Konten dari Pengguna

Tips dan Trik Memilih Pondok Pesantren yang Tepat untuk Anak

FITHA AYUN LUTVIA NITHA
Fitha Ayun Lutvia Nitha lulusan Magister Hukum Universitas Negeri Semarang, dengan IPK 4,00 dan lama studi 1 tahun 6 bulan
9 Agustus 2023 13:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FITHA AYUN LUTVIA NITHA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesantren menjadi incaran orangtua sebagai tempat belajar keilmuan agama bagi anaknya. Sumber : dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pesantren menjadi incaran orangtua sebagai tempat belajar keilmuan agama bagi anaknya. Sumber : dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Instansi pendidikan Pondok Pesantren Al-Zaytun memang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia, karena ajarannya yang dinilai menyimpang dari syariat Islam. Bahkan beberapa hari lalu menurut informasi dari pihak Penyidik Bareskrim Polri pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Panji Gumilang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama. Dan kini dirinya juga tengah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri.
ADVERTISEMENT

Pemerintah Menata Ulang Sistem Pendidikan Al-Zaytun

Merespons kegaduhan tersebut, tentunya pemerintah harus sesegera menata ulang kurikulum pembelajaran pesantren tersebut, pemerintah juga harus segera melakukan perombakan kepengurusan yang baru agar berjalan efektif. Sehingga baik yang terkait dengan konten pendidikan maupun yang terkait dengan sistem pembinaan para santri itu tetap bisa berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pastinya harus sejalan dengan ajaran syariat islam. Harapannya ke depan Ponpes Al-Zaytun bisa kembali menjadi lembaga pendidikan Islam yang cemerlang dalam hal penguatan keilmuan keagamaan sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, para santrinya juga memiliki kekuatan dan komitmen pada ideologi Pancasila.

Golongan Sesat dalam Islam

Melihat fenomena al zaytun, lantas bagaimana gambaran orang-orang yang sesat? Yakni mereka adalah orang-orang yang beraliran sesat? yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada akhirat dan menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
ۨالَّذِيْنَ يَسْتَحِبُّوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ
“(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS Ibrahim ayat 3)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih menyukai kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi, menghalangi orang lain dari jalan Allah SWT, dan menginginkan agar orang-orang menjauhi jalan lurus yang diberikan Allah kepada manusia, mereka itu sesat sejauh-jauhnya.
Mereka golongan kafir tidak hanya mengingkari Al-quran, tetapi juga menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti jalan yang benar itu. Yaitu menghalangi manusia mengenal ajaran Islam dan menjadikannya pedoman hidup. Dengan demikian, mereka adalah orang-orang yang sesat dan berusaha menyesatkan orang lain, sehingga kejahatan mereka berlipat ganda.
ADVERTISEMENT
Selain itu mereka juga berusaha dengan berbagai tipu daya agar jalan lurus yang ditunjukkan Allah SWT itu menjadi bengkok. Mereka menukar ayat-ayat Allah SWT dengan apa yang sesuai dengan kehendak hawa nafsu dan maksud jahat mereka. Dengan demikian, maka kesalahan yang mereka lakukan menjadi berlipat ganda lagi. Sewajarnyalah mereka itu ditimpa kemurkaan Allah SWT karena mereka itu telah sesat dan kafir.
Tips Trik Memilih Pesantren yang Baik untuk Anak
Ilustrasi kegiatan pesantren. Sumber : dokumentasi pribadi

Pertama Sesuaikan Pesantren yang Hendak Dipilih dengan Afiliasi Kultural Anda

Yakni dengan penyesuaian kultur, jika anda dan keluarga orang yang secara kultural berlatar belakang NU (Nahdlatul Ulama) seperti suka tahlil, qunut, maulid Nabi, dll, maka carilah pesantren NU. Jika anda dan keluarga adalah seorang Muhammadiyah, maka sebaiknya pilihlah pesantren Muhammadiyah. Selain itu penting juga kita mengetahui latar belakang pengasuh pesantren agar putra putri kita sesuai aliran ideologinya dengan anda.
ADVERTISEMENT

