Eksistensi Radio di Tengah Masyarakat Yogyakarta Saat Ini

Deanovella Septiana Hanifah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, UPN Veteran Yogyakarta
Konten dari Pengguna
14 Juni 2022 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deanovella Septiana Hanifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi : pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : pixabay

Eksistensi Radio di Yogyakarta

ADVERTISEMENT
Kebutuhan komunikasi dalam masyarakat merupakan hal yang mutlak. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pola komunikasi masyarakat juga mengalami perubahan, tak terkecuali pada bidang industri media.
ADVERTISEMENT
Meskipun keberadaan radio sebagai media massa dianggap mengalami kemunduran karena munculnya New Media, tetapi perkembangan radio di Yogyakarta tetap stabil.
Hal itu dapat dilihat dari minat terhadap radio swasta dengan segmentasi pasar yang menjurus ke kalangan muda. Tidak hanya kontennya yang dicari, tetapi juga ilmu terhadap dunia broadcast. Namun, hal berbeda terjadi terhadap radio swasta (lokal) yang kurang terdengar gaungnya.
Hal tersebut dapat terjadi karena keterbatasan jangkauan wilayah dan segmentasi pasar berdasarkan pengelompokan yang sempit. Seharusnya, setiap stasiun radio melakukan improvisasi terhadap kebutuhan masyarakat.

Perkembangan Industri Radio di Yogyakarta

Era kebebasan pers yang digulirkan setelah runtuhnya Orde Baru, memicu munculnya radio-radio baru yang tidak hanya mengedepankan informasi tetapi juga hiburan.
ADVERTISEMENT
Menurut Alan (1996), industri radio memiliki struktur pasar yang bersifat monopolistic competition. Hal itu ditandai dengan beberapa hal. Antara lain, adanya beragam jenis radio yang menyajikan program siaran yang hampir sama, tetapi antara satu dengan yang lain tidak dapat saling menggantikan dengan sempurna (subtitue). Meskipun ada kesamaan format, tetapi tetap ada perbedaan, misalnya dalam hal gaya bicara penyiaran, fasilitas teknis yang tersedia, dan audience yang dituju
Selain itu, adanya halangan untuk memasuki bisnis radio yang relatif kecil juga mempengaruhi struktur pasar dalam industri radio.
Ia juga menyebutkan, masing-masing stasiun radio mempunyai ciri khusus agar dapat dibedakan dengan stasiun radio yang lain, misalnya melalui cara promosi, periklanan, lokasi siaran, dan kualitas.
ADVERTISEMENT
Segmentasi tidak hanya dilakukan dengan memilih segmen audience saja, tetapi membawa konsekuensi terhadap isi dan manajemen siaran.
Penajaman segmen tidak hanya memudahkan bagi pihak pengelola radio, tetapi juga membawa manfaat bagi pengiklan. Segmentasi yang jelas memudahkan pengiklan yang ingin membidik pasar produk yang ditujunya.
Sejak reformasi, jumlah radio di Indonesia pun meningkat. Namun, pada saat itu belum terdapat pengukuran yang efektif guna memetakan radio-radio tersebut. Hal ini ditindaklanjuti Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI) dengan mengeluarkan sebuah konsep yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kejenuhan sebuah radio.
Salah satu konsepnya ialah mengukur tingkat kejenuhan pendengar pada radio melalui komponen program. Apabila di suatu wilayah tertentu terdapat lebih dari dua radio yang membidik khalayak sasaran yang sama, maka kesamaan tersebut dinilai sebagai sebuah kejenuhan.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga disampaikan Sucahyo (2012). Dengan luas wilayah 3.142 kmĀ² dan jumlah penduduk sekitar 3.5 juta jiwa, pada tahun 2012 di Yogyakarta terdapat 38 radio swasta siaran dan tiga saluran untuk RRI. Perbandingan jumlah radio, luas wilayah, dan jumlah penduduk tersebut membuat persaingan radio lokal sangat ketat.
Saat ini perkembangan radio di Yogyakarta masih terbilang stabil karena pendengar menyesuaikan kebutuhannya dalam memilih stasiun radio yang diinginkan. Hal itu dapat dilihat ketika setiap harinya banyak yang beraktivitas di luar ruangan dan membutuhkan informasi cuaca, serta kemacetan.
Selain itu, banyaknya mahasiswa di Yogyakarta juga mendorong industri radio tetap berkembang karena mereka lebih suka mendengarkan radio yang informasinya to the point tetapi tetap dilengkapi musik, promo, rilis album, rilis film, dan sebagainya. Sebagai contoh, promo film Imperfect, Habibie Ainun, dan Perfect Boys.
ADVERTISEMENT

Kekuatan Industri Radio di Yogyakarta Berdasarkan Konten

Konten radio di Yogyakarta beragam dan menyesuaikan pasar. Misalnya, Geronimo dan Swaragama yang 24 jam pasarnya menyasar pada kalangan muda. Meskipun begitu, Geronimo dan Swaragama tetap memiliki perbedaan, Geronimo masih menyisipkan musik indie di programnya, tapi Swaragama hanya menyisipkan sekali-dua kali saja.
Tak hanya itu, di Yogyakarta juga ada beragam radio lokal. Misalnya Handayani Adhiloka (radio Gunung Kidul) dan Suara Parangtritis yang kontennya tidak jarang menggunakan bahasa Jawa dengan menampilkan iklan wayangan, obat herbal, event daerah, dan pariwisata lokal. Bahkan, siaran hiburan yang ditayangkan adalah lagu campursari dan siaran ulang pergelaran wayang.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa konten radio lokal itu menyesuaikan sesuai segmentasi wilayah siarannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan radio swasta/ lokal tetap dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tidak heran bahwa investasi radio di Yogyakarta tetap berkembang karena kepadatan penduduk didominasi usia remaja hingga dewasa yang berasal dari beragam latar belakang dan setiap harinya membutuhkan informasi dari berbagai sumber.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu penyiar di RRI, ia menyampaikan bahwa RRI sebagai stasiun radio milik negara Indonesia terus melakukan improvisasi.
RRI membagi program siaran serta segmentasi pasar dalam beberapa kanal, yakni RRI Pro 1 untuk berita lokal, RRI Pro 2 untuk program siaran dengan massa anak muda, RRI Pro 3 guna pemberitaan sentral atau nasional, dan RRI Pro 4 diisi dengan konten-konten kebudayaan lokal.
Di sisi lain, pihak RRI kini juga mengembangkan bentuk radio dalam bentuk digital bernama RRI Play Go. Aplikasi tersebut membuat para pendengar RRI dapat menikmati siaran yang disajikan dengan jangkauan lebih luas dan lebih fleksibel.
ADVERTISEMENT
Lantas, guna membidik pasar anak muda, RRI turut memfokuskan isi program atau penyiaran yang membahas soal info lifestyle kekinian yang dekat dengan kehidupan anak muda dalam kanal RRI Pro 2. Kanal tersebut juga dilengkapi dengan flash news yang mengudara setiap pukul 10.00 WIB, 15.00 WIB, dan 19.00 WIB.
Hal ini menunjukkan bahwa RRI sebagai stasiun radio milik negara, tidak lepas dari perkembangan teknologi dan tetap berupaya untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat secara detail dengan beragam segmentasi yang dituju.

Minat Penyiaran Radio

Minat terhadap penyiaran radio swasta yang menyasar segmentasi kalangan muda nampaknya masih tinggi. Hal itu dapat dilihat banyak konten hiburan radio swasta yang segmentasinya menyasar kalangan muda dan tentunya hal itu juga didukung minat penyiar dari kalangan muda yang ingin belajar musik, cara penyiaran, informasi magang, lowongan voice over dan dubber.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk konten hiburan yang dianggap menarik dan inspiratif bagi kawula muda disiarkan oleh radio swasta Swaragama FM. Radio yang berlokasi di kawasan kampus UGM tersebut acap kali membuat live Instagram bertajuk Swaragama Online Session.
Dalam programnya, para pendengar yang juga menjadi pengikut IG Swaragama FM diajak untuk berbincang bersama beberapa artis, musisi, hingga para tokoh. Sebut saja, Dipha Barus, Rossa, hingga news anchor Liputan 6 News SCTV, Anelies. Live Instagram tersebut juga diketahui sempat menjadi salah satu media untuk penggalangan dana penanganan COVID-19 di tahun 2020 lalu.
Sumber : akun Instagram @swaragamafm
Selain itu, minat penyiar radio yang tinggi juga didukung karena ciri anak muda sekarang lebih suka pekerjaan yang tidak terikat waktu, tapi tetap bisa mencapai tujuan seperti peribahasa sambil menyelam minum air.
Sumber : akun Instagram @radiohandayani
Kendati demikian, hal sebaliknya terjadi pada radio swasta lokal, Radio Handayani. Dalam tampilan Instagram, @radiohandayani dinilai kurang menarik dan informatif. Hal ini diduga berkaitan dengan segmentasi pasar dan pengelolaan yang belum maksimal.
ADVERTISEMENT
Penulis melihat bahwa pengelolaan terhadap radio swasta - lokal - masih rendah, dibandingkan dengan radio dengan jangkauan lebih luas. Hal itu dapat terjadi dikarenakan segmentasi pasar serta angka peminat yang berbeda yang membuat kekuatan segmentasi masing-masing radio tersebut pun memiliki perbedaan yang tampak signifikan.

Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Menarik Minat Masyarakat Terhadap Radio

Lantas, apa upaya yang dapat dilakukan radio guna menarik minat masyarakat terhadap siarannya?
Menurut pandangan penulis, sebuah stasiun radio tak hanya bisa menyapa para penggemarnya dari balik suara dan lagu. Pihak radio pun mampu mengajak para pendengar untuk bersapa rua melalui beberapa kegiatan. Berdasarkan informasi sadari salah satu penyiar dari RRI, kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya mengadakan program outdoor.
ADVERTISEMENT
Melalui program outdoor ini, hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan siaran live keadaan minggu pagi di pasar rakyat dengan OB Van yang dilengkapi mixer.
Tak hanya hanya itu, program outdoor juga dapat dilakukan dengan siaran ulang talkshow, sehingga audience yang tidak dapat menghadiri talkshow tersebut tetap dapat mengetahui poin informasinya melalui siaran ulang. Dengan adanya program outdoor ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih mengetahui eksistensi radio dan dapat menarik minat masyarakat untuk mendengarkan radio secara on air.
Lantas, menyediakan jasa pengelolaan acara yang dapat menarik minat perusahaan pemasang iklan juga menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk lebih dekat dengan audience.
Public relation berperan penting dalam melakukan langkah persuasi terhadap perusahaan pemasang iklan. Program atau acara yang disajikan radio menjadi dasar utama agar audience tertarik untuk mendengarkan radio tersebut, semakin menarik programnya, maka akan semakin banyak jumlah audience.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diharapkan dapat menarik minat perusahaan pemasangan iklan. Terutama, jika program tersebut sesuai dengan produk yang ingin diiklankan pemasang iklan, maka segmentasi pasarnya pun tetap sesuai dengan rencana awal segmentasi pemasang iklan sebelum iklan disiarkan di radio (Dori, 2012).
Kegiatan yang tidak kalah penting untuk dilakukan yaitu mempertahankan warna kedaerahan.
Bagi radio swasta (lokal) hal ini menjadi ciri khas karena dengan tetap menyiarkan mengenai budaya, pariwisata, dan event lokal maka kebutuhan informasi audience terhadap wilayah tersebut dapat terpenuhi.