Inspiratif! Semangat Kakek Penjual Sate Ayam dalam Memeriahkan Muktamar Ke-48.

Kiran Nathania Shaffira
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
9 Desember 2022 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kiran Nathania Shaffira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muktamar Fair, De' Tjolomadoe (Kiran/dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Muktamar Fair, De' Tjolomadoe (Kiran/dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Sambil terus membalikan sate yang sedang dibakar, Kakek itu seringkali tersenyum dan meawarkan kepada pengunjung yang sedang berjalan menelusuri bazaar yang ada di De' Tjolomadoe. Dengan semangat ia mengibaskan kipas yang terbuat dari anyaman tersebut. Meski dapat kita lihat dari rautnya, Kakek itu terlihat lelah.
ADVERTISEMENT
Ia berjualan dibantu oleh seorang lelaki yang menyiapkan hidangan nya. "Sate ayam nya mba" ucapnya kepada para pengunjung yang melewati stand tersebut. Cuaca yang tak menentu menjadi hambatan untuk nya karena kurangnya pengunjung yang datang saat hujan turun. Saya membeli sate ayam tersebut satu porsi.
Satu porsi itu berisi 10 tusuk sate ayam ditambah lontong yang dibaluri bumbu kacang dan kecap manis. Dengan harga Rp. 15.000, sate ini layak untuk dibeli. Bumbunya yang pas, dan harga nya pun ekonomis di kantong seorang mahasiswa yang sedang merantau atau biasa disebut anak kost.
"Sate nya enak, matang nya pas, bumbunya juga tidak terlalu encer. Dengan harga segitu sih woth it banget apalagi pas di kantong mahasiswa. Bapaknya juga ramah, sambil mengipaskan sate, ia juga suka mengajak ngobrol" ucap Nasywa, pembeli Sate Ayam dan pengunjung Muktamar Fair De' Tjolomadoe.
ADVERTISEMENT
Meski usia nya telah berumur, semangat nya masih tetap membara. Rambutnya yang memutih, keringat yang bercucuran tak menjadi halangan untuknya. Ikut memeriahkan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang menjadi alasan mengapa ia berjualan disini. Itupun yang menjadikan semangatnya untuk terus membakar sate.
Hal tersebut seharusnya bisa kita renungkan. Beliau yang sudah berumur masih mempunyai semangat yang sangat membara. Sementara zaman sekarang, di umur yang masih muda pun sudah banyak yang bermalas-malasan.