Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Nuzulul Qur'an: Dialog Antara Langit dan Bumi Dalam Narasi Ketuhanan
13 Oktober 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Al quran merupakan kitab suci umat islam yang menjadi pedoman hidup dalam segala aspek kehidupan. Tidak hanya dianggap sebagai wahyu illahi,Al Quran juga memiliki kisah yang penuh hikmah dalam proses penurunannya kepada Nabi Muhammad karena Al Quran tidak diturunkan secara langsung dan berbentuk mushaf tetapi turun dengan proses yang sangat panjang dan memakan waktu yang sangat lama, proses penurunan nya pun tidak terlepas dari peran malaikat jibril yang menjadi perantara antara Allah dan Nabi Muhammad SAW. Nuzulul Qur'an atau turunannya al Qur'an adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah peradaban manusia. Ia menandai dimulainya dialog antara langit dan bumi, serta memulai misi Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Tetapi juga sebagai simbol antara langit dan bumi serta makna teologis yang terkandung dalam peristiwa ini.
ADVERTISEMENT
Dalam peristiwa nuzulul Qur'an umat islam memperingatinya pada bulan ramadan khususnya tanggal 17 ramadan. Itu adalah waktu refleksi spiritual yang mendalam. Dalan agama islam nuzululquran bukan sekedar peristiwa historis,melainkan juga merupakan sebuah simbol dari komunikasi suci antara Allah dan umat manusia. Al Qur'an sebagai wahyu terakhir, memposisikan dirinya sebagai jembatan antara langit dan bumi, dimana pesan-pesan illahi disampaikan melalui bahasa yang biaa di pahami manusia. Dialog ini dimulai pada malam lailatul Qadar malam yang digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan seperti pada QS. AL Qadr ayat 3. Al Qur'an turun secara bertahap kurang lebih 23 tahun dari ketika Nabi muhammad saw berusia 40 tahun hingga wafatnya pada usia 63 tahun. Turunnya wahyu secara bertahap ini memiliki beberapa hikmah. Salah satunya untuk memberikan kesempatan bagi umat islam saat itu untuk memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya secara bertahap. Malaikat jibril secara konsisten menyampaikan wahyu-wahyu tersebut kepada Nabi muhammad saw baik saat berada di tengah masyarakat,peperangan,maupun saat beliau sedang beribadah.
ADVERTISEMENT
Mulainya penurunan Al Qur'an pada suatu malam saat nabi Muhammad saw sedang bermeditasi memikirkan masalah umatnya di Gua Hira, malaikat jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama dengan berkata "iqra" (bacalah!). Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca merasa terkejud dan menjawab bahwa dia tidak bisa membaca. Namun malaikat jibril mengulangi perintah tersebut sampai 3 kali hingga Nabi Muhammad menerima wahyunya yang pertama yaitu Surah Al Alaq ayat 1-5 pada 17 ramadan ayatnya berbunyi:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui"
(QS. Al Alaq ayat 1-5)
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini menandakan dimulainya misi kenabian beliau, sekaligus awal dari penyampaian pesan-pesan dari Allah yang akan membimbing umat manusia menuju jalan yang benar. Dalam proses penyampain wahyu Malaikat jibril memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai perantara antara Allah dan Nabi muhammad saw. Tidak hanya bertugas menyampaikan ayat-ayat illahi, tetapi juga memberikan pemahaman kepada Rasulullah mengenai makna yang terkandung didalamnya dan juga sebagai simbol dari kesucian dan kemurnian komunikasi antara langitdan bumi. Setiap kali Jibril menyampaikan wahyu, Nabi merasakan beban fisik yang berat, menunjukkan betapa besar kekuatan spritual yang dibutuhkan untuk menerima firman Allah. Sepanjang periode ini jibril secara konsisten menyampaikan wahtu sesuai dengan perintah Allah baik berupa petunjkehidupan, hukum-hukum syariat, maupun peringatkan kepada umat manusia.
ADVERTISEMENT
Dialog antara langit dan bumi ini bukanlah komunikasi satu arah. Tetapi sering kali Al Qur'an berperan sebagai respon langsung dari berbagai pertanyaan,kebingungan, atau keraguan yang muncul dikalangan umat khususnya sahabat Nabi muhammad. Mereka sering kali mengajukan pertanyaan kepada Nabi dan Allah menjawab melalui wahyu-Nya. Contohnya dalam surah Al-Baqarah ayat 189 tentang bulan sabit
يَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الْاَ هِلَّةِ ۗ قُلْ هِيَ مَوَا قِيْتُ لِلنَّا سِ وَا لْحَجِّ ۗ
" mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, "itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji."
Ini menunjukkan Al Qur'an adalah kitab yang dinamis tidak hanya membicarakan kejadian dimasa lalu tetapi juga setiap masa yang datang seterusnya, memastikan dialog antara langitdan bumi terus hidup dan bermanfaat sepanjang masa sebagai narasi ketuhanan Al Qur'an tidak hanya menegaskan kekuasaan Allag yang mutlak tetapi juga menunjukkan kesempurnaan Allah sebagai pencipta dan juga memperlihatkan hubungan yang penuh kasih dan rahmat antara Allah dengan makhluk-Nya. Dialog antara langit dan bumi melalui Al Qur'an juga menawarkan ketenangan dan kebijaksanaan yang tak tertandingi.
ADVERTISEMENT
Nuzulul Qur'an adalah peristiwa penting yang menandai turunnya Al Qur'an dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang menunjukkan adanya dialog langsung antara langit dan bumi. Al Qur'an sebagai wahyu ilahi berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, tidak hanya untuk menyelesaikan persoalan spiritual, tetapi juga memberikan petunjuk moral dan sosial yang relevan di setiap zaman. Dalam narasi ketuhanan, Nuzulul Qur'an menegaskan kekuasaan Allah yang mutlak, sekaligus memperlihatkan kasih sayang dan rahmat-Nya yang besar kepada seluruh makhluk. Peristiwa ini menciptakan hubungan yang terus hidup antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya, di mana Al Qur'an hadir sebagai sarana komunikasi ilahi yang menawarkan solusi, kedamaian, dan kebijaksanaan tanpa batas waktu.
Azzahra mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ADVERTISEMENT