Islam, Perempuan, dan Kemuliaannya

FITHA AYUN LUTVIA NITHA
Fitha Ayun Lutvia Nitha lulusan Magister Hukum Universitas Negeri Semarang, dengan IPK 4,00 dan lama studi 1 tahun 6 bulan
Konten dari Pengguna
9 Maret 2023 8:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FITHA AYUN LUTVIA NITHA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peringatan Hari Perempuan Internasional merupakan seruan atas kesetaraan gender perempuan seluruh dunia. Sumber : dokumentasi peribadi
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Perempuan Internasional merupakan seruan atas kesetaraan gender perempuan seluruh dunia. Sumber : dokumentasi peribadi
ADVERTISEMENT
Belum lama ini kita telah memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD),tepatnya tanggal 8 Maret 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Munculnya gagasan terkait perayaan hari perempuan ini menandakan bahwa memang ada suatu keistimewaan tersendiri dari sosok perempuan di mata dunia.
Begitupun dalam ajaran islam perempuan memang tercipta sangat istimewa, maka sudah seyogyanya sebagai umat muslim kita dituntut untuk menjaga harkat dan martabatnya sebagai Muslimah.

Kilas Balik Peringatan Hari Perempuan Internasional

Ilustrasi wanita makan kue. Foto: miya227/shutterstock
Awal mula pencetusan peringatan International Women's Day (IWD) pada 1908 ketika 15.000 perempuan melakukan aksi demo di New York Amerika Serikat, menyuarakan hak mereka atas kebebasan segala bentuk kekerasan, serta seruan tentang kesetaraan gender khususnya dalam peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.
Dari situlah Hari Perempuan Internasional disarankan untuk diperingati di setiap negara sebagai bentuk dukungan aksi tuntutan perempuan.
ADVERTISEMENT
Gagasan ini pun disetujui Konferensi perempuan dari 17 negara yang beranggotakan total 100 perempuan. Sejumlah pergerakan perempuan di Rusia menggelar aksi damai menentang Perang Dunia I pada 8 Maret 1913.
Dan setahun kemudian, perempuan di seantero Eropa menggelar aksi yang sama di tanggal yang sama. Di era Perang Dunia II. Maka 8 maret digunakan seluruh dunia sebagai momentum advokasi kesetaraan gender dan diakui keberadaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1975.

Kasus Kekerasan Perempuan Masih Tinggi di Indonesia

Kasus kekerasan seksual rata-rata naik 19,6 % per tahunnya di Indonesia. Sumber : dokumentasi pribadi
Namun cukup disayangkan, meski seringkali sejumlah aktivis telah menyuarakan hak-hak perempuan terkait kebebasan atas segala bentuk kekerasan khususnya dalam peringatan-peringatan hari perempuan nasional maupun internasional, faktanya angka kekerasan pada perempuan masih sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam penghimpunan CATAHU pada 2021 Komnas Perempuan menemukan peningkatan persentase angka kekerasan seksual yang cukup mencengangkan tepatnya dalam kurun 10 tahun terakhir. Dari data yang awalnya menginjak angka 105.103 kasus pada tahun 2010, terus bertambah hingga capai 299.911 kasus di tahun 2020.
Kesimpulannya rata-rata kenaikan kisaran 19,6% per tahunnya. Seharusnya dengan adanya peringatan tersebut baik pemerintah maupun masyarakat bisa turut andil dalam menjaga dan merealisasikan keamanan bagi seluruh perempuan Indonesia.

Islam dalam Memuliakan Perempuan

Ilustrasi wanita berhijab Foto: dok. Thinkstock
Dalam islam kemuliaan sosok perempuan bahkan diabadikan pada surat keempat, An-Nisa (perempuan), dan disebutkan sebanyak 59 kali di dalam Al Quran. Bahkan setidaknya, ada lima keistimewaan perempuan yang disebut dalam Al Quran dan hadis, di antaranya yakni:
ADVERTISEMENT
Perempuan salihah lebih baik dari bidadari surga. Para bidadari surga akan kalah dari keistimewaan perempuan salihah yang ada di dunia. Inilah yang membuat perempuan lebih mulia dibandingkan para bidadari surga.
Kemudian perempuan diberi pengecualian dalam beribadah. Sebagai perempuan tentu akan mengalami haid dan nifas, hal inilah yang menjadi pengecualian dari Allah SWT untuk tidak melaksanakan salat atau puasa.
Pada wanita yang hamil dan melahirkan setara dengan jihad. Pengorbanan luar biasa hidup dan mati seorang wanita ketika hamil dan melahirkan disejajarkan dengan jihad.
com-Ilustrasi dua wanita berhijab sedang menikmati makanan Foto: Shutterstock
Sebuah hadis menyebutkan, "Mati syahid ada tujuh selain yang terbunuh di jalan Allah, orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya." (HR Abu Daud 3111 dan disahihkan al-Albani).
ADVERTISEMENT
Selain itu perempuan juga diberikan keistimewaan dapat masuk surga dari pintu mana pun. Satu bukti kasih sayang Allah SWT kepada kaum perempuan yang dapat masuk surga dari pintu mana pun.
Ilustrasi ibu dan anak salat. Foto: Shutter Stock
Namun, Rasulullah SAW juga telah menjelaskan bahwa perempuan tersebut harus melaksanakan empat hal, yakni menunaikan salat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjauhi zina, dan berbakti kepada suami.
Terakhir seperti yang sering kali kita dengar bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Kedudukan seorang ibu memang sangatlah agung. Bahkan, surga pun berada di bawah telapak kakinya. Hal ini juga menjelaskan pentingnya berbakti dan menghormati seorang ibu.
Karena itulah, mari kita muliakan para perempuan, seperti kita memuliakan ibu kita masing-masing. Semoga di setiap peringatan-peringatan tersebut kita sebagai umat muslim senantiasa ikut andil dalam menjaga harkat, martabat, serta hak-hak perempuan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT