Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal dan Mengatasi Burnout: Mengapa Kesehatan Mental Sangat Penting?
10 Juli 2024 12:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lusi Cantika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah anda sedang merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional, penurunan motivasi dan kinerja, serta munculnya sikap negatif pada diri sendiri bahkan terhadap orang lain? Bisa jadi anda sedang mengalami burnout, hal ini dapat terjadi ketika seseorang sudah merasa lelah berlebihan sehingga tidak mampu berkegiatan, atau ketika tidak ada lagi keseimbangan antara kerja atau belajar dengan kehidupan pribadi.
Yuk kita bahas apa itu burnout?
ADVERTISEMENT
Burnout adalah masalah kesehatan mental yang mempengaruhi banyak orang di banyak kelompok pekerjaan. Burnout memiliki banyak konsekuensi bagi individu termasuk penyakit fisik, meningkatnya perasaan putus asa, penurunan performa beraktivitas seperti bekerja atau belajar, mudah marah, tidak sabar, dan hubungan interpersonal yang buruk seperti dengan keluarga/rekan kerja/orang lain sampai suicidal thought. Pada kasus yang parah, burnout dapat menyebabkan penurunan fungsi eksekutif, perhatian, dan memori. Burnout dapat dinilai tingkat keparahan dan penyebabnya, dan diatasi dengan intervensi individu. Dengan mengatasi burnout, anda dapat meningkatkan kesehatan pribadi, serta meningkatkan kepuasan dan kualitas kerja.
Terdapat tiga dimensi atau tiga tanda yang mendefinisikan kondisi burnout yaitu:
1. Exhaustion
Perasaan kelelahan yang meningkat, merasa lemah, kekurangan energi secara fisik maupun emosional karena sumber daya emosional terkuras. Sebagian besar pada saat kita berbicara tentang kelelahan beraktivitas, kita sebenarnya lebih merasa kelelahan secara emosional, dan perasaan ini seperti seseorang merasa tidak lagi dapat memberikan yang terbaik dari diri mereka sendiri pada tingkat psikologis.
ADVERTISEMENT
2. Cynicism
Atau juga disebut depersonalisasi yaitu saking lelahnya mulai ada perilaku dan mindset negatif kepada orang lain. Jadi mudah kesal, tidak ingin bersosialisasi atau menarik diri dari sosial dan juga idealisme mulai hilang. Berkurangnya pencapaian pribadi, mengacu pada kecenderungan untuk mengevaluasi diri sendiri secara negatif. Seseorang mungkin merasa tidak bahagia dengan diri mereka sendiri dan tidak puas dengan pencapaian mereka dalam semua hal yang dikerjakannya. Sinisme menambah kelelahan emosional.
3. Inefficacy
Produktivitas atau pencapaian yang menurun, termasuk juga hilangnya kepercayaan diri dalam bekerja. Sangat berbahaya saat ketiganya terjadi bersamaan dan dibiarkan saja atau tidak ditindaklanjuti karena brutal adalah efek jangka panjang dari situasi kerja yang menekan. Rasa tidak berdaya, merasa tidak mampu, merasa tidak percaya diri untuk melakukan hal ini.
ADVERTISEMENT
Aspek-aspek lingkungan hidup yang mungkin berkontribusi terhadap burnout:
1. Workload (beban kerja): jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Beban kerja mengukur sejauh mana tuntutan pekerjaan atau tugas yang terlalu banyak dapat merembet ke dalam kehidupan pribadi seseorang. Hal ini mencerminkan beban sosial, fisik, dan intelektual dari tuntutan pekerjaan.
2. Control (kontrol): kesempatan untuk membuat pilihan dan keputusan, untuk memecahkan masalah, dan untuk berkontribusi pada pemenuhan tanggung jawab. Kontrol adalah partisipasi dalam keputusan penting tentang pekerjaan atau tugas.
3. Reward (penghargaan): pengakuan finansial dan sosial yang diterima atas kontribusi dalam pekerjaan atau tugas yang dikerjakan. Imbalan mencakup pujian, penghargaan, nilai, tunjangan, dan gaji.
4. Community (komunitas): kualitas konteks sosial di tempat kerja, meliputi hubungan dengan manajer, kolega, bawahan, dan pasien. Serta konteks sosial di lingkungan sekolah, meliputi hubungan dengan teman-teman, serta para guru.
ADVERTISEMENT
5. Fairness (keadilan): sejauh mana organisasi memiliki aturan yang konsisten dan adil bagi semua orang, atau kualitas keadilan dan rasa hormat di tempat kerja maupun pendidikan.
6. Values (nilai-nilai): apa yang penting bagi individu dalam pekerjaan mereka. Fokusnya adalah konsistensi antara nilai-nilai pribadi dan nilai yang melekat pada orang lain.
Pertanyaan yang banyak ditanyakan orang adalah apakah merasa kelelahan itu normal? Haruskah saya mengabaikannya atau berjuang melaluinya? Jawabannya tentu berjuang melaluinya. Penting untuk memperhatikan kesehatan mental dan memikirkan mengapa anda merasa kelelahan.
Ingatlah, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan fisik. Dengan memahami dan mengatasi burnout, kita dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas kita secara keseluruhan. Jangan biarkan burnout menguasai hidupmu, ambil tindakan sekarang untuk merawat kesehatan mental anda.
ADVERTISEMENT