. Apabila dikategorikan secara terpisah, keanekaragaman hayati dapat terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) keanekaragaman genetik yang mencakup seluruh informasi genetik sebagai pembawa sifat keturunan dari semua makhluk hidup yang ada; (2) keanekaragaman jenis yang berkaitan dengan keragaman organisme atau jenis dengan ekspresi genetis tertentu; dan (3) keanekaragaman ekosistem yang merujuk pada keragaman habitat atau tempat berlangsungnya kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang berinteraksi dengan faktor abiotik dan biotik lainnya .
ADVERTISEMENT
Pembahasan
Seiring perkembangan zaman, perubahan iklim terjadi secara terus-menerus. Dampak perubahan iklim ini bahkan dirasakan dalam kehidupan masyarakat. Pemanasan global merupakan isu lingkungan hidup yang menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim global. Meskipun perubahannya terjadi secara perlahan, namun perubahan iklim ini terus terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang sehingga memberikan dampak besar bagi kehidupan makhluk hidup. Adanya arus globalisasi mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang kemudian mengubah sistem iklim yang berdampak pada perubahan kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, dan ekosistem wilayah pesisir. Arus globalisasi ini pada akhirnya menuntut suatu keseragaman yang mengakibatkan krisis keberagaman di berbagai bidang. Hal ini mengakibatkan keanekaragaman hayati terus mengalami kemerosotan. Lantas langkah apa yang sebaiknya diupayakan agar keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dilestarikan?
ADVERTISEMENT
Permasalahan utama yang perlu menjadi perhatian adalah kondisi keanekaragaman hayati yang saat ini mulai mengalami berbagai erosi. Perusakan habitat pada akhirnya mulai mengganggu ekosistem yang akan mengancam berbagai spesies. Eksploitasi berlebihan berpotensi menimbulkan kelangkaan dan kepunahan spesies. Kepunahan spesies terjadi dalam laju yang lebih tinggi dibandingkan waktu sebelumnya dalam sejarah geologi. Kepunahan ini terjadi salah satunya akibat perubahan iklim yang mengakibatkan pergeseran dalam siklus reproduksi dan pertumbuhan dari jenis-jenis organisme. Bahkan perubahan iklim juga dapat mengubah siklus hidup beberapa hama dan penyakit sehingga menimbulkan wabah penyakit. Disisi lain, perubahan iklim berdampak pada temperatur dan curah hujan. Dalam hal ini, beberapa spesies tidak mampu menyesuaikan diri sehingga mengalami kepunahan secara perlahan. Keanekaragaman hayati yang terancam punah ini memerlukan kesadaran bagi manusia agar lebih memperhatikan lingkungan. Keserakahan memanfaatkan keragaman hayati secara ekonomi dan berorientasi pada keuntungan yang besar tanpa memperhatikan dampak terhadap kerusakan lingkungan perlu diminimalisir agar keberlangsungan hidup spesies dapat terjaga.
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati memerlukan kesadaran penuh agar dapat mempertahankan dan melestarikannya. Hingga saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati. Upaya-upaya tersebut dapat ditunjukkan melalui pendirian berbagai kawasan konservasi, seperti taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa. Pada tahun 2019, pemerintah juga membangun 50 unit sanctuary atau pusat konservasi sebagai bentuk dukungan pengelolaan dalam peningkatan populasi yang memiliki fungsi sebagai pusat konservasi satwa terancam punah, pusat studi spesies endemik, objek wisata baru, dan atraksi. Selain itu, berdasarkan PerMen LH No. 29 Tahun 2009, profil keanekaragaman hayati daerah telah diupayakan sebagai pencatatan data dan informasi mengenai potensi dan kondisi keanekaragaman hayati di provinsi atau kabupaten/kota. Berdasarkan profil keanekaragaman hayati tersebut, tercatat pada tahun 2020 lalu, 23 kabupaten/kota dan 11 provinsi telah Menyusun profil KEHATI dan 1 provinsi telah Menyusun RIP KEHATI. Langkah tersebut merupakan salah satu cara untuk mengetahui data potensi keanekaragaman hayati yang ada di daerah masing-masing, serta menjadi aset sumber daya yang dimiliki, baik meliputi sumber daya alam spesies, genetik, dan ekosistem.
ADVERTISEMENT
Penyelamatan keanekaragaman hayati di Indonesia tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga harus diimplementasikan oleh semua pihak. Sebagai upaya untuk mengantisipasi meningkatnya laju kemerosotan keanekaragaman hayati akibat perubahan iklim, kearifan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan upaya ini. Berbagai peraturan perundang-undangan serta upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah perlu didukung oleh kesadaran masyarakat untuk memperbaiki pola hidup dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati tanpa unsur perusakan lingkungan. Pemeliharaan ini harus dilakukan untuk melindungi dan meningkatkan daya dukung ekosistem asli, menjaga habitat spesies-spesies yang hampir punah, membuat berbagai tempat perlindungan baru, menjaga kebersihan dan kelayakan air, dan mengerem laju perubahan iklim. Disisi lain, adanya perubahan teknologi dan informasi bisa menjadi salah satu solusi untuk mengidentifikasi keragaman dalam hal sebaran, keberadaan, pemanfaatan, dan sistem pengelolaannya. Dengan demikian, keanekaragaman hayati dapat terus dilestarikan dengan cara yang benar. Hal ini pada akhirnya akan berguna bagi terjaganya keberlangsungan seluruh makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Gischa, S. (2020). Mengapa Indonesia Memiliki Keanekaragaman Hayati? Retrieved from Kompas.com website: https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/16/080000369/mengapa-indonesia-memiliki-keanekaragaman-hayati
Kaltimprov. (2020). Peran dan Upaya Pemerintah dalam Konservasi Keaneka Ragaman Hayati. Retrieved from https://dinaslh.kaltimprov.go.id/peran-dan-upaya-pemerintah-dalam-konservasi-keaneka-ragaman-hayati/
Lubis, D. P. (2011). Pengaruh perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia. Jurnal Geografi, 3(2), 107–117. Retrieved from https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo/article/view/7365/6257