Kedua perhatikan Tipe, Sistem dan Model Pendidikan Pesantren

Umumnya pesantren Indonesia terdapat dua tipe pondok pesantren, Salaf (tradisional) dan Modern (Terpadu, Ashriyah). Pondok salaf lebih fokus mengkaji pada kitab-kitab kuning dengan sistem pengajian tradisional (seperti sorogan, wetonan, dan bandongan). Sedangkan pondok modern pendidikannya memadukan ilmu agama dan umum, dan terdapat jenjang pendidikan seperti tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah. Pesantren modern biasanya juga terdapat kegiatan ekstrakurikulernya, layaknya sekolah umum, hanya saja pesantren lebih bervariasi. Nah dari dua pilihan tersebut orang tua bisa menentukan terlebih dahulu, si anak maunya pesantren yang jenis seperti apa, Salaf atau Modern. Karena hal ini juga berpengaruh terhadap hasil outputnya nanti.

Ketiga Perhatikan Biaya Pendidikannya

Biaya pendidikan adalah salah satu komponen pendukung jalannya kegiatan dan proses belajar mengajar, dan ini merupakan bagian dari pada salah satu pengorbanan dalam menuntut ilmu. Sebab, tidak sedikit anak-anak putus pendidikannya di pesantren karena terkendala pada biaya. Meski demikian bagi orang tua yang kurang mampu tidak perlu khawatir, karena bisa memilih pondok pesantren yang mempunyai program menggratiskan biaya pendidikan bagi santrinya.
ADVERTISEMENT

Empat Perhatikan Sarana dan Prasarana Pesantren

Fasilitas pendidikan juga merupakan salah satu bagian dari penunjang kesuksesan pendidikan anak. Hal ini memang bukan rumus yang baku, karena ada juga pesantren minim fasilitas namun berhasil melahirkan output santri yang berkualitas.

Lima Perhatikan Kegiatan Formal dan Informal Pesantren

Umumnya kegiatan pesantren satu dengan lainnya berbeda-beda tergantung pada sistem dan pola pendidikan di pesantren tersebut, meskipun ada satu dua hal yang sama. Biasanya si anak akan memilih pesantren yang terdapat kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, terutama dalam kegiatan ekstrakurikulernya. Misalkan juga jika menginginkan si anak menjadi penghafal Al Qur’an maka pilih pesantren dan fokus pada penghafalan Al Qur’an yang otomatis kegiatannya lebih ringan, lebih banyak waktu untuk kegiatan penghafalan.

Enam Perhatikan Kurikulum Pendidikannya

Perhatikan kurikulum pesantren terlebih dahulu juga penting, menyesuaikan dengan kemampuan anak. Sebab, tidak sedikit anak yang tidak betah di pesantren yang akhirnya pindah karena ketidakmampuan anak menyerap sejumlah pelajaran yang ada.
ADVERTISEMENT

Tujuh Letak Strategis dan Geografis Pesantren

Memilih pesantren yang dekat dan mudah dijangkau agar mudah mengunjungi anak ataupun mudah menemuinya. Namun memilih pesantren yang dekat kerap kali membuat anak tidak betah di pesantren, karena jadi mudah teringat dengan rumah, dan mudah minta izin pulang. Atau memilih pesantren yang jauh dari rumah dan ini lebih baik untuk membuat anak lebih kuat dan mandiri di pesantren. Dengan catatan orang tua harus siap, harus kuat jauh dari anak, bahkan kalau bisa letaknya melewati kabupaten atau provinsi. Agar si anak tidak sering minta izin pulang.

Terakhir Perhatikan Kenyamanan dan Keamanan Pesantren

Kenyamanan dan keamanan salah satu faktor membuat anak betah di pesantren. Umumnya lokasi pesantren di pedesaan dan terpencil akan lebih nyaman dan asri, sedikit jauh dari perumahan masyarakat, dan ini lebih banyak diminati, sebab tidak terlalu terganggu dengan aktivitas masyarakat. Demikian semoga bermanfaat.
ADVERTISEMENT