Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Surat Protes Aeshnina Terkait Sampah Impor sebagai Isu Lingkungan Asia Tenggara
26 Desember 2021 17:23 WIB
Tulisan dari Venny Maudina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ramainya berita mengenai aksi protes dengan mengirimkan surat kepada negara-negara yang mengekspor sampah plastik negara nya ke Indonesia ini dilakukan oleh gadis cilik asal Gresik, Indonesia, yaitu Aeshnina Azzahra Aqilani.
ADVERTISEMENT
Kepedulian Aeshnina terhadap isu lingkungan karena dampak yang ditimbulkan dari adanya ekspor sampah ini berpengaruh pada pencemaran lingkungan yang berbahaya di masa yang akan datang. Kerusakan lingkungan oleh sampah plastik yang awalnya merupakan permasalahan domestik mulai menyebar dan meningkat menjadi isu internasional akibat pengelolaan sampah domestik mempengaruhi hubungan internasional di ASEAN.
Dampak sampah sebagai isu lingkungan menjadi lebih luas karena permasalahan dalam pengelolaan tidak hanya mencakup dalam negeri namun juga menjadi tempat pembuangan sampah bagi negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, dan Jerman.
Dari adanya isu lingkungan ini tentunya juga menimbulkan konflik antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara karena tujuan dari impor sampah yang seharusnya dilakukan daur ulang justru menimbulkan permasalahan baru yakni sampah plastik tersebut berpotensi terhadap pencemaran udara dan air, merusak biota laut serta ekosistem, dan juga menimbulkan penyakit pada manusia melalui rantai makanan akibat regulasi yang lemah dalam sistem manajemen limbah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kebijakan pengelolaan sampah yang salah dalam suatu negara dapat berdampak bagi negara-negara tetangga karena kesalahan yang tertimbun dapat menyebabkan permasalahan lingkungan baru di kemudian hari seperti banjir akibat sampah. Isu lingkungan oleh sampah yang menjadi permasalahan kompleks serta dampaknya menggambarkan karakteristik masyarakat, peradaban, negara, serta kawasan.
Dari adanya surat protes yang dilakukan oleh Aeshnina terkait impor sampah yang dirasakan oleh Asia Tenggara khususnya Indonesia menandakan bahwa negara-negara ASEAN belum mampu dalam menangani permasalahan sampah. Lantas, bagaimana seharusnya penanganan isu lingkungan akibat sampah ini?
Impor sampah dari luar negeri yang terus berdatangan padahal penanganan limbah dalam negeri masih belum bisa dikelola dengan baik. Aksi protes yang dilakukan Aeshina dengan tulisan suratnya yang ditujukan kepada pemimpin negara-negara maju mengenai penolakan sampah impor ke dalam negeri nya karena dampak buruk dari pencemaran lingkungan akibat sampah sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat karena memiliki dampak terhadap kesehatan udara dan air.
ADVERTISEMENT
Isu lingkungan domestik pun meluas hingga mencakup penanganan bersama dalam skala internasional yakni kerjasama regional demi keamanan bersama.
Upaya kolaboratif yang dilakukan negara-negara ASEAN untuk melawan masalah sampah plastik laut global walaupun belum ada rencana yang spesifik untuk mengatur sampah plastik lautan di tingkat regional, namun setiap negara sudah memiliki kebijakan masing-masing untuk mengelola sampah di dalam wilayah mereka seperti pemberlakukan larangan penggunaan plastik sekali pakai oleh pemerintah Malaysia, kemudian rencana pemberlakuan pajak sampah yang didiskusikan oleh pemerintah Thailand, pembaharuan teknologi daur ulang sampah dan pengembangan kapal pengumpul sampah oleh pemerintah Indonesia, serta deklarasi komitmen nasional untuk melawan sampah plastik laut yang sudah dilakukan oleh negara Singapura dan Vietnam.
Greenpeace merekomendasikan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh negara-negara ASEAN dalam menanggulangi sampah seperti penetapan kebijakan regional holistik yang diarahkan secara besar-besaran untuk memfasilitasi sistem alternatif yang dapat mengurangi sampah plastik sekali pakai.
ADVERTISEMENT
Melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Thailand pada tahun 2019 lalu, menyepakati Deklarasi Bangkok mengenai perlawanan terhadap sampah laut di tingkat regional Asia tenggara serta kesepakatan dalam menanggulangi sampah impor.
Walaupun adanya nilai ekonomi yang dihasilkan dari impor sampah plastik, namun masalah yang ditimbulkan bagi kesehatan lingkungan sangat besar.
Berkat tulisan Aeshnina, impor sampah Indonesia mengalami penurunan tajam jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Aeshnina sebagai contoh bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia mengenai pentingnya untuk bersikap kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Pencemaran lingkungan oleh sampah meskipun bukan merupakan permasalahan yang urgensi, namun menjadi peringatan bagi masyarakat dunia bahwa adanya proses transfer sampah dari suatu negara ke negara lain menimbulkan perubahan lingkungan yang dapat memperburuk keadaan terutama di masa yang akan datang. Sampah impor yang menjadi ancaman besar bagi keamanan negara khusus nya keamanan lingkungan juga dapat meluas hingga permasalahan politik dan hubungan internasional.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan bersama dalam menanggulangi permasalahan sampah ini yakni memperjelas hukum mengenai sistem ekspor impor dan penegakan aturan yang tegas sebagai strategi untuk mengelola sampah serta yang terpenting adalah kesadaran dari seluruh masyarakat untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. Penanganan masalah sampah nasional yang tepat sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan regional.
Mari kita bersama-sama memulai mengurangi penggunaan plastik demi menjaga lingkungan!