Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pengaruh Media Sosial dalam Peningkatan COVID-19 di Indonesia
15 Juli 2021 19:43 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Venny Maudina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konspirasi COVID-19 yang dianggap lelucon yang saat ini sedang ramai di media sosial terkait peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Walaupun diungkapkan dengan tujuan komedi, namun tak sedikit masyarakat pengguna media sosial yang percaya akan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Lantas kemudian, hal buruk yang akan terjadi selanjutnya adalah masyarakat lain meniru tindakan yang hanya diam saja dan acuh ketika mengalami gejala-gejala COVID-19. Sikap acuh masyarakat terhadap keamanan kesehatan pribadi maupun orang-orang sekitar yang masih sangat tinggi sehingga penyebaran virus ini sangat mudah terjadi. Ketika sudah mengalami gejala, tak sedikit korban yang merasa diri nya baik-baik saja.
Lalu, apakah media sosial sebagai salah satu faktor penyebab ancaman kesehatan masyarakat?
Karena media sosial menjadi ranah kebebasan masyarakat untuk menyampaikan pikiran-pikirannya secara cepat dan praktis, menyebabkan suatu informasi menjadi sangat singkat untuk sampai kepada pengguna media sosial lainnya.
Dari adanya kemudahan akses penyampaian opini melalui media sosial, justru semakin mudah masyarakat menerima berita hoaks jika tidak memiliki keinginan untuk menelaah kembali.
ADVERTISEMENT
Sebagai sumber informasi dan hiburan saat ini, menjadikan media sosial memiliki peran penting dalam kegiatan sehari-hari. Kemajuan globalisasi dengan adanya perkembangan teknologi seperti kemajuan digital yang memudahkan kita dalam menjangkau informasi dari berbagai belahan dunia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan mutu dan kualitas hidup.
Adanya media sosial dapat digunakan masyarakat untuk tetap berkomunikasi dengan mudah tanpa terhalang jarak terutama pada kondisi saat ini yaitu pemberlakuan PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sehingga anjuran dari pemerintah ini mengharuskan masyarakat untuk lebih melakukan aktivitas di rumah saja. Hal ini tentunya menyebabkan banyak hambatan dalam situasi krisis karena pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Pandemi COVID-19 yang sudah memasuki negara Indonesia lebih dari satu tahun memiliki banyak sekali dampak buruk yang dirasakan oleh seluruh masyarakat dan negara. Dampak buruk dari COVID-19 yang sudah sangat meluas ini tentunya berdampak pada berbagai macam sektor seperti sektor ekonomi, lingkungan hidup, hingga terancamnya kesehatan yang juga dapat berujung pada kematian.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di Indonesia, negara-negara di seluruh dunia juga berjuang demi terwujudnya kehidupan yang sehat bebas dari virus yang berbahaya ini. Perjuangan yang dilakukan harus dimulai dari menjaga kesehatan pribadi dengan cara tidak keluar rumah jika bukan untuk urusan penting.
Kesehatan merupakan tanggung jawab bagi setiap individu dalam mencegah ancaman yang mengarah pada keamanan kesehatan masing-masing.
Kekhawatiran akan bahaya dari virus corona yang semakin hari semakin menurun hingga adanya anggapan asumsi masyarakat mengenai wabah COVID-19 yang hanya dianggap sebagai suatu konspirasi oleh sebagian orang sehingga kewaspadaan terhadap virus ini turun drastis terutama dibandingkan pada saat awal diterapkan lockdown oleh pemerintah.
Walaupun kemungkinan terbesar dalam kehidupan sehari-hari adalah fakta mengenai masyarakat yang harus terpaksa keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun tak sedikit pula masyarakat yang keluar rumah hanya untuk duduk santai atau jalan-jalan demi melepas penat semata.
ADVERTISEMENT
Tak jarang dalam unggahan di media sosial terlihat kurangnya kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker yang benar dan menjaga jarak di tengah aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Kelalaian pribadi seperti inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.
Media sosial yang seharusnya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan, namun juga menjadi wadah masyarakat mencari pembenaran-pembenaran terhadap tindakan yang tidak semestinya. Adanya kesamaan pola pikir dengan individu lain di media sosial sehingga memberikan keberanian lebih terhadap perbuatan yang tidak wajar.
Namun, apakah kita dapat menyalahkan media sosial akibat pengaruh buruk yang diterima oleh masyarakat mengenai penurunan kewaspadaan terhadap pandemi COVID-19 saat ini? Tentu tidak!
ADVERTISEMENT
Media sosial sebagai bentuk kemajuan globalisasi yang seharusnya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita karena memberikan kemudahan dalam banyak hal. Kita sebagai masyarakat generasi milenial sepatutnya untuk berpikir kritis dalam penerimaan informasi yang didapat demi keamanan pribadi maupun keamanan bersama.
Justru dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, media sosial dapat dimanfaatkan sebagai pencegahan bahaya yang dapat mengganggu keamanan negara. Melihat dari sisi bagaimana media sosial memberitahukan kenaikan angka masyarakat yang terkena COVID-19, seharusnya menjadi tamparan bagi kita pengguna media sosial untuk lebih ketat menjaga kesehatan pribadi dan orang-orang di sekitar kita agar terhindar dari virus yang berbahaya ini.
Mari kembali meningkatkan kesadaran dalam diri!
Diperlukan kembali peningkatan kesadaran dari dalam diri mengenai bahaya nya virus corona ini dengan menelaah kembali berita-berita yang tersebar di media sosial dan berpikir jernih dalam melakukan segala tindakan sehingga penyebaran virus dapat diminimalisir dan masyarakat akan kembali merasakan hidup sehat tanpa harus menggunakan masker jika keluar rumah. Dengan ini, negara juga akan semakin cepat dalam mengatasi penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT