Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Menjadi Dokter Hewan Praktisi : Tantangan dan Pengalaman di Rumah Sakit Hewan
9 Desember 2024 11:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Melanie Putri Murtiyoso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Profesi dokter hewan sering dianggap sebelah mata oleh sebagian orang, tetapi nyatanya dokter hewan merupakan profesi yang mengedepankan dedikasi tinggi, keahlian medis, dan empati mendalam terhadap hewan. Di rumah sakit hewan, para dokter hewan menghadapi beragam tantangan, mulai dari menangani penyakit ringan hingga kompleks serta merespons situasi darurat. Tidak hanya berurusan dengan kesehatan hewan, dokter hewan praktisi juga harus mampu berkomunikasi dengan pemilik hewan yang penuh harap dan profesional.
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Hewan Pendidikan atau biasa disebut dengan RSHP merupakan sarana belajar mahasiswa fakultas kedokteran hewan baik program S1 kedokteran hewan maupun program profesi dokter hewan, pengabdian masyarakat, serta untuk tempat penelitian. RSHP memiliki berbagai layanan Kesehatan hewan, seperti poliklinik, bedah, rawat inap, pemeriksaan darah, pemeriksaan radiografi, bahkan layanan farmasi untuk rawat jalan.
Artikel ini akan mengulas tantangan dan pengalaman seorang dokter hewan praktisi yang dihadapi di lapangan. Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih dalam perjuangan di balik profesi mulia ini dan menghargai peran besar dokter hewan dalam menjaga kesejahteraan hewan dan lingkungan.
Setiap bulannya RSHP menerima mahasiswa koas sebanyak 30 orang dan jika di total, kurang lebih ada 360 mahasiswa koas di RSHP setiap tahunnya. Tantangan yang dialami dokter hewan praktisi, yaitu ketika menghadapi mahasiswa koas. Peran dokter hewan harus bisa menuntun mahasiswa koas supaya bisa perform dalam mengikuti kurikulum di RSHP tersebut dan diharapkan mahasiswa koas tersebut bisa keluar dari koasistensi RSHP dengan standar yang tinggi. Setiap mahasiswa koas memiliki individu yang berbeda, oleh karena itu, dokter hewan harus melakukan berbagai pendekatan kepada mereka supaya mahasiswa koas bisa mengikuti standar dokter hewan yang ada.
ADVERTISEMENT
Pengalaman dokter hewan saat menghadapi kasus di RSHP yang cukup parah, ketika hasil dari diagnosis penunjang sudah jelek semua dan sudah memberikan obat ini itu. Kemudian, memberikan program pengobatan di minggu pertama yang sudah direncanakan, dan prosesnya itu bagaimana. Terkadang kalau tidak sesuai respons yang diharapkan, dokter hewan akan melakukan dimana evaluasi tersebut harus dilakukan. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada saat terapi, tetapi juga pada pengobatannya. Dokter hewan praktisi juga melakukan evaluasi terhadap pasien baik yang berhasil maupun yang gagal (drh Taim, 2024).
Menurut pengalaman dari dokter hewan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan saat hewan peliharaan mengalami kecelakaan. Pertama. dengan membuat hewan tersebut memiliki rasa nyaman, karena pasti hewan tersebut mengalami traumatis, tetapi jika terjadi luka terbuka, harus segera dibersihkan supaya tidak terjadi infeksi yang lebih parah. Kemudian, dibawa ke dokter hewan untuk dilakukan injeksi supaya menghentikan pendarahan dan apabila kondisi hewan saat itu kekurangan oksigen, maka akan diberikan oksigen (drh.Taim, 2024).
ADVERTISEMENT
Menurut drh. Taim (2024), Ada beberapa tahapan dalam mendiagnosis hewan, seperti sinyalemen, anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa penunjang, diagnosa, hingga pengobatan. Sinyalemen merupakan identitas hewan bersarkan jenis hewan, genre, serta usia, sehingga bisa mengeleminasi penyakit yang tidak seharusnya terjadi pada spesies tersebut. Kemudian, anamnesa merupakan sesi wawancara kepada pemilik hewan atau klien, seperti keluhannya apa saja, dan sikap hewan tersebut saat dirumah. Kemudian, pemeriksaan fisik untuk memverifikasi apakah benar yang klien sampaikan dengan kondisi hewan tersebut. Kemudian melakukan diagnosa penunjang jika diperlukan, seperti USG, hematologi, X-ray, dan lain sebagainya. Maka dari itu, kemudian bisa dilakukan penegakan diagnosa yang akan mengarah ke suatu penyakit yang lebih akurat. Kemudian, baru bisa dilakukan pengobatan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kemungkinan yang mengakibatkan hewan itu meninggal. Pertama, respon tubuh, lalu efek owner yang sudah diberi tahu pemeliharaan dan perawatannya seperti ini tetapi tidak dilakukan karena kasian bahkan, ada juga klien yang tidak memberikan obat kepada hewannya yang sudah dokter hewan berikan.
Menurut drh. Taim (2024), Perawatan gigi terhadap hewan sangatlah penting, karena merupakan salah satu aspek yang membuat hewan itu mau makan atau tidak. Makanan yang hewan konsumsi bisa berbeda-beda, seperti dry food, wet food, raw food,dan home made. Seiring berjalannya waktu, hewan itu bisa mempuyai karang gigi. Karang gigi yang sudah tebal dan berlebih akan mengakibatkan periodontitis, stomatitis, dan gingivitis atau biasa disebut peradangan mulut dan sariawan. Pada Rumah Sakit Hewan Pendidikan ketika scaling gigi pada hewan harus dilakukan bius terlebih dahulu. Apabila hewan sudah tidak mau makan dan bau mulut itu merupakan tanda halitosis dan harus dilakukan scaling gigi.
ADVERTISEMENT
Sebagai dokter hewan praktisi tantangannya adalah mereka harus memahami semua bagian anatomi hewan dan cara pengobatannya. Pengalaman dokter hewan praktisi yang diperoleh di RSHP ini dapat mengasah keterampilan klinis, membangun empati terhadap pasien, serta meningkatkan komunikasi kepada pemilik hewan. Rumah Sakit Hewan Pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk pengobatan hewan, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran bagi dokter hewan muda untuk berkembang dan mempersiapkan dunia kerja. Dengan penuh dedikasi, kesabaran, dan terus memperbarui ilmu, seorang dokter hewan praktisi akan terus memberikan kontribusi besar dalam menjaga kesehatan hewan dan mensejahterakan kehidupannya.
REFERENSI
Sejarah-RSHP UNAIR. (2024). Diakses pada 8 Desember 2024 dari
https://rshp.unair.ac.id/sejarah